Jakarta - Apabila ingin liburan ke luar negeri namun terbatas waktu, mampir saja ke negeri tetangga di Singapura. Selain dapat ditempuh sekitar 45 menir dengan naik pesawat, Anda bisa mampir ke Universal Studio Singapura hingga berfoto di Sentosa Merlion.Flashpacking saya kali ini adalah Singapura, karena memanfaatkan hari libur pas perjalanan dinas ke Batam. Kebetulan saat itu ada dua hari libur kejepit, Selasa dan Kamis, dan saya berangkat ke Batam hari Rabu pagi, pulang Jumat sore. Jadi karena Kamis semua kantor libur, saya manfaatkan hari itu untuk berwisata sehari ke Singapura, sekaligus mencap paspor saya untuk pertama kalinya.Saat menuju pelabuhan Batam Center, supir rental yang ternyata keturunan Singapura mengingatkan untuk membawa KTP di samping paspor. Untuk orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Singapura, khususnya dari Batam, wajib memperlihatkan KTP-nya. Selain itu diingatkan pula untuk menyebut tempat yang akan dikunjungi dan berapa lama. Berhubung tidak menginap, supir menyarankan untuk menyebut Mustafa Center saja dengan keperluan berbelanja. Itu kata-kata sakti yang wajib diucapkan di depan petugas imigrasi kalau ditanya. Dan karena cuma sehari, lebih baik beli tiket ferry PP karena lebih murah harganya. Benar saja, setiba di Harbour Front saat berhadapan dengan petugas imigrasi, pertanyaannya persis sama dengan yang diucapkan supir tadi. Walaupun sudah menyerahkan paspor dan kartu imigrasi yang diberikan di kapal tadi, tetap saja KTP minta diperlihatkan serta tiket PP. Tujuannya agar Anda tidak dicurigai sebagai imigran gelap yang numpang kerja di Singapura. Lepas dari konter imigrasi dan cukai, kebingungan mulai melanda. Rencana yang tadinya hendak ke Legoland melalui CIQ2 sekejap sirna karena bingung hendak ke mana.Setelah berputar-putar di dalam gedung mal yang terintegrasi dengan terminal ferry, akhirnya ketemu juga stasiun MRT yang ternyata berada di basement mal. Lihat peta sejenak, saya putuskan untuk ke Joo Koon, karena stasiun itulah yang terletak di paling barat Singapura. Namun setelah sampai sana, saya kembali bingung karena tidak tahu rute bus apa untuk ke CIQ2. Akhirnya saya putuskan untuk ke Boon Lay, karena di situ ada terminal bus. Sampai di Boon Lay, lagi-lagi bingung gimana caranya naik bus kota. Maklum baru pertama ke luar negeri, jadi agak grogi. Beda dengan MRT yang memakai mesin tiket, kalau bus rupanya harus menyiapkan koin sesuai dengan tarifnya. Karena masih saja bingung, akhirnya saya putuskan kembali saja ke Harbour Front. Rupanya setiba kembali di sini, terdapat petunjuk ke Pulau Sentosa naik monorail di lantai dua. Daripada tidak dapat sama sekali, saya putuskan saja untuk wisata ke situ. Sekalian mampir di depan gerbang Universal Studio Singapura (USS) yang terkenal itu. Ongkos Monorail-nya SGD 4 (Rp 37 ribu), cukup mahal juga untuk jarak yang tidak sampai 3 Km.Berhubung masuk USS cukup mahal, yakni sekitar SGD 68 (Rp 645 ribu), mending main ke Pantai Siloso yang gratis sambil cuci mata. Dekat pantai tersebut rupanya terdapat patung Merlion imitasi alias Sentosa Merlion, bukan yang dekat Singapore Flyer, dimana bisa dinaiki hingga ke puncaknya. Biayanya juga cukup murah, cuma SGD 12 (Rp 113) plus es krim. Sebelum naik ke atas, kita disuguhi film animasi mitos sejarah Singapura yang berarti Kota Para Singa selama lima menit. Setelah itu dilanjutkan dengan naik lift ke puncak patung. Dari sini kita bisa memandang Singapura dari atas, seperti dari Monas walaupun tidak setinggi itu.Tak terasa waktu sudah sore, saya harus kembali ke terminal ferry. Lumayan memuaskanlah untuk kunjungan pertama kali walaupun cuma beberapa jam saja di Singapura dan sempat tersasar pula. Paling tidak jadi tahu cara naik MRT dan bus di sana. Walaupun sudah baca google maps, tetap saja di lapangan kadang berbeda.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol