Pesona Tarian Mistis Jaran Kepang di Temanggung, Jawa Tengah
Selasa, 29 Sep 2015 11:20 WIB

rizal setyawan
Jakarta - Jaran Kepang yang merupakan tarian khas Jawa sering disebut juga dengan nama Kuda Lumping atau Jathilan. Uniknya, para penari Jaran Kepang menari setelah dirasuki oleh makhlus halus.Kuda yang digunakan bukan kuda asli, melainkan kuda yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lain yang dianyam atau dikepang menyerupai bentuk kuda. Biasanya setiap kuda buatan dilengkapi dengan hiasan rambut tiruan dan diberi warna untuk memberikan kesan menyerupai kuda sesungguhnya. Orang yang menungganginya pun didandani sedemikian rupa agar tampak seram. Terlihat dari rambut dan make up wajah yang dibuat agar tampak menyeramkan tapi indah untuk dilihat. belum lagi baju dan celana yang dihias supaya terlihat lebih berkesan menyeramkan dan keren. Jaran Kepang biasanya diiringi dengan musik tradisional seperti gamelan yang dimainkan oleh beberapa orang. Musik yang dihasilkan dipadukan dengan gerakan-gerakan tarian tradisional sehingga terlihat serasi setiap lekuk gerakan. Desa Jragan kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah merupakan salah satu desa yang sejak dari zaman dahulu melestarikan tarian kebudayaan Jaran Kepang. Dari anak yang masih kecil sampai orang tua pun gemar menonton atau malah menjadi pemain Jaran Kepang tersebut. Tarian kebudayaan ini sudah ada dari zaman nenek moyang yang dilestarikan sampai saat ini. Latihan untuk tarian ini biasanya dilakukan sebulan sekali atau bahkan bisa lebih dari sekali. Selain untuk menambah keetrampilan menari juga sebagai pengingat akan kebudayaan yang ada. Untuk memulai acara Tarian Jaran Kepang, biasa sesepuh desa atau juru kunci Jaran Kepang yang ada di desa ini melakukan ritual seperti menyuci baju dan kuda anyam pada hari tertentu dan tempat tertentu yang dianggap berbau mistis. Karena Jaran Kepang erat kaitannya dengan kesurupan atau kerasukan. Kesurupan adalah suatu kejadian di mana pemain Jaran Kepang tersebut kerasukan mahluk-mahluk halus. Biasanya keadaan ini menjadi suatu pemandangan yang menarik untuk dilihat. Biasanya sang pemain meminta makan, akan tetapi bukan makanan sewajarnya manusia, melainkan seperti pecahan kaca, bunga mawar, bahkan bunga tujuh rupa. Pada saat kerasukan juga bisa menular, biasanya kalau salah satu pemain yang tersentuh pemain yang sedang kerasukan akan ikut kesurupan juga.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!