Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering

Lee_anthony - detikTravel
Jumat, 20 Nov 2015 12:28 WIB
loading...
Lee_anthony
Situ Gunung mengering
Kedalamannya tinggal 1,5 meter
Tanah retak menanti hujan
Menyisakan sedikit aura cantiknya
Area ini biasa tergenang air
Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering
Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering
Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering
Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering
Kemarau Panjang, Situ Gunung Pun Mengering
Jakarta - Keindahan Situ Gunung di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kini tak tampak lagi. Danau itu tampak mengering dan tak tahu kapan bisa asri kembali.Sedih rasanya saat pertama kali saya melihat kondisi Situ Gunung saat itu. Lokasi yang dielu-elukan sebagai 'surga' bagi para pembidik keindahan alam itu, seperti sekarat menanti ajal dan menunggu mukjizat menyambung hidup.Alkisah, danau seluas 6 hektar ini dibuat oleh bangsawan dari kerajaan Mataram sekaligus buronan Belanda, yang bernama Mbah Jalun. Sekitar tahun 1800-an, Mbah Jalun melakukan pelarian ke tanah Jawa, hingga sampai di daerah Sukabumi. Selama perjalanan, Mbah Jalun sempat memperistri wanita asal Kuningan, Jawa Barat.Dalam pelariannya itu pula, Mbah Jalun mendapatkan keturunan, sehingga begitu tiba di Sukabumi sebagai wujud syukurnya, beliau membangun sebuah danau di dalam hutan hanya dengan peralatan sederhana. Dalam 7 hari terciptalah sebuah danau yang diberi nama Situ Gunung. Kabarnya saat pasukan Belanda menemukan lokasi Mbah Jalun bersembunyi, mereka pun takjub akan keindahan alam Situ Gunung.Situ Gunung saat ini menjadi bagian wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Cukup membayar Rp 18.500 saat weekend atau Rp 16.500 pada saat hari biasa, pengunjung bisa mengeksplorasi kawasan taman nasional dengan luas hampir 100 hektar ini. Selain Situ Gunung, ada pula curug dan beberapa blok bumi perkemahan, di antaranya Blok Tepus, Kalianda, Harendong, Tegal Arben dan Bagedor.Beberapa pondok penginapan pun tersebar di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dari gerbang, berjalan kaki 30 menit atau sekitar 1 Kilometer untuk mencapai Situ Gunung. Rutenya relatif mudah atau jika terlalu malas untuk berjalan, ada jasa ojek untuk mengantar ke bibir Situ hingga kembali ke gerbang masuk.Tiba di pelataran Situ Gunung, saya hanya bisa tertegun menyaksikan keadaan Situ. Berbeda dengan suasana mendung saat di Tamblingan yang memberikan kesan syahdu, mendung di Situ Gunung seakan pertanda berkabung melihat kekeringan yang melanda situ tersebut.3 Kali hujan dalam kurun waktu 6 bulan, ditambah lagi keretakan pada pintu air menyebabkan debit air di Situ Gunung terus menurun. Dari kedalaman 8 meter, saat ini titik terdalam Situ Gunung hanya 1,5 meter. Tanah yang tadinya tertutup air Situ Gunung, kini tampak retak mengering layaknya dataran padang gurun.Sungguh miris melihat 'surga' para pemburu sunrise ini sekarang terlihat seperti padang rumput, dengan sebagian tanah yang kering. Bukan lagi sebagai danau yang memantulkan hijau pepohonan di permukaan airnya, atau membiaskan sinar matahari pagi yang menyeruak di antara daun-daun dan kabut tipis yang mengambang di permukaan danau.Entah kenapa sampai saat ini tidak ada inisiatif untuk memperbaiki keretakan pada pintu air Situ Gunung. Padahal mengeringnya Situ Gunung sangat berdampak pada kehidupan penduduk setempat. Tidak ada lagi pemasukan dari sewa perahu keliling danau, sawah-sawah warga setempat juga kurang mendapatkan pengairan.Satu-satunya cara untuk mencegah kejadian ini adalah dengan memperbaiki pintu air sambil terus berharap turunnya hujan. Pemilik warung-warung di sekitar Situ Gunung pun sempat berucap, bahwa ini adalah keadaan terparah dalam 3 tahun terakhir. 2 bulan lagi tanpa hujan maka Situ Gunung benar-benar akan kering kerontang.Pedagang itu juga sambil berucap, "Semoga Situ Gunung kembali menjadi 'surga' bagi para penikmat alam". Saya pun beranjak meninggalkan Situ Gunung. Tak jauh berjalan, sambil menatap Situ yang kering dari ketinggian, bunyi daun tertimpa air yang jatuh dari langit menyadarkan saya untuk segera beranjak. Gerimis setelah 6 bulan tanpa hujan, semoga menjadi pertanda baik bagi Situ Gunung untuk kembali menyapa, dengan keindahan alamnya.
Hide Ads