Wisata ke PLTA Pertama di Bandung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata ke PLTA Pertama di Bandung

Fajr Muchtar - detikTravel
Minggu, 26 Jul 2015 11:56 WIB
loading...
Fajr Muchtar
PLTA Bengkok pada zaman dahulu kala
Bangunan PLTA Bengkok kini masih berdiri tegak
Pipa pesat PLTA Bengkok
Pipa pesat penggerak turbin
Bagian perkantoran PLTA
Wisata ke PLTA Pertama di Bandung
Wisata ke PLTA Pertama di Bandung
Wisata ke PLTA Pertama di Bandung
Wisata ke PLTA Pertama di Bandung
Wisata ke PLTA Pertama di Bandung
Jakarta - Tempat liburan akhir pekan di Bandung tidak melulu belanja pakaian dan wisata kuliner. Traveler juga bisa datang ke PLTA pertama di Bandung yang berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.Saya tidak bisa membayangkan Bandung tanpa listrik. Mari kita kembali pada tahun 1920-an. Saat itu, sebagian besar Bandung masih berupa hamparan hijau hutan-hutan, sawah dan kebun.Kegiatan masyarakat sebagian besar dilakukan siang hari. Waktu malam tentu saja dipakai istirahat. Lha, di Talegong yang sudah pakai listrik saja masyarakatnya menghabiskan malam untuk istirahat.Saat sebagian masyarakat pribumi menghabiskan malam dalam temaran lampu minyak, sebagian kecil wilayah Bandung bergelimang cahaya listrik. Tentu saja tempat-tempat yang dialiri listrik adalah pusat berkumpulnya para juragan besar Belanda.Tempat-tempat yang menjadi kepentingan Belanda memang diistimewakan dengan berbagai macam aturan dan fasilitas, di antaranya listrik. Braga yang saat itu merupakan kawasan elit Eropa merupakan salah satu tempat yang menikmati listrik.Selain itu, kawasan ITB, Dago, Jalan Asia Afrika, Merdeka, Ledeng, Setiabudi, Lembang serta beberapa kawasan lainnya di Kota Bandung juga menikmati aliran listrik. Dari mana listrik itu berasal?Tak jauh dari pusat kota, di sebelah utara Bandung, terdapat sebuah pembangkit yang menjadi sumber listrik satu-satunya pada saat itu dan masih berfungsi hingga sekarang. Tempat ini, ikut mengharumkam nama Bandung sebagai 'Parisj Van Java'.Bangunan inti dari PLTA Bengkok, masih seperti ketika pertama kali dibangun. Bangunan khas yang tampak kuno namun kokoh ini masih berdiri di lahan seluas 5 ha. Pernah ada perbaikan kecil, namun tak terlalu mengubah bentuk bangunan ini.Ada dua bangunan inti yang saat ini masih dipertahankan. Gedung pertama, merupakan penyimpanan turbin dan generator penghasil listrik. Seluruh mesin pembangkit listrik berupa turbin dan generator pun masih terjaga keasliannya.Saking aslinya, turbin dan genetor pun masih bertuliskan Bahasa Belanda. Sementara gedung kedua, Selain jadi ruang kontrol, sekarang ini lebih difungsikan sebagai kantor Indonesia Power.Sejak tanggal 27 Oktober 1945, diambil alih oleh bangsa Indonesia. Saat ini PLTA Bengkok Dago merupakan salah satu bagian pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling, PT Indonesia Power.Sebetulnya, saya cukup sering wara-wiri ke komplek PLTA ini, entah untuk bertemu dengan jamaah yang kebetulan rumahnya di dalam komplek PLTA ini atau untuk bertemu dengan beberapa orang dari Indonesia Power. Baru sekarang kesempatan menuliskannya tersedia.Setiap mengunjungi PLTA Bengkok Dago, saya selalu kagum dengan keseriusan dan kematangan orang Belanda dalam mengatur kota. Bayangkan saja, tahun 1923 itu bagaimana mereka bisa menghitung dan membuat PLTA ini yang sampai sekarang masih berfungsi dengan baik.Ditambah lagi, setiap masuk ke wilayah ini seakan masuk era zaman dulu. Selain bangunan inti masih ada, bangunan sipil lainnya juga masih dipertahankan. Tentu saja ini bisa jadi tempat kunjungan wisata yang menarik.Selain itu, lingkungan PLTA ini juga sangat indah dan sejuk. Keberadaannya di wilayah TAHURA Ir H Djuanda dan dekat dengan Sungai Cikapundung akan mampu melepaskan rasa penat pengunjung dari hiruk pikuk kota Bandung.Sering juga hewan-hewan kecil seperti monyet, tupai dan burung-burung mampir ke wisma. Tentu bukan mau beristirahat di wisma. Tapi mau mencari makanan yang juga biasanya sering diberikan oleh pengunjung.Bagi yang ingin beristirahat, wisma yang bersih dan nyaman di PLTA bisa digunakan. Wisma ini disewakan buat para pelancong dengan harga yang murah.Kisaran harganya Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu per kamar. Selain ada juga ruang meeting yang dapat dipergunakan untuk pertemuan atau rapat.
Hide Ads