Jakarta - Begitu banyak negara di Asia yang bisa didatangi, salah satunya Myanmar. Ternyata, liburan ke Yangon memberikan pengalaman tersendiri. Kali ini saya punya kesempatan untuk pergi keluar negeri setelah sebelumnya batal berangkat. Tujuan kali ini bareng teman-temanadalah Yangon, Myanmar. Pasti langsung tanya kenapa sih pilih negara yang ga jelas gitu. Awalnya saya juga berpikir seperti itu tapi pas dijalani, ternyataseru juga. Di mana ketika didatangi negara tersebut membuat kita merasa di rumah sendiri. Selain itu biaya hidup yang sangat murah untuk menuju ke sana.Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 6 jam dengan rute Bandara Soekarno Gatta β Bandara Changi (transit) β KLIA (tansit) β Yangon. Setelah pesawat landing di Yangon InternationalAirport, masuklah kita ke gedung terminal bandara. Di sana ada pemeriksaanimigrasi (beruntunglah kita karena Myanmar sudah bebas visa).Hal pertama yang dilakukan sebelum pergi meninggalkan bandara adalah menukar uang. Mata uang Myanmar yang namanya Kyats (cara bacanya: Chets) nggak dijual belikan di negara lain. Jadi cuma bisa tukar di sana. Itupun mata uang yang diterima adalah US dollar dan Euro. Waktusaya ke sana kursnya 1 USD = 1.060 Kyats. Dan karena saya menukar 300 USD, dapatnya hampir 300.000 Kyats dalam pecahan seribuan dan lima ribuan! Setelah keluar arrival kita disambut dengan hujan yang sangat deras di hari pertama datang. Tadinya mau naik bus menuju hotel. Tetapi karena cukup jauh jalan menuju bus alhasil kita memutuskan naik taksi menuju Hotel. Setelah proses tawar menawar yang cukup alot akhirnya kita kena tarif 10 USD untuk sampai di hotel tempat kita menginap. Oiya taksi di sana tidak pake argo ya jadi kita harus tawar-menawar dulu untuk sampai ketujuan kita. Dan kalau pun mau naik bus, kita mesti teriak nama tempat yang akan dituju karena tulisan di bus semuanya keriting-keriting dan orang di sana minim sekali yang bisa berbahasa Inggris.Tarif yang dikenakan untuk naik bus yaitu 200 Kyats.Selama perjalanan menuju hotel dengan menggunakan taksi bersyukur supir taksinya baik, ramah dan yang terpenting paham bahasa Inggris. Alhasil sepanjang perjalanan kita banyak tanya sama supir taksinya dan memberikan kita bonus sebuah peta Yangon.Saking asyiknya ngbrol tak terasa sampai juga kita di hotel meskipun sedikit nyasar. Yang unik, mobil di Myanmar itu setirnya di kanan sama seperti di Indonesia, tapi jalannya di sebelah kanan juga! Jadi ngeri-ngeri gitu deh kalo mau motong jalan.Di Myanmar, sepeda motor tidak diperbolehkan. Jadi jalanannya nggak terlalu ruwet kaya di Jakarta. Sepanjang dari bandara sampai ke hotel, pemandangannya orang di jalan pada pakai sarung. Memang itu pakaian tradisional mereka, atasannya bisa pake kemeja atau bahkan kaus. Tapi bawahannya pake sarung tradisional yang disebut Longyi.Hotel tempat kami menginap namanya New Golden Forward Hotel. Tempat kami menginap letaknya tidak jauh dari Shwedagon Pagoda, yang merupakan pagoda terbesar dan terluas di Myanmar.Ada beberapa macam transportasi umum di Yangon. Bis adalah yang paling populer dan mungkin paling murah. Ada juga te mi (mobil bak terbuka dengan atap terpal). Yang paling mahal adalah taksi. Satu lagi transportasi di sana yaitu kereta. Dengan Kereta kita bisa keliling Kota Yangon dengan total perjalanan adalah 3 jam untuk satukeliling. Dikenakan tarif 200 Kyats.Nah ini tempat yang udah dibuat untukdikunjungi sesampainya di yangon :1.Shwedagon Pagoda 2.Botahtung Pagoda3.Yangon Downtown4.Sule Pagoda & Yangon High Court5.Theingyi Zei Market & Singapore Food Junction6.Belanja Longyi di Bogyoke Aung San Market7.Taukkyan War Cemetery8.Aung San Suu Kyi House (belakang Inya Lake)9.Memoriam To The Forgotten War10.Danau Kandawgyi & Karaweik Royal Hall11.Chaukhtatgyi Pagoda12.Makan di Feel Myanmar13.Royal White Elephant Garden14.Kyaikto (Golden Rock)15.Yangon Central Railway Station (ticket USD 1 / pax)16.Inya Lake17.Sakura Tower (gedung tertinggi di Yangon u/ liat Sunset & kota Yangon)Alhamdulilah semuanya berhasil dikunjungi. Beruntungnya jadi Orang Asia saat mengunjungi negara-negara Asia kita bisa dapat harga murah seperti warga Lokal. Berhubung ngetrip ala bacpacker, kita mendapatkan keuntungan bisa menemui tempat-tempat baru di luar dari itinerary yang kita buat. Terimakasih Yangon atas pengalaman yang menyenangkan ini. Juga atas keramah-tamahan penduduknya.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya