Hati-hati Aksi Pencopet Cilik di Pasar Malam Phnom Penh, Kamboja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hati-hati Aksi Pencopet Cilik di Pasar Malam Phnom Penh, Kamboja

Danubrata Dadang - detikTravel
Sabtu, 29 Agu 2015 11:53 WIB
loading...
Danubrata Dadang
Makanan di Night Market, Phnom Penh
Night Market di Phnom Penh
Hati-hati Aksi Pencopet Cilik di Pasar Malam Phnom Penh, Kamboja
Hati-hati Aksi Pencopet Cilik di Pasar Malam Phnom Penh, Kamboja
Jakarta - Tindak kejahatan ternyata bisa juga terjadi di tempat wisata. Saat ke Pasar Malam Phnom Penh di Kamboja, harap perhatikan barang bawaan Anda, karena pencopet cilik siap beraksi menggasak harta benda yang Anda bawa. Hati-hati!"Kejahatan dapat terjadi dimana saja, bukan hanya karena niat pelakunya. Tapi juga karena adanya kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!"Begitulah ucapan khas Bang Napi pada program kriminal di salah satu channel TV swasta dan itu benar adanya. Kali ini kejadian kriminal menimpa saya pribadi. Kejadiannya bulan April 2015 yang lalu, ketika saya menjadi pemandu perjalanan bagi 2 orang ibu-ibu dan seorang bapak. Singkat cerita, malam hari pada tanggal 23 April sekitar pukul 19.30 kami mengunjungi Night Market (Phsar Ritrey) di Phnom Penh, Kamboja. Ingin menyicipi kuliner malam. Karena katanya di sini makanan murah-murah dan enak, harga pakaian pun terjangkau banget.Kami menginap di Velkommen Guesthouse. Sebuah penginapan milik seorang WN Australia di pusat kota Phnom Penh yang notabene jarak ke Night Market cukup dekat, bisa ditempuh 2-3 menit dengan berjalan kaki. Tapi karena membawa ibu-ibu, kami naik tuk-tuk. Kebetulan saya memang punya tuk-tuk langganan jadi bayar 1 USD saja untuk 4 orang dari guesthouse ke Night Market.Turun dari tuk-tuk, saya membayar uang 1 USD yang disimpan di amplop money changer. Amplop pun saya taruh di dalam tas pinggang. Tas pinggangnya sedang dalam posisi saya selempangkan di punggung.Oke, terus jalan-jalan di bagian depan dan samping Night Market. Lihat baju-baju modis. Kemeja-kemeja stylish. Hitung-hitung cuci mata. Kebetulan pada waktu itu ada semacam pertunjukkan D'Terong show di panggung besar. Pengisi acaranya menyanyikan beberapa lagu. Cukup enak didengar.Bahkan ada lawakan. Pembawa acara mengundang pengisi acara yang lain. Mereke berbicara layaknya pelawak, dan penonton pun tertawa. Saya yang tidak paham bahasa Khmer hanya mengetahui sedikit, hanya bisa cengar-cengir.Lanjut, saya ke bagian belakang Night Market untuk wisata kuliner.Dengan sigap, saya memilih makanan semacam empek-empek, ada juga yang seperti sosis. Dan yang paling bikin mupeng adalah udang berwarna merah yang gemuk-gemuk. Saya nyaris khilaf. Air liur terasa ingin menetes. Lalu, makanan-makanan yang saya pilih, saya berikan ke penjual untuk digoreng, dan dihitung bonnya.Namun, ketika ingin membayar, glek! Tas pinggang terbuka, kosong melompong! Amplop sakti harapan hidup raib, menghilang. Tiba-tiba darah langsung naik ke ubun-ubun. Kaki kesemutan. Kepala keliyengan.Saya berusaha tenang, mengambil nafas yang tertinggal. Dengan pelan-pelan mengecek kembali tas, dan mengingat-ingat lagi kronologis sebelum belanja. Saya masih sempat berpikir positif, mungkin jatuh nih amplop. Karena tidak fokus lagi ke makanan, saya langsung bergerak, mencari amplop saya, siapa tahu benar jatuh.Saya bolak-balik sekitar 5 kali, atau bahkan lebih, dari pintu masuk Night Market, sampai ke tempat kuliner. Wajah celingak-celinguk. Bahkan sampai mengais ke kotak sampah. Mengorek-orek tumpukan barang-barang yang dibuang, persis seperti gembel beneran.Semua barang yang terserak kami perhatikan lekat-lekat. Berharap keajaiban datang. Syukur-syukur, menemukan lembaran uang di bawah stand pakaian yang saya lewati tadi atau bungkus es krim berubah jadi amplop.Kami kembali ke tempat penjual makanan tadi, sambil mengobrol bahasa Khmer sebisanya. Sisanya bahasa Inggris. Ada seorang ibu pedagang menghampiri, beliau sambil menunjukan gesture yang intinya, "Ada anak mencopet isi tas saya."Benar, amplop saya diambil tangan iblis. Ya Allah, apa salah saya ya Allah?Tidak lama, ada pedagang lain yang datang, disusul seorang adik imut. Untung si adik mempunya kemampuan berbahasa Inggris yang cukup baik. Dia bilang, "When you buy food, a kid approach you. He open your bag, and run there," kata si adik sambil menunjuk ke arah sungai.Oh, mungkin si iblis cilik ingin mandi di sungai sambil mencuci uang-uang dollar atau mungkin ingin melarung amplop itu. Pedagang lain juga menimpali kalau di Night Market udah sering kejadian copet seperti ini. Jadi harus hati-hati!Walhasil, saya tidak jadi makan udang, uang pun lenyap. Lalu memutuskan pulang ke guesthouse sembari memberikan ucapan penutup ke adik imut beserta pedagang lain, "Cum riep riil. Okun cranh, bongsrey!"Berapa sih uang di amplop pada waktu itu? Ya lumayan juga bagi saya backpacker kere yang sedang memandu perjalanan. Itu pun modal perjalanan, karena setelah Phnom Penh masih ada Bangkok dan Ayutthaya lalu pulang ke Jakarta.Rinciannya:130 USD dengan kurs waktu itu Rp 13.1502.000 THB dengan kurs Rp 395 Hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah, kejahatan bisa terjadi dimana-mana. Kota besar, kota kecil, desa, kampung, pusat kota, ataupun di Indonesia yang katanya kaya raya ini. Ini harus sangat hati-hati dengan barang bawaan, kalau perlu tas berisi barang berharga menghadap ke depan semua.Selanjutnya, yaitu pisahkan uang. Iya, itu salah saya juga, uang cash-nya saya taruh semua di amplop. Lalu, pelaku kejahatan bisa menipu. Maksudnya menipu? Sesuai penuturan ibu pedagang di Night Market, tidak sedikit pencopetnya adalah gadis-gadis muda yang cantik dan rapi.Walaupun kecopetan kali ini dan juga pernah korban perampasan ketika di perjalanan dalam negeri, saya tidak akan kapok dan akan terus travelling! Uang masih bisa dicari. Mungkin ini teguran dari Allah, dan biasanya teguran itu sebentar. Sisanya Dia akan mengganti dengan lain, dengan yang lebih. Saya yakin itu!
Hide Ads