Hai Jomblo! Ada Mata Air Enteng Jodoh di Bandung Barat
Rabu, 27 Agu 2014 19:15 WIB

Rina Tri Handayani
Jakarta - Selain indah, Gunung Putri di Cililin, Bandung Barat, juga memiliki mitos menarik. Barangsiapa meminum air dari mata air Gua Gunung Putri, dipercaya akan enteng jodoh. Alamnya sendiri masih asri dan belum terjamah.Tebing-tebing menjulang mengapit Sungai Cibitung di Desa Mukapayung, Cililin, Bandung. Alirannya yang tenang menumbuk sisa-sisa batuan lahar gunung api yang meletus jutaan tahun lalu. Dari jembatan besi yang cukup lawas terlihat pula masih hijaunya pegunungan dengan air yang terjun ke bawah. Di sisi yang lain, hamparan padi bak karpet yang tergelar seakan menyambut tamu yang akan ke puncak gunung. Dari jajaran pegunungan, ada satu gunung yang cukup tenar di kalangan masyarakat sekitar, Gunung Putri namanya. Akses mendaki gunung ini baru jalan setapak. Untuk menggapai puncaknya, ditempuh kira-kira empat puluh menit dari jembatan Sungai Cibitung. Jika pernah berkunjung ke Gunung Api Purba di Nglanggeran, Yogyakarta, bebatuan dan tebing di kawasan Gunung Putri cukup mirip.Uniknya, di Gunung Putri terdapat gua yang dinamakan sama, Gua Gunung Putri. Di gua tersebut mengalir air yang tak pernah kering. Oleh masyarakat setempat, air tersebut dipercaya dapat menyehatkan badan dan bisa langsung diteguk. Siapa yang membasuh muka dengan air tersebut juga dipercaya enteng jodoh. Sumber air yang terletak di tengah-tengah perjalanan menuju puncak gunung tersebut menggoda saya juga untuk mencicipnya. Glek, segar merayap di tenggorokan.Tak cuma gua, Gunung Putri juga erat dengan legenda yang berkembang di masyarakat, yakni kisah lamaran yang batal. Dahulu kala, Pangeran Asep Roke yang hendak melamar Putri kesiangan. Padahal seserahan, mas kawin, sebagainya telah dipersiapkan. Haweyon (dalam bahasa sunda berarti berteriak) menyoraki pangeran yang terlambat. Batallah pernikahan pangeran dan putri. Karena itu, gunung yang dipisahkan oleh Sungai Cibitung dari Gunung Putri oleh masyarakat dinamai Gunung Asep Roke, dan tak jauh dari gunung tersebut dikenal dengan Gunung Haweyon.Perjalanan yang terjal dan menanjak terbayar saat sampai di puncak. Dari puncak, meander Sungai Cibitung tampak mengalir di antara lembah Gunung Putri dan Asep Roke. Di puncak gunung dapat ditemukan gerabah dan perabotan masa lampau, dan terdapat pula batu yang disebut batu masek. Konon ceritanya, patok Kerajaan Pajajaran ada di Gunung Putri.Puas menikmati panorama dari puncak, saya menyempatkan mampir ke Batu Munding laya. Disebut munding karena bentuknya yang menyerupai kerbau (munding=kerbau) yang sedang tertidur. Masyarakat percaya batu tersebut mempunyai kekuatan magis. Lumut yang tumbuh di batu diyakini sebagai lumut ajaib yang dianggap baik untuk hewan ternak mereka. Batu Munding Laya oleh masyarakat juga dipercaya sebagai kerbau yang dibawa oleh Pangeran Asep Roke sebagai seserahan. Selain Batu Munding Laya, ada pula batu Mukapayung, merupakan payung yang juga dibawa saat pernikahan.Lokasi ini terletak 35 kilometer dari Kota Bandung, tepatnya berada di Kabupaten Bandung Barat. Paling enak mengaksesnya dengan kendaraan pribadi. Bagi pecinta petualangan dan penyuka geowisata, tak akan menyesal dengan kawasan yang belum cukup terpublish ini. Kawasan yang jauh dari hiruk pikuk keramaian, cocok untuk menenangkan hati dan pikiran penat. Jika tak ingin mendaki, juga dapat sekedar bersantap di rumah makan dengan bangunan semi permanen yang berada di tepi Sungai Cibitung, sembari menikmati aliran dan gunung-gunung sarat mitos yang menjulang.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum