Misteri Makam Keramat 'Mbah Atas Angin' di Baturaden
Rabu, 22 Apr 2015 14:30 WIB

Taufik
Jakarta - Baturaden menjadi objek wisata favorit traveler di Banyumas, Jawa Tengah. Selain pancuran air panas yakni Pancuran Pitu yang jadi daya tarik utama, terdapat juga makam keramat 'Mbah Atas Angin'. Penasaran?Baturaden, begitu nama tempat wisata kondang yang letaknya tak jauh dari Kota Purwokerto. Sudah lama saya ingin bertandang ke sana, namun baru kali ini akhirnya menyempatkan mampir. Dari Kota Purwokerto, kendaraan saya laju ke utara kemudian mendaki lereng bagian selatan Gunung Slamet. Sekitar 40 menit berkendara santai, saya pun tiba di tempat wisata ini.Waktu itu akhir pekan, sehingga Baturaden cukup ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Harga tiket masuknya cukup terjangkau, Rp 14.000 per orang. Banyak destinasi wisata yang bisa dipilih mulai dari kolam air panas, tempat bersantai, Pancuran Telu, juga Pancuran Pitu.Kami menuju Pancuran Pitu, dengan jarak sekitar 2,5 Km dari pintu masuk. Menyusuri jalan setapak di perbukitan, melewati tangga yang lumayan curam. Pengalaman yang asyik, berwisata sambil olahraga. Keringat mulai bercucuran, kami pun sempat beristirahat di tepi jalan sambil mengambil nafas.Setelah hampir satu jam berjalan kaki, akhirnya kami tiba di depan pintu masuk Pancuran Pitu dan mesti membeli lagi tiket seharga Rp 10 ribu per orang. Setelah pintu masuk, ternyata kami masih juga harus menuruni tangga untuk tiba di pancuran. Untungnya, banyak pedagang yang selain menawarkan minuman dalam kemasan, ada juga yang menjual sejenis nira yang menyegarkan.Β Pancuran Pitu merupakan 7 buah pancuran air panas yang mengandung belerang . Namun jangan membayangkan kalau pancurannya besar dan bisa buat mandi, pancurannya kecil sekadar untuk mencuci kaki. Kalau mau mandi bisa menggunakan kamar mandi khusus. Asyiknya, banyak tukang pijat dan refleksi di dekat pancuran. Cocok bagi Anda yang pegal-pegal usai turun-naik ratusan anak tangga.Di sinilah terdapat sebuah bangunan kecil berbentuk pondok dengan tulisan 'Mbah Atas Angin'. Ternyata ini adalah makam sekaligus tempat petilasan.Alkisah pada zaman dulu, ada seorang penyebar agama Islam yang berasal dari Turki bernama Syeh Maulana Magribi. Setelah melihat sebuah petunjuk berupa cahaya, beliau pun terus mengikutinya dan sampailah bersama pengikutnya yang bernama Haji Datuk di Tanah Jawa ini. Syeh Maulana Magribi pun dijuluki 'Mbah Atas Angin'.Pada suatu ketika beliau menderita penyakit gatal di sekujur tubuhnya, yang kemudian hanya bisa disembuhkan di sebuah tempat di Gunung Gora yang memiliki tujuan buah sumber air panas. Tempat inilah yang kemudian menjadi Pancuran Pitu, sedangkan nama Gunung Gora kemudian diganti menjadi Gunung Selamet. Β Sedangkan desa di sekitarnya lemudian mendapat nama Baturadi yang kemudian berubah menjadi Baturraden.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum