Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean

Frida Primadia - detikTravel
Sabtu, 25 Apr 2015 15:30 WIB
loading...
Frida Primadia
Kota reef, spot eksotis untuk para diver
Para anak suku Bajo di Perkampungan Salaka
Para Anak Suku Bajo di Pulau Papan
Pemandangan indah menuju kawasan Hutan Mangrove
Anak anak suku Bajo di Pulau Papan, antusias
Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean
Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean
Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean
Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean
Traveling Sambil Beramal di Kepulauan Togean
Jakarta - Traveling tak hanya tentang mengeksplorasi indahnya alam, tapi juga memberikan nilai tambah bagi penduduk sekitar. Salah satu caranya dengan membawa majalah anak-anak saat traveling ke Kepulauan Togean dan membagikannya.Gorontalo, memiliki perairan sepanjang 90 km yang dikenal dengan kepulauan Togean. Terletak di Sulawesi Tengah, Kabupaten Tojo Una-Una, Kepulauan TogeanΒ  memiliki 6 Pulau besar dan 60 pulau kecil yang menawarkan pemandangan eksotik, baik di atas permukaan maupun bawah lautnya. Hal tersebut membuat Togean menjadi salah satu destinasi idaman yang wajib dikunjungi oleh para traveller. Perjalanan saya kali ini bersama rombongan dari Cangkir Flashpacker. Kami bersembilan berangkat dari Jakarta, tiba pukul 11.00 WIB di Gorontalo. Butuh waktu 10-12 jam untuk menyeberang dari Gorontalo menuju Wakai dengan menggunakan Kapal Ferry. Kami menuju Pulau Kadidiri, tempat saya dan rombongan menginap. Selanjutnya kami bersiap menuju Spot snorkling bernama California.Bersamaan dengan trip ini, rekan saya Anjar membawa dua tumpuk majalah bobo untuk dibagikan ke anak-anak suku Bajo. Setelah dari California reef, kami menuju Pulau Papan. Oh my God, itu yang ada di benak saya saat itu, pemandangan yang luar biasa! Airnya begitu jernih, sehingga saya bisa melihat kumpulan karang dan ikan dari atas kapal sebelum kami menepi. Decak kagum dan keinginan untuk snorkling juga dirasakan oleh rekan-rekan lainnya.Ada jembatan papan sepanjang 700 meter yang menghubungkan Pulau Papan dan Pulau Melenge, jembatan inilah yang menjadi akses bagi anak anak Bajo Pulau Papan untuk berangkat ke sekolah. Rekan saya Anjar menurunkan satu tumpuk berisi 25 majalah Bobo yang kemudian dibagikan ke anak-anak suku Bajo di Pulau Papan. Mereka antusias sekali, Kami bertanya apa mereka pernah melihat majalah serupa, mereka menjawab belum dengan logat khas suku Bajo. Saya sendiri sempat membacakan beberapa kisah anak-anak kepada mereka dan meminta mereka untuk membacakan beberapa paragraph di depan kami.Togean juga memiliki Danau Mariona, dimana kita bisa snorkling bersama para stingless jellyfish. Danau Mariona adalah sejenis danau air payau. Di sini kamu bisa berenang diantara ubur-ubur. Tapi ada beberapa larangan di sini, seperti jangan menggunakan fin selam. Kita juga dilarang untuk menggunakan sunblock.Keesokan harinya, saya dan beberapa rekan mencoba hal baru, discovery fun dive di pulau Taipi. Selain Pulau Taipi, perairan Togean juga memiliki spot cantik lain nan eksotis yang wajib di explore oleh para diver, yakni Kota Reef.Satu hari sebelum kepulangan, kami mengunjungi Hutan Mangrove, lalu menepi sebentar untuk makan siang di homestay laut. Kemudian kita mengunjungi Pulau Salaka, di sana terdapat perkampungan Suku Bajo. Kami juga membagikan majalah Bobo di sini. Kami mendapat Respon yang positif, tidak kalah dari anak-anak Suku Bajo di Pulau Papan. Mereka berbondong-bondong mendekati kami, bahkan majalah yang kami bawa kurang. Rekan saya janji akan menghubungi Pak Lamin, guide kami, untuk mengirimkan lagi majalah anak-anak sebagai tambahan. Saya percaya, tiap tempat yang kita tuju meninggalkan kesan dan rasa yang berbeda-beda. Rasa kagum melihat keindahan Togean masih ada di benak saya sampai saat ini. Pengalaman baru yang saya dapatkan, terlebih lagi bisa berinteraksi dengan penduduk lokal, memberi nilai tambah tersendiri untuk saya. Mereka yang ramah dan welcome dengan kedatangan kami. Bagi kita warga perkotaan, mungkin majalah Bobo adalah majalah yang biasa. Rasa antusias mereka saat menerima majalah tersebut memberi perspektif baru bagi saya. Timbul rasa ingin kembali ke Kepulauan Togean dengan membawa lebih banyak lagi majalah bagi mereka dan tinggal lebih lama. Senangnya bisa melakukan trip ke suatu tempat, dan bukan hanya sekedar trip untuk eksplore alam kemudian mendapat foto bagus, tapi kita juga bisa membawa sesuatu yang bisa digunakan bagi penduduk lokal. Tidak harus mahal kan, majalah anak-anak bekas dan masih layak baca banyak di jual di perkotaan. Jadilah pejalan yang bukan cuma sekedar jalan.
Hide Ads