Mengenal Taman Sari, Pemandian Raja & Putri Yogyakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Taman Sari, Pemandian Raja & Putri Yogyakarta

Merza Gamal - detikTravel
Senin, 05 Jan 2015 17:57 WIB
Jakarta - Satu tempat yang tak akan dilewatkan traveler saat berlibur ke Yogyakarta adalah Taman Sari. Inilah situs yang bersejarah, karena dulunya digunakan sebagai lokasi pemandian raja dan para putri Yogyakarta. Yuk, kenali lebih dekat!Taman Sari dapat ditempuh dari Keraton Yogyakarta dalam waktu kurang lebih hanya lima belas menit saja berjalan kaki. Arahnya dari pintu masuk keraton (tempat pembelian tiket), belok ke kiri ke arah tempat-tempat penjual cinderamata.Dari sana lurus saja sampai pertigaaan pasar Ngasem, belok ke kiri lagi. Setelah itu lurus saja sampai perempatan, lalu belok kanan. Dari sini sudah ada papan petunjuk yang akan menuntun kita menuju Taman Sari. Setelah belok kanan dari perempatan, lurus saja mengikuti papan petunjuk dan belok kekanan, maka sampailah di Taman Cagar Budaya Taman Sari.Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9.Awalnya, taman yang mendapat sebutan 'The Fragrant Garden' ini memiliki luas lebih dari 10 ha dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.Konon Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro.Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, beserta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak.Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun beberapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh.Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis. Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun.Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan. (travel/travel)

Hide Ads