Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini

Taufik - detikTravel
Jumat, 30 Jan 2015 10:05 WIB
Peta kawasan Port Moresby Nature Park
Kita bisa melihat dua ekor kanguru sedang makan di tempat ini
Ini dia Patung Soekarno Hatta yang dibangun di sini
Papan penunjuk spesies Burung Kasuari, hewan khas tanah papua
Hutan hujan tropis khas Papua Nugini
Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini
Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini
Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini
Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini
Ada Jejak Soekarno-Hatta di Port Moresby, Ibukota Papua Nugini
Jakarta - Di Port Moresby, ibukota Papua Nugini, kita bisa menjumpai jejak proklamator tercinta, Soekarno-Hatta. Keduanya diabadikan dalam bentuk patung berdampingan dengan para pemimpin dunia lain. Bangga!Jalan-jalan saya kali ini di Port Moresby dimulai dengan menyewa taksi yang diatur oleh Pablo, pria yang bekerja sebagai concierge di hotel saya.Β  Dengan rute dari hotel di kawasan 7 miles, kemudian menuju ke Parliament House di Waigani, lalu mampir ke Port Moresby Nature Park, dan kemudian diakhiriΒ  dengan berkeliling pusat kota, yaitu Harbour City, CBD, dan juga Ella Beach sebelum kembali ke hotel. Perkiraan waktu perjalanan adalah sekitar 3 jam saja dengan ongkos 100 Kina. "My name is Wilfred and you can call me Willy", demikan supir taksi kami memperkenalkan diri. Seorang pemuda berusia dua puluh tahuan dengan percaya diri mengenalkan dirinya. Dia juga berkisah tentang banyaknya bahasa yang ada di Papua Nugini, serta Bahasa Motu, Inggris, dan Tok Pisin yang paling banyak digunakan di kawasan Port Moresby.Dia sendiri berasal dari propinsi di bagian barat Papua Nugini yang berbatasan dengan Indonesia. "My village is near Valino", tambah Wilfred lagi, sambil bercerita bahwa dia sebenarnya sudah menikah, namun meninggalkan istrinya di kampung.Tidak terasa, taksi pun tiba di pintu gerbang Parliament House , Gedung MPR versi Papua Nugini yang memiliki arsitektur khas. Namun gedung ini tertutup untuk umum, dan kami hanya dapat mengagumi keindahannya dari halaman luarnya saja. Hanya beberapa jepretan yang sempat saya ambil dengan kamera HP sebagai bukti pernah mampir ke sini.Maklum, walaupun ini gedung parlemen, pernah juga terjadi perampokan di siang hari bolong. Sehingga kami tidak mau berlama-lama dan kemudian segera meluncur ke Port Moresby Nature Park. Wilfred hanya mendrop kami di tempat ini dan kemudian memberikan nomer telpon genggamnya. Dalam waktu sekitar satu jam, kami akan menelponnya untuk kembali menjemput.Di tempat membeli tiket, tertulis harga masuk 13 Kina untuk visitor dan 7 Kina untuk penduduk setempat. Gadis yang melayani sangat ramah dan bahkan sempat memberi saya beberapa uang logam Kina sebagai kembaliannya . "Yang bentuknya segi enam ini adalah 50 Toya", tukasnya sambil memberikan sekeping uang logam senilai setengah Kina itu.Asyiknya lagi, sebelum masuk ke taman, kita disarankan untuk disemprot dengan 'Mosquito Repellant' alias anti nyamuk berbentuk cairan yang dioleskan ke seluruh tubuh yang tidak tertutup pakaian. Maklum tanah Papua Timur ini terkenal dengan nyamuknya yang ganas.Ditemani dengan selembar peta taman yang dibeli dengan harga satu Kina dan anak Papua berkaos ungu yang kemudian diketahui bernama Delly dan berusia 12 tahun, dimulailah wisata di Taman Hutan Kota Port Moresby dimana kita dapat melihat berbagai jenis tumbuhan dan fauna khas tanah Papua. Lebih asyik lagi, selama pengembaraan kami di taman ini, hampir tidak ada pengunjung lain kecuali pegawai taman yang sedang asyik bekerja.Hewan khas Papua yang pertama kali kami kunjungi adalah burung Kasuari yang ternyata merupakan burung yang tidak bisa terbang dan masih memiliki kekerabatan dengan burung onta dan emu. Di sini juga saya belajar bahwa nama Kasuwari berasal dari salah satu bahasa di Papua dimana kasu berarti bertanduk dan weri artinya kepala.Setelah itu kami mengembara di hutan tadah hujan dengan pohon-pohon yang lebat serta ribuan kelelawar hitam besar yang bergantungan dan beterbangan di ranting dan dedaunan yang rindang.Β  Aneka burung beo, ular phiton, kangguru, wallaby, dan juga Tura, yang merupakan maskot Pacific Games 2015 dapat disaksikan di tempat ini.Sebuah perjalanan melihat hewan khas tanah Papua yang menyegarkan jiwa. Lebih-lebih lagi di taman ini kita juga dapat melihat patung Soekarno-Hatta dilengkapi dengan bendera Merah Putih dan Bendera Papua Nugini yang ada di sebuah taman kecil di tengah-tengah Port Moresby Nature Park. Tidak jauh dari patung Soekarno Hatta yang mewakili Indonesia, ada patung Mahatma Ghandi yang mewakili India dan juga Jose Rizal yang mewakili Filipina.Dengan perasaan bangga, saya meninggalkan taman dimana kami sejenak menjadi wisatawan. Tempat wisata ini harus dikunjungi bila Anda sempat bertandang ke Port Moresby. Sebelumnya, sempat juga mampir di toko sovenir dan menjepret dua gadis hitam manis yang bekerja di sana.
Hide Ads