Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!

Andy Rafly - detikTravel
Jumat, 29 Agu 2014 14:21 WIB
loading...
Andy Rafly
Berjalan kaki menuju kantor imigrasi di perbatasan Thailand.
Berjalan diatas jembatan menuju gerbang negara Kamboja.
Tiket masuk Candi Angkor Wat & bersiap untuk menjelajahinya.
Candi Angkor Wat yang ramai dikunjungi wisatawan asing.
Imigrasi Kamboja yang terlihat seperti warung nasi.
Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!
Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!
Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!
Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!
Backpacking dari Thailand ke Kamboja, Seru!
Jakarta - Thailand dan Kamboja, dua negara yang masih dalam satu kawasan Asia Tenggara ini sering menjadi negara tujuan kaum backpacker. Selain murah, bertualang disana selalu seru. Pasti ada pengalaman baru yang bisa Anda dapatkan.Hari Sabtu, 26 April 2014, merupakan hari di mana saya akan melakukan perjalanan traveling kali keempat saya, yaitu menuju Siem Reap di Kamboja. Terlebih dahulu saya naik penerbangan salah satu maskapai budget Medan-Bangkok yang 5-bulan lalu saya dapatkan dengan harga promo cukup murah yaitu seharga Rp 99.000.Penerbangan Medan menuju Bangkok hanya ada satu flight per hari yaitu pada pukul 13.45 WIB. Hari tersebut merupakan hari paling menyenangkan karena hampir setahun bekerja tanpa henti dan akhirnya bisa melepas penat dengan traveling. Bukan hanya itu saja melainkan pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara baru kebanggaan masyarakat Sumatera Utara yaitu Bandara International Kualanamu.Ketika saat akan check-in, saya bertemu juga dengan seorang pria lajang asal kota Binjai yang juga ingin check-in, beliau baru pertama kali ingin mengunjungi Bangkok dan kami sempat ngobrol asyik tentang wisata di Bangkok. Namun ketika selesai melakukan check-in, kami pun terpisah dan tidak berjumpa lagi. Akhirnya kami berjumpa kembali ketika tiba di Bandara Don Mueang.Ketika selesai melakukan pengecekan imigrasi, kami berjumpa di lantai dasar dekat pintu keluar bandara dan kami pun memutuskan berbarengan, apalagi tujuan utama kami sama yaitu menuju penginapan yang berada di kawasan backpacker Khaosan Road. Kami pun memutuskan menggunakan free shuttle bus menuju Bandara Suvarnabhumi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dan dilanjutkan dengan menggunakan Airport Railink menuju terminal Phaya Thai.Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Khaosan Road menggunakan tuk-tuk seharga 150-Baht yang dishare berdua, jadi masing-masing cuma membayar 75-Baht. Senang sekali saya pas itu karena bisa menghemat pengeluaran pertama di Bangkok apalagi untuk urusan transportasi. Toh tuk-tuk bisa memuat 2-3orang bahkan lebih.Sampai di Khaosan Road kami pun berpisah karena tidak sama tempat penginapannya, tapi kami sudah membuat janji ingin mengunjungi pasar akhir pekan terbesar di Bangkok yaitu Chatucak Weekend Market esok hari, berhubung kami mengunjungi Bangkok pas akhir pekan.Ketika itu saya juga tidak berharap apakah janji tersebut tinggal janji atau memang terealisasi, toh saya juga bisa berkunjung kesana sendirian. Sungguh tak diduga, pagi hari ketika saya lagi menyusun barang yang ada di backpack saya. Beliau datang langsung ke penginapan saya, bahkan mengetuk pintu kamar hostel tempat saya menginap dan bertanya apakah jadi kita berkunjung ke Chatuchak Weekend Market.Kami pun beranjak dan menuju pasar akhir pekan tersebut, kami berkeliling sampai akhirnya memutuskan makan siang bareng di salah satu resto halal yaitu Saman Islam. Setelah perut terisi, kami melanjutkan berkeliling mencari barang yang bisa dibeli.Bisa dibayangkan bagaimana kalau berjalan sendirian,mungkin membosankan ditambah tidak adanya teman ngobrol. Padahal trip traveling kali ini cuma saya sendirian alias solo traveler, tapi tak diduga bisa berjumpa teman baru yang juga solo traveler. Cocok!Setelah puas berkeliling pasar Chatuchak, kami pun menyudahi perjalanan pada hari tersebut dan memutuskan balik ke penginapan di daerah Khaosan dengan menumpang bus bernomer-3 dengan tarif 7-Baht per orang, sama ketika dari Khaosan menuju Chatuchak. Kami pun berpisah ketika turun dari bus dan berjabat tangan.Tapi ketika berpisah, saya lupa meminta akun sosial media atau nomer kontak yang suatu saat bisa menghubungi kembali jikalau ingin traveling ke negeri orang. Sungguh sangat menyesal, apalagi ini merupakan pengalaman traveling yang paling berkesan.Perjalanan hari itu sangat menyenangkan dan seru ditambah ketika sore hari berkunjung ke museum Jim Thompson sendirian menggunakan bus dari Khaosan Road dengan gratis karena sepanjang perjalanan tidak dipungut biaya oleh kondektur bus, begitu juga pulangnya.Namun, saya hampir kelewatan, karena Soi Kasemsan-2 persis dibawah stasiun BTS National Museum. Ketika di dalam bus saya melihat papan petunjuk, tapi tidak sekilas melihat papan petunjuk adalah petunjuk menuju museum Jim Thompson.Namun, akhirnya saya memutuskan turun dan benar papan petunjuk tersebut menunjukan bahwa museum Jim Thompson berada di dalam Soi/Gang persis seperti blusukan tapi tidak perlu khawatir karena ada free shuttle sejenis mobil golf yang akan mengantarkan kita sampai museum tersebut.Perjalanan ke Thailand kedua kalinya selesai dan siap melanjutkan perjalanan menuju Siem Reap, Kamboja di keesokan harinya. Saya membeli tiket van menuju Siem Reap di kawasan Khaosan tepatnya Chakrapong Road terdapat jasa travel, salah satunya adalah Welcome Travel.Di sana tersedia berbagai tujuan dengan harga murah misalnya tujuan Siem Reap dengan harga 200-Baht. Tapi beribu sayang, ternyata harga tersebut untuk orang Eropa dengan alasan mereka memerlukan visa, sedangkan saya dari Asia dikenakan 350-Baht, setidaknya masih murah ketimbang harga tiket bus di terminal ditambah ongkos lagi menuju terminal.Perjalanan memerlukan hampir 5-jam sampai kota perbatasan di Thailand yaitu Aranyaprathet, kemudian kami singgah di salah satu resto dimana tersedia travel. Dimana yang memerlukan visa untuk mengunjungi Kamboja dapat dibuat/diurus disini. Saya tidak mengurus visa karena berasal dari Indonesia sesama negara Asean, tapi malah dikutip 100-Baht mungkin untuk pungli di imigrasi Kamboja.Maklum harga tiket van murah, jadi mungkin itu biaya tak terduga, lain kalau menggunakan bus dari terminal mungkin tidak terkena sejenis pungli karena harga tiket bus sudah mahal. Sampailah saya di perbatasan, mengantri di imigrasi Thailand untuk stempel keluar dari negara tersebut dan bersiap memasuki negara Kamboja.Ketika sampai di gerbang masuk negara Kamboja, hiruk pikuk warga Kamboja pun terlihat. Kesan kumuh dan lusuh pun terlihat, seperti pada imigrasi Kamboja yang mirip warung makan dan terdapat batang pohon yang menembus atap pos imigrasi.Perjalanan dilanjutkan menggunakan bus dari perbatasan menuju terminal bus di Poipet untuk melanjutkan menggunakan van menuju kota Siem Reap. Di terminal Poipet ini tersedia Money Exchange, dimana wisatawan bisa menukarkan uang Riel Kamboja (KHR).Saya sempat menukarkan 50-USD ke mata uang Kamboja. 1 USD dihargai 3.800 KHR walau pasaran 1 USD= 4.000 Riel, mungkin itulah keuntungan yang diperoleh Money Exchange. Saya memilih menukarkan uang dolar saya ke Riel Kamboja karena uang dolar saya semua pecahan 100 USD, gak afdol kalau dipakai untuk membayar tuk-tuk, bisanya nanti disangka tuan kaya raya.Perjalanan dilanjutkan sekitar hampir 6 jam dan kami tiba di kota Siem Reap dan diturunkan di terminal, tapi tidak bisa dibilang terminal karena tidak adanya penumpang, lebih pantasnya dibilang workshop tempat berkumpulnya van. Kemudian saya ditawarin tuk-tuk Kamboja yang bentuknya seperti delman tapi ditarik oleh sepeda motor. Kebetulan saya masih ragu dengan info hostel murah yang saya dapatkan, jadi saya serahkan kepada supir tuk-tuk tersebut.Kemudian saya diantar dengan satu wisatawan asal Jepang menuju hostel bookingannya dan dilanjut menuju hostel yang akan direkomendasikan oleh sang supir tuk-tuk tersebut. Saya dibawa di kawasan Sivartha Road tepat di seberang kuil Wat Damnak ada budget hostel yang bernama I WIN HOSTEL, fasilitas di dalam ada private room dan dormitory.Saya memilih dormitory karena harga yang murah yaitu 3 USD per malam ditambah koneksi WiFi yang super kencang bahkan saya berhasil mendownload permainan di gadget yang saya bawa dan browsing info tentang Kota Siem Reap.Hari kedua di Siem Reap, saya mengunjungi Angkor Wat, dengan tiket masuk seharga 20 USD per harinya ditambah foto wajah kita yang dicetak di dalam tiket persis seperti ID Card dan bisa dijadikan souvenir/kenang2an setelahnya.Mengunjungi candi Angkor Wat bisa menggunakan sepeda atau tuk-tuk yang disewa 15 USD untuk mengelilingi seluruh candi di kompleks Angkor Wat. Lebih hematnya lagi jika berpergian diatas 2 orang, mungkin bisa dishare ongkos sewa tuk-tuknya menjadi lebih murah.Setelah lelah dan capek berkeliling candi di kompleks Angkor Wat, saya memutuskan kembali ke hostel dan bersiap mencari oleh2 karena kunjungan saya di Siem Reap cuma beberapa hari saja. Tempat pertama yang saya kunjungi untuk membeli oleh2 adalah Madame Sachiko, (Angkor Cookies) yang berada di jalan utama menuju candi Angkor Wat.Toko yang dibuka oleh warga Jepang yang sudah lama menetap di Kamboja menjual aneka cookies lezat dengan aneka bentuk candi Angkor Wat, juga tersedia aneka keripik pisang, teh hijau dan lada hitam. Saya memutuskan membeli satu kotak Angkor Cookies ukuran kecil seharga 7 USD (setara Rp 84.000).Perjalanan dilanjutkan menuju Old Market dekat penginapan, untuk menjangkau tempat ini sangatlah gampang. Berada persis seberang Siem Reap Night Market yang terdapat sungai dan taman kota. Disini saya membeli kaos dengan logo bir Kamboja yaitu Angkor Beer cuma diberandol 2 USD (setara Rp 24.000).Perjalanan pun berakhir dan menunggu waktunya pulang kembali ke Bangkok, Thailand untuk penerbangan selanjutnya.Biaya yang saya keluarkan selama 3D-2N di Siem Reap, Kamboja sekitar 79 USD setara Rp 948.000. Berarti tidak melebihi Rp 1 juta. Kalau ditambah ongkos dari Bangkok menuju Siem Reap mungkin sekitar satu jutaan dan tidak lebih dari Rp 1,2 juta.Murah meriah kan? Demikian perjalanan traveling saya bulan April lalu dan perjalanan berikutnya yaitu di pertengahan tahun 2015 mengunjungi Vietnam dan Laos, masih dengan jalur darat. Semoga terealisasi dan perjalanan berjalan lancar.
Hide Ads