Menggapai Langit di Puncak Gunung Dempo
Selasa, 23 Jun 2015 11:25 WIB

Muhammad Catur Nugraha
Jakarta - Mendaki Gunung Dempo di Sumatera Selatan menjadi tantangan seru bagi para pendaki. Gunung tertinggi di Sumsel ini memang punya jalur menanjak yang begitu menantang, tapi ada juga danau dan pemandangan indah di puncaknya.Gunung Dempo terletak di Kota Pagaralam. Ini adalah gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan dengan ketinggian puncaknya mencapai 3159 mdpl. Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk mendaki gunung ini.Perjalanan dari Jakarta saya mulai dengan menggunakan pesawat tujuan Palembang. Sampai di Palembang, saya melanjutkan perjalanan menuju Pagaralam naik bus seukuran metro mini. Untuk ongkos dari Palembang ke Pagaralam Rp 60.000 dan lama perjalanan sekitar 8 jam.Apabila sampai di Pagaralam masih terang, maka pihak bus hanya akan berhenti sampai di pasar yang terletak di pusat Kota Pagaralam. Namun jika hari sudah malam, maka sang supir akan mengantarkan para penumpang hingga sampai ke tujuannya.Begitu juga dengan saya beserta para pendaki lainnya yang diantarkan hingga ke rumah ayah Anton, yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk beristirahat pagi para pendaki Gunung Dempo.Namun, malam itu juga saya bersama kelompok pendaki dari Palembang memulai perjalanan menuju Kampung IV, sebuah kampung terakhir di kaki Gunung Dempo. Setidaknya, membutuhkan waktu 2 jam perjalanan melewati hamparan perkebunan teh yang sangat luas.Sampai di Kampung IV, tepatnya di Dusun Mekar Jaya, kami segera beristirahat di sebuah balai yang memang biasa digunakan sebagai tempat istirahat pendaki. Kami akan memulai pendakian ke Gunung Dempo esok paginya.Pada jam 10 pagi barulah kami memulai perjalanan menuju Top Dempo, sebutan dari puncak tertinggi Gunung Dempo. Awal perjalanan kami melewati perkebunan teh di bawah teriknya sinar matahari waktu itu. Setelah kebun teh sampailah kami di Pintu Rimba, sebutan untuk batas antara wilayah kebun dengan hutan belantara.Di sini kami beristirahat terlebih dahulu sekaligus menyiapkan mental, karena dimulai dari Pintu Rimba inilah pendakian sesungguhnya dimulai. Setelah dari Pintu Rimba kami langsung disuguhi oleh jalur yang terus menanjak.Kali ini yang harus dihadapi berupa juntaian akar-akar yang harus kami panjati. Satu jam berjalan dari Pintu Rimba sampailah kami di Shelter 1, tempat yang cukup datar untuk beristirahat. Selain itu, di sini juga terdapat sumber air sebagai bekal persediaan untuk minum.Shelter selanjutnya adalah Shelter 2. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan melewati jalur yang terbilang sangat sulit ini. Selain itu sebelum sampai di Shelter 2, kami harus melewati sebuah tebing yang dikenal dengan sebutan Dinding Lemari. Sampai di Shelter 2 kami beristirahat untuk santap siang terlebih dahulu.Perjalan dari Shelter 2 menuju Top Dempo masih dihiasi oleh akar-akar pepohonan. Setelah itu kami juga harus melewati tebing cadas yang apabila hujan, menjadi aliran air bahkan terlihat seperti air terjun mini. Lalu melewati Hutan Cantigi dan sampailah kami di Top Dempo 3159 mdpl tepat pada pukul 5 sore.Selanjutnya kami turun menuju Pelataran, sebuah tempat datar yang biasa dijadikan tempat bermalam bagi para pendaki Gunung Dempo, sebelum keesokan paginya melanjutkan pendakian ke Puncak Merapi untuk melihat danau kawahnya. Di Pelataran juga terdapat sumber air yang disebut Telaga Putri.Pagi harinya setelah sarapan, kami melanjutkan pendakian ke Puncak Merapi. Dari tempat tenda kami berdiri menuju Puncak Merapi hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit, dengan melewati Hutan Cantigi dan medan menanjak serta berbatu khas gunung aktif.Sesampainya di puncak, rasa haru dan syukur terpanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan negeri ini begitu indahnya. Kami menikmati suasana di puncak bersama pendaki lainnya dengan berfoto bersama.Puas melihat Puncak Merapi kami kembali ke Pelataran lalu membereskan kembali barang bawaan kami dan turun ke Kampung IV. Sungguh petualangan yang sangat seru.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit