Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah

Twinners - detikTravel
Rabu, 09 Des 2015 14:47 WIB
Kesenian Tradisional setempat
Pintu masuk desa Gebangan
Hutan Karet
Jalanan yang rusak berat
Jalan jalan sekeliling desa
Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah
Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah
Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah
Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah
Kisah Traveling ke Desa Terpencil di Jawa Tengah
Jakarta - Traveling tidak harus selalu pergi ke tempat yang indah dan mahal saja. Berpergian ke desa terpencil dan berinteraksi dengan penduduk lokal menghadirkan kenangan tersendiri yang tak terlupakan.Kisah ini bukan traveling yang seperti orang lain lakukan, lebih tepatnya ini KKN atau kuliah kerja nyata yang nerupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di Universitas Negeri Semarang. KKN biasanya dilakukan di semester 7.Aku ikut KKN Lokasi Tahap II dan kelompoknya langsung diplot dari kampus. Dapatlah tempat, yang aku benar-benar asing, hanya tahu kabupatennya saja, yaitu Desa Gebangan, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, Jateng.Kami satu kelompok ada sembilan orang, cewek enam, tiga cowok, dengan karakter yang berbeda-beda dan aku sama sekali belum pernah kenal mereka sebelumnya. Balik lagi ke tempat yang akan aku ceritakan. Tiba di kantor Kecamatan dengan perjalanan yang naik turun, jalan di perbaiki, ada yang kepleset, semua peserta keliatan capek dan kepanasan. Aku perhatikan sekilas Kecamatan Pageruyung bukan kecamatan yang terpencil, tapi memang aksesnya naik turun karena daerah dataran tinggi. Tak lama pengumpulan pembagian koordinator perangkat desa untuk mengantar tiap kelompok ke masing-masing desa. Desa Gebangan dipanggil nomor dua dari terakhir. Selanjutnya kita ikut dengan bapak yang menjemput kita.Jalannya beraspal, tapi rusak berat. Selama perjalanan ke desa, kita sudah tidak fokus apa-apa lagi, selain fokus di jalan yang kita lewati. Takut jatuh, serta takut ban motor rusak tentu saja. Takut begal? Apalagi itu, akses jalan hanya satu dan tidak ada penerangan malam hari. Samping kanan kiri hanya hutan karet dan tidak ada rumah sama sekali.Perjalanan jika dirasakan lama sekali tidak sampai juga. Ternyata kita memang jalan pelan. Sudah merasa jauh, tiba-tiba ada jalan turunan, tidak menukik tetapi jalannya yang bikin merasa menukik. Pas turunan adalah jalan yang paling rusak dari jalan sebelum-sebelumnya.Ada teman yang tiba-tiba berhenti, kemudian menangis. Dia tidak tahan liat jalannya. Saya kira dia kesurupan. Dia menyesal kenapa hidup seperti ini. Harusnya disyukuri saja seperi ini, bersakit-sakit dahulu bersenang-seng kemudian.Dan memang terbayar semua, setelah berhari-hari di sana keluar masuk desa dengan melewati jalan yang cantik banget membuat kita terbiasa.Β  Ternyata untuk keluar desa hanya membutuhkan waktu 15-20 menit dengan kecepatan 30-40 km/jam. Jika hutan karet dilihat dengan teliti, indahnya tidak tertandingi.Terlihat kota Kendal yang kecil di balik hutan karet. Pemandangan tebing yang hijau dan lautan yang biru. Pemandangan belum pernah aku lihat sebelumnya. Betapa indah ciptaan Tuhan.Penduduk desa setempat juga ramah, kita diperkenalkan kesenian daerah, diajak mempraktekkannya. Diperlihatkan juga tempat-tempat bersejarah. Kami tak pernah menyesal pernah berkunjung ke Desa Gebangan.
Hide Ads