Bekas Letusan Gunung Tambora Jadi Semenanjung yang Cantik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bekas Letusan Gunung Tambora Jadi Semenanjung yang Cantik

Fahrurizki - detikTravel
Kamis, 29 Jan 2015 13:52 WIB
loading...
Fahrurizki
Pantai Boro Kore yang sebening cermin
Jenis kapal Baga nelayan Kore yang digunakan untuk melaut
Inilah Rade Na`e kuburan para raja di kerajaan Sanggar jaman dulu
Bekas Letusan Gunung Tambora Jadi Semenanjung yang Cantik
Bekas Letusan Gunung Tambora Jadi Semenanjung yang Cantik
Bekas Letusan Gunung Tambora Jadi Semenanjung yang Cantik
Jakarta - ima di NTB menyimpan banyak pnginggalan sejarah Kerajaan Bima. Selain itu, pesona alam dan pantainya pun indah. Lihatlah di Semenanjung Sanggar, ada pantai sebening kaca yang dulunya bekas letusan Gunung Tambora.Menjelajahi keindahan alam dan pesona semenanjung Sanggar sungguh sangat menarik, dengan suguhan ala para petualang, semakin menambah pengalaman kita. Di jalur lingkar utara ini, satu yang patut dicoba bagi Anda yang suka akan tantangan belantara, saya akan mencoba menceritakan pengalaman saat menjelajahi jalur lingkar utara Tambora, keindahan alam, serta sejarahnya bersama tim Explore Bima.Semenanjung Sanggar mungkin lebih dikenal dengan Tambora atau Kore yang wilayahnya masuk dalam daerah Tingkat II Kabupaten Bima. Dalam sejarah kerajaan Nusantara di Semenanjung Sanggar ini terdapat tiga kerajaan mandiri yaitu Sanggar, Tambora dan Pekat (Papekat). Secara garis besar, wilayah Kerajaan Sanggar terletak di sebelah timur semenanjung, sementara kerajaan Tambora ada di bagian barat dan kerajaan Pekat terletak di sebelah selatan.Berdirinya tiga kerajaan itu diperkirakan terjadi pada pertengahan abad 17. Masing-masing wilayah tiga kerajaan tersebut mengelilingi kaki gunung Tambora atau yang dulunya di sebut gunung Aram-aram, waktu kekuasaan seorang raja dari Klungku di Kengkelu atau sekarang di kenal dengan nama Tambora setelah pengaruh kerajaan Gowa masuk.Tahun 1815 M, tepatnya pada bulan April, letusan gunung Tambora yang maha dahsyat terjadi, sehingga menelan dua kerajaan yaitu kerajaan Tambora dan kerajaan Pekat dan membuatnya rata dengan lahar panas. Hanya kerajaan Sanggar yang masih tersisa, sampai tahun 1925, dan memilih bergabung dengan kerajaan Bima.Setelah letusan gunung Tambora tahun 1815 M, semenanjung Sanggar yang sangat mengerikan itu sekarang berubah menjadi semenajung yang indah dan elok dengan berbagai kearifan lokal. Banyak potensi-potensi yang luar biasa di semenanjung Sanggar seperti wisata alam dan sejarahnya yang sangat menarik.Seperti di Kore (Sanggar), terdapat sebuah pantai yang indah di Boro, dengan ciri khasnya yaitu airnya yang seperti cermin pada waktu pagi hari. Di sebelah timur pantai Boro,Β  terdapat Mene Manu`uΒ  yaitu bekas benteng kerajaan Sanggar, yang digunakan untuk bertahan dari serangan kerajaan lain.Aktifitas para nelayan yang pulang menangkap ikan dengan menggunakan perahu tradisional yang disebut Baga pada waktu pagi saat mereka pulang melaut, biasanya kapal Baga digunakan pada malam hari dengan dipasangi lampu-lampu yang banyak untuk menarik perhatian ikan.Di Kore juga terdapat Rade Na`e kuburan kuno para raja kerajaan Sanggar bisa menambah pengalaman bagi pecinta Traveller. Rade Nae artinya kuburan besar yang dimana terdapat enam makam para bangsawan kerajaan Sanggar yang terletak di arah selatan lapangan Boro–Kore. Untuk menuju ke sana pun sangat mudah, tinggal bertanya pada penduduk dan pasti akan diantarkan menuju makam Rade Nae.Di wilayah Kore juga terdapat Desa Piong yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi. Ada mata air Tampiro dan pantai Piong. Jaraknya masih sangat dekat dengan Kore, di mata air ini kita bisa istirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju kecamatan Tambora atau ke Satonda.Mata air ini dipercaya oleh masyarakat lokal bisa memancarkan aura seperti raja bagi yang meminum atau hanya mengusap muka saja. Sungguh petualangan menjelajah semenanjung Sanggar yang tak terlupa.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads