Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor

Derry Nurmansyah - detikTravel
Sabtu, 18 Jul 2015 12:30 WIB
loading...
Derry Nurmansyah
Anak tangga untuk menuju ke lokasi curug
Layaknya taman surga
Arsitektur taman yang sangat indah
Curug Cibarjan dengan kolam alaminya
Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor
Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor
Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor
Curug Cibarjan, Taman Surga yang Tersembunyi di Bogor
Jakarta - Di hari kedua libur lebaran, tidak sedikit traveler yang menghabiskan waktu dengan jalan-jalan. Untuk Anda yang lebaran di Bogor, bisa mampir ke Curug Cibarjan. Selain menyegarkan, terdapat juga taman indah di sekitar air terjun.Bogor yang dikenal sebagai kota hujan, bisa disebut juga sebagai 'Kota 1.000 Curug.' Julukan tersebut sangat pantas, mengingat banyaknya curug yang terdapat di wilayah Bogor. Salah satu dari sekian banyak curug yang terdapat di Bogor, ada salah satu curug yang dikenal dengan nama Curug Cibarjan.Namun curug ini dikenal juga sebagai Curug Palasari ataupun Curug Putri Pelangi yang berlokasi di Desa Tajur Halang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. Curug ini menyajikan panorama alam yang sangat indah, dihiasi dengan taman-taman. Saat menuruni anak tangga yang sudah dipaving, kita bisa menikmati pemandangan aneka jenis pepohonan di sebelah kanan dan kiri yang sudah tertata rapih.Hari minggu yang cerah di bulan puasa, saya mengajak teman brnama Gede untuk mengunjungi tempat tersebut, karena rasa penasaran yang hinggap di kepala saya sejak lama. Setelah berkali-kali melewati jalur Cijeruk dan melihat adanya papan yang berdiri di pinggir kiri jalan tentang keberadaan Curug Cibarjan.Janjian di Stasiun KA Bojong Gede pukul 09.00 Wib, Gede berangkat dari rumahnya sepagi mungkin dengan menggunakan kereta dari Tanah Abang. Sementara saya menunggu di depan Stasiun KA Bojong Gede menggunakan sepeda motor. Kondisi jalan di Bogor begitu lengang, didukung cuaca yang sangat cerah. Kami mengambil jalur Batu Tulis, kemudian melewati jembatan yang terdapat di Stasiun KA Batu Tulis. Terdapat pertigaan, saya membelokkan sepeda motor ke kanan melewati jalur Cijeruk dengan kondisi jalan yang juga lengang namun naik turun.Udara yang berhembus begitu menyegarkan. Tapi meskipun di tengah hari yang begitu terik, pemandangan landscape Gunung Salak yang sedikit tertutup oleh kabut sudah tampak dari kejauhan. Tak membutuhkan waktu lama, kami tiba di papan informasi keberadaan Curug Cibarjan. Saya segera membelokkan sepeda motor ke kanan dengan tekstur jalan yang menanjak ke atas.Tampak begitu sepi saat melintasi jalan ini.Sesekali terlihat penduduk setempat yang berjalan dengan memanggul hasil panen perkebunannya, karena saya dan Gede belum mengetahui keberadaan curug tersebut, saya menghentikan sepeda motor tepat di depan salah satu penduduk setempat yang sedang berjalan kaki.Bapak itu memberitahukan ke kami untuk terus naik ke atas. Saya lantas melanjutkan perjalanan kembali. Sesampainya di atas terdapat pertigaan yang membuat kami bingung. Saya memutuskan untuk jalan terus dengan menuruni jalan yang begitu tajam dan berkelok-kelok. Tampak dua orang bapak yang sedang asyik ngobrol di pinggir jalan, kemudian saya bertanya lagi pada dua orang bapak itu. Salah satu dari mereka memberitahukan, jika akses masuk Curug Cibarjan tepat di pertigaan yang saya lewati lalu belok kanan.Saya segera membalikkan arah motor dan kembali ke pertigaan yang kami lewati. Karena jalan yang begitu nanjak dan berkelok-kelok, sepeda motor yang saya kendarai tidak kuat untuk naik. Lalu Gede turun dari motor dan mendorongnya dari belakang.Meskipun kondisi jalan tidak stabil, selama perjalanan mata kami disuguhkan dengan pemandangan perkebunan dan panorama alam lainnya. Tampak penduduk setempat yang sedang bekerja di ladangnya dengan penuh semangat, sementara beberapa anak kecil sedang bermain di sekitar ladang.Dengan mengikuti jalan yang cuma satu-satunya, kami melewati sebuah bukit dan terdapat beberapa mulut gua di bukit tersebut. Tampak beberapa pekerja sedang menambang pasir dan batu di bukit tersebut.Setelah melewati bukit tersebut, kami tiba di area parkir tempat keberadaan Curug Cibarjan. Namun di pintu masuk parkir bertuliskan Curug Putri Pelangi. Sedikit heran dan bertanya-tanya di dalam hati, apakah ini Curug Cibarjan yang sedang kami cari atau bukan.Kemudian bertanya tentang keberadaan curug yang sedang kami cari. Orang yang ditanya memberitahukan, memang di sinilah tempatnya. Curug tersebut memiliki tiga nama, antara lain Curug Barjan, Curug Palasari dan Curug Putri Pelangi. Namun warga setempat mengenalnya dengan nama Curug Cibarjan atau Curug Palasari, sementara penamaan Curug Putri Pelangi diberikan oleh si pengelola tempat tersebut yang berasal dari Korea.Di area parkir sudah terlihat pemandangan yang menakjubkan dengan desain taman yang dibalut pepohonan yang tertata rapi. Lalu kami berjalan menuruni anak tangga yang sudah dipaving.Saat menuruni anak tangga tersebut, terdengar gemericik air yang mengalir. Sementara mata kami disuguhkan dengan barisan pepohonan di sebelah kanan yang diiringi semilir angin yang berhembus.Trekking menuju ke curug tidak membutuhkan waktu lama, yang kemudian disambut oleh pintu loket dan gerbang yang bertuliskan Curug Putri Pelangi.Untuk memasuki area ini, kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000/ orang. Setelah itu berjalan untuk mencari spot pemandangan yang bagus. Tampak beberapa tempat duduk yang sudah disediakan, beratapkan payung untuk menghindari panas. Tampak juga beberapa Gazebo yang di fungsikan untuk menginap para pengunjung jika ingin bermalam di lokasi ini yang dihiasi dengan sebuah warung di sebelahnya.Sementara terlihat beberapa kolam yang berisikan beberapa ikan koi yang dihiasi jembatan bambu. Area ini benar-benar layaknya taman surga yang tersembunyi. Sunyi dan hening begitu terasa, karena saat kami berkunjung tak ada seorang pun yang mengunjungi tempat tersebut.Kami mencari posisi tempat duduk di sudut atas dengan pemandangan curug yang jatuh menghujam ke dalam kolam yang dibentuk. Terdapat dua curug yang mengalir, yang satu curug kecil, yang satu lagi curug besar. Aliran kedua curug ini berasal dari mata air yang keluar dari tempat pohon tumbuh di atas tebing curug tersebut.Sebelum kami menceburkan diri ke dalam kolam, saya memasak air untuk membuat pop mie yang kami beli di jalan karena lapar yang melanda. Sekalian saya memasak air lagi untuk membuat kopi sambil menikmati panorama alam sekitar.Kemudian kami makan siang bersama yang diiringi udara segar yang berhembus. Setelah itu saya membuat kopi. Kami merasakan sesuatu yang berbeda saat mengunjungi tempat ini, layaknya sebuah curug pribadi karena tidak adanya orang lain yang berkunjung ke lokasi ini. Setelah itu kami menceburkan diri ke dalam kolam. Air yang dingin, segar, dan jernih membasahi sekujur tubuh kami. Kedalaman kolam hanya 1 meter. Saya berenang ke sana-sini tanpa mempedulikan rasa dingin yang menerpa. Sesekali saya duduk di atas batu tempat curug itu jatuh. Kami benar-benar menikmati suasana dan panorama alam sekitar.Tak terasa waktu sudah menjelang sore hari. Kami mengganti pakaian di kamar mandi yang sudah disediakan. Kemudian berjalan menuju parkiran motor dan melanjutkan perjalanan pulang.Karena seharian bermain air, tak terasa perut kami lapar. Kami memutuskan untuk berwisata kuliner di restoran ayam penyet di wilayah Bogor dengan harga yang sangat terjangkau. Selesai makan, saya mengantarkan Gede ke Stasiun KA Bogor. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Hide Ads