Jakarta - Lhok Seudu di Aceh ternyata punya pesona keindahan alam yang menakjubkan. Selain jadi perkampungan nelayan, kawasan ini juga memiliki beberapa hal menarik untuk dilihat traveler.Sambil menyelam minum air. Mungkin peribahasa itu cocok untuk menggambarkan perjalanan saya kali ini. Berawal dari perjalanan dinas ke Banda Aceh, saya melanjutkan perjalanan dengan mengambil cuti beberapa hari untuk mengeksplorasi daerah Aceh Besar.Bukan Pantai Lhok Nga atau Lampuuk yang sudah familiar bagi wisatawan yang menjadi tujuan saya, melainkan daerah Lhok Seudu. Kawasan ini bisa dibilang masih sangat sepi dari para wisatawan. Wajar saja, publikasi yang kurang dan jaraknya yang relatif jauh dari kota Banda Aceh mungkin menjadi salah satu alasan orang sedikit enggan ke sana. Disamping itu lokasi ini juga lebih terkenal sebagai perkampungan nelayan dibandingkan loaksi wisata.Namun hal tersebut justru membuat saya semakin tertarik untuk ke sana. Dengan menggunakan sepeda motor, saya harus menempuh jarak sekitar 30-an kilometer dari kota Banda Aceh. Jalanan mulus dan lebar yang dibangun saat masa rehabilitasi pasca tsunami membuat saya bisa memacu kendaraan lumayan kencang. Satu-satunya yang saya takutkan diperjalanan adalah kalau ban bocor. Jalanan yang minim pemukiman bisa membuat saya mendorong sepeda motor berkilo-kilo meter untuk menemukan tukang tambal ban. Syukurnya mimpi buruk itu tidak sampai terjadi.Sepanjang perjalanan banyak sekali hal menarik yang bisa dijumpai. Tapi daripada menyebutkan satu persatu keindahan yang bisa dijumpai di sepanjang jalan kota Banda Aceh hingga daerah Keudee Bieng dan Lhok Nga, Anda tinggal googling saja untuk mengetahui apa saja yang menarik di daerah itu. Saya lebih tertarik untuk menggambarkan keindahan yang dijumpai setelah melewati daerah Lhok Nga.Dimulai dari jalan menanjak usai melewati Taman Tepi Laut, dari pinggir jalan saya bisa menikmati pemandangan indah pantai dari atas bukit. Selepas bukit ini jalanan kembali datar. Sesekali saya bisa melihat pantai di sebelah kanan jalan. Di sepanjang jalan saya menjumpai beberapa sungai. Salah satunya memiliki pemandangan yang cukup indah. Saya sempat berhenti beberapa menit untuk mengabadikan keindahan sungai yang di atasnya dilintasi jembatan dengan struktur rangka baja tersebut. Bukit dan pepohonan lebat disekelilingnya membuat sungai ini lebih mirip sebuah danau.Matahari yang semakin menanjak ke langit mengharuskan saya untuk tancap gas melanjutkan perjalanan. Beberapa kilometer kemudian saya mulai menemukan perkampungan nelayan. Artinya lokasi tujuan sudah dekat. Ada hal menarik lagi yang dijumpai. Deretan lapak pedagang ikan asin yang memajang ikan hingga gurita ukuran besar yang sudah diolah menjadi objek yang sangat menarik bagi penggemar fotografi human interest.Selepas lokasi ini saya membelokkan kendaraan ke kanan jalan untuk menuju ke bibir pantai. Tidak seperti pantai umumnya yang dihiasi pasir putih, pantai Lhok Seudu ini dipenuhi batu dan karang yang sudah mati. Sepertinya karang-karang ini adalah bekas hempasan tsunami 11 tahun lalu. Di kejauhan terlihat Ujung Suedu. Sekilas bukit itu mirip pulau. Tapi sebenarnya tepi pantainya masih bersambung dengan daratan di sebelahnya.Tidak sampai setengah jam saya berada di sana. Awan mendung yang semakin gelap ditambah rintik hujan yang mulai membasahi kamera mengharuskan saya bergegas untuk kembali ke kota dan mengurungkan niat menjelajah lebih jauh daerah Lhok Seudu.Yah, mungkin itu sebagai pertanda agar saya kembali ke sana untuk mengeksplorasi dan mengenalkan lebih banyak keindahan Lhok Suedu ke khalayak ramai.Semoga saja kawasan ini menjadi salah satu primadona destinasi wisata di Aceh Besar. Tapi yang pasti bagi traveler yang berkunjung ke sana harus menjaga kebersihan dan keindahan alami pantainya agar kita bisa menikmati keindahan itu selamanya.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang