Laskar Gerhana
Berburu Gerhana Matahari Total di Tanah Rempah, Ternate
Jumat, 18 Mar 2016 09:55 WIB

Mrkaskus
Jakarta - Ternate adalah salah satu lokasi yang dilewati Gerhana Matahari Total beberapa waktu lalu. Pengalaman yang tak terlupakan bagi para Laskar Gerhana.Waktu menunjukkan pukul 05.00 WIT saat para Laskar Gerhana tiba di Pelabuhan Bastiong Ternate, di mana Kapal Bakamla KN Kuda Laut dan KN Gajah Laut sudah menunggu. Sembari menanti kapal siap, kami sarapan di atas kapal dengan suguhan sunrise yang menyinari Pulau Tidore dan Pulau Halmahera. Sungguh luar biasa lukisan alam ciptaan-Mu ya Tuhan.Saya sendiri mendapat kesempatan untuk menaiki kapal KN Gajah Laut yang khusus didatangkan dari Bitung untuk menemani Laskar Gerhana menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT). Pukul 06.00 WIT, kedua kapal mulai menjauhi dermaga dan berlayar menuju titik koordinat yang sudah ditentukan sebelumnya.Kurang lebih 1,5 jam perjalanan kami ditemani oleh indahnya perairan Maluku Utara. Akhirnya kami tiba di spot terbaik untuk melihat GMt dari Ternate. Sangat beruntung sekali kami mendapatkan kesempatan seperti ini.Teriknya matahari saat itu sama sekali tidak menyurutkan semangat para Laskar Gerhana untuk menantikan datangnya GMT. Kami semua sudah bersiap dengan kacamata khusus gerhana terpasang di mata. Menantikan detik-detik terjadinya proses gerhana matahari.Sekitar pukul 08.36 WIT mulai terlihat bulan 'memakan' matahari secara perlahan. Seisi kapal pun mulai terlihat sibuk mencari posisi yang tepat untuk menikmati fenomena ini. Ada juga yang sibuk mengabadikan proses gerhana matahari dengan kameranya masing-masing.Β Menjelang gerhana total, kami semua semakin bersemangat. Tuhan kembali menunjukkan kuasa-Nya. Area sekitar yang tadinya terang benderang dan panas menyengat, perlahan mulai gelap. Matahari tertutup total oleh bulan! Kami semua dalam kapal benar-benar terpaku terpesona selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali menikmati fenomena langka ini. Selama 2 menit lebih kami disuguhi sebuah fenomena menakjubkan. Saya benar-benar merasa sangat beruntung sekali hari itu.Pengamatan kami tidak berhenti setelah GMT terjadi, karena masih ada proses Gerhana Matahari Sementara yang masih berlangsung hingga pukul 11.20 WIT. Setelah proses GMS berlalu, kapal pun kembali diarahkan ke Pelabuhan Bastiong untuk mengantar kami kembali ke daratan. Namun sebelumnya, kami semua menyantap makan siang di atas kapal Bakamla yang telah disiapkan sebelumnya. Canda tawa dan cerita seru tentang GMT tadi menemani saat makan.Setelah terpesona oleh GMT, kami menuju salah satu objek wisata yang tidak kalah indahnya, yaitu Danau Tolire Besar. Yang paling membuat saya penasaran adalah mitosnya. Konon sekuat apapun kita melempar batu ke arah danau, batu itu takkan pernah sampai ke permukaan danau.Β Ketika sampai, saya langsung mencobanya. Dan benar saja, saya tak melihat batu yang saya lempar dengan sekuat tenaga itu tercebur. Tapi bukan karena batu itu menghilang, hanya saja batu itu jatuh tak jauh dari tepian danau. Rupanya semacam ilusi optik.Danau Tolire Besar yang indah ini pun mempunyai cerita rakyat yang cukup mengerikan. Konon, dahulu kala danau ini adalah sebuah desa indah yang dikelilingi bukit dan lautan. Namun salah seorang warga desa tersebut telah melakukan dosa besar karena telah menghamili putri kandungnya sendiri hingga akhirnya terjadilah sebuah bencana alam. Hujan badai dahsyat membuat tanah desa itu ambles, dan akhirnya terkubur hingga terbentuklah danau.Tapi sekali lagi, itu adalah cerita rakyat yang selalu ada di setiap tempat menarik di dunia. Kita cukup menikmati keindahan dan mensyukuri ciptaan-Nya saja. Menurut pengakuan masyarakat setempat, di Danau Tolire ini pun sering muncul buaya putih. Jadi kalau nanti kalian datang ke sini, jangan coba-coba untuk berenang di danau ini. Tapi saya sangat puas sekali bisa melihat langsung Danau Tolire yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di internet.Β Setelah Danau Tolire Besar, destinasi selanjutnya yang dikunjungi Laskar Gerhana adalah objek wisata Batu Angus. Sebuah lokasi di mana banyak batu-batuan berwarna hitam seperti gosong/hangus. Batu Angus ini tercipta dari muntahan lava Gunung Gamalama yang meletus tahun 1673. Lava yang keluar ini kemudian mengeras dan menjadi batu berwarna hitam. Di dalam komplek objek wisata ini, pemandangannya juga luar biasa indah. Lautan biru serta gunung-gunung tertata indah sejauh mata memandang.Puas berfoto dan bercengkrama dengan anak-anak kecil sekitar, kami melanjutkan perjalanan ke Benteng Oranje. Karena di sana sedang berlangsung Festival Solar Ecplise dan para Laskar Gerhana mendapat undangan khusus untuk menghadirinya. Begitu tiba, kita semua dikalungi kain corak khas Ternate dan disambut oleh tarian Soya Soya, sebuah tarian untuk menyambut prajurit perang. Di festival ini juga banyak stand-stand seperti stand makanan. Di stand makanan ini kami bisa mencoba berbagai macam makanan khas Ternate secara gratis. Nyam!Acara selanjutnya adalah makan malam di lokasi yang menyajikan pemandangan uang kertas Rp 1.000. Iya, uang kertas yang ada gambar gunung dan perahu di tengah laut itu lho! Sembari menunggu makanan, ada yang istirahat, ada juga yang foto-foto uang seribuannya dengan latar Pulau Maitara. Termasuk saya. Hehehe.Rumah Makan Panorama dengan pemandangan Pulau Maitara ini adalah destinasi wisata terakhir kami para Laskar Gerhana di Ternate. Pagi hari, kita berkumpul di resto hotel untuk sarapan dan bersiap jalan ke tempat oleh-oleh sebelum akhirnya menuju bandara untuk meninggalkan pulau yang indah ini.Β Terima kasih Ternate, terima kasih untuk panitia Detikcom yang sudah mempersiapkan segalanya untuk para Laskar Gerhana selama berada di Ternate, terima kasih juga untuk Bakamla yang sudah mengijinkan kami menaiki kapalnya untuk memburu Gerhana Matahari Total hingga ke tengah laut.Terima kasih juga untuk Kementerian Pariwisata yang telah mendukung penuh kegiatan Gerhana Matahari Total kali ini, dan paling utama terima kasih untuk Detikcom yang telah mengadakan event ini. Di sini saya mendapatkan banyak cerita dan banyak teman baru!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda