Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri

Rossa Amalia Abrianti - detikTravel
Rabu, 16 Apr 2014 18:30 WIB
loading...
Rossa Amalia Abrianti
Ombak Samudera Hindia
Jejak-jejak kaki petualang
Dari gunung turun ke 0 mdpl
Menikmati indahnya Indonesia
Inilah kami
Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri
Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri
Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri
Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri
Pantai Nampu, Sang Perawan dari Wonogiri
Jakarta - Saat libur panjang di Wonogiri, traveler pasti menyerbu objek wisata primadona yakni Waduk Gajah Mungkur. Tapi tahukah Anda, di balik pesona gunung kapur ada pantai perawan bernama Pantai Nampu.Sudah siap segala keperluan mendaki. Ok, bismillah lanjut ke basecamp. Perjalanan menuju basecamp sangatlah indah, melihat Merapi dan Merbabu lebih dekat. Lampu-lampu kota yang sesekali tertutup kabut, karena pada saat itu habis turun hujan.Sesampainya di basecamp, semuanya telah berkumpul, dan ternyata teman saya mengatakan bahwa kalau ada himbauan perempuan yang menstruasi tidak boleh mendaki. Nah, perasaan di dalam hati saya campur aduk, memang saya pernah mendaki saat sedang halangan, namun bukan hari pertama seperti itu.Antara tidak enak sama kawan-kawan dan saya pun ragu untuk mendaki. Akhirnya, saya mengatakan kalau saya tidak ikut mendaki, saya juga mengizinkan teman-teman yang ingin mendaki. Namun, mereka mengatakan "Ndut, nggak naik 1 nggak naik semua". Dari situ, saya memandangi semua wajah kawan saya. Begitu mereka ikhlas dengan semuanya, hati saya terenyuh begitu mereka memutuskan hal yang seperti itu.Padahal, semuanya keperluan untuk mendaki sudah dipersiapkan, sudah sampai basecamp tinggal naik. Eh, ternyata kami tak jadi naik. Nah, untuk mengobati rasa kecewa dan galau kami pun berdiskusi akan ke mana kita selanjutnya. Hal ini untuk memanfaatkan tenda yang sudah kita sewa dan logistik yang dibawa.Hasilnya, kita memlih untuk menjelajah ke selatan Jawa Tengah, yaitu Wonogiri. Namun, sebelumnya kami singgah dulu di rumah salah satu kawan di Klaten. Kami semua meninggalkan basecamp, rasa kecewa masih tetap ada. Sesampainya di Klaten, kami semua disambut hangat oleh orangtua kawan saya. Pokoknya enak banget, tidur nyenyak dan makanan banyak.Keesokan harinya pukul 09.00 WIB dari rumah kawan saya berangkat menuju tujuan kami, yaitu melihat pantai pasir putih di selatan Jawa Tengah. Perjalanan yang jauh, namun begitu menyenangkan. Di jalan kami menemukan hal-hal baru. Begitu bahagianya ketika akan melihat waduk terbesar se-Jawa, Waduk Gajah Mungkur. Begitu takjubnya ketika melihat jejeran pegunungan kapur yang menawan, dan Gunung Lawu yang begitu sangat kurindukan.Perjalanan kurang lebih 3-4 jam, tujuan kami mulai terlihat dari petunjuk jalannya. Perjalanan yang begitu indah, melihat lebih dekat masyarakatnya, jejeran gunung karang yang indah. Tak terasa kamipun sampai di tujuan, yaitu Pantai Nampu yang terletak di Desa Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri. Pantai yang begitu indah dan menawan. Pantai ini termasuk masih alami dan tak kalah indahnya dengan pesona pantai-pantai di Gunungkidul, Yogyakarta.Di sana, kamipun langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda. Setelah itu, kami langsung bermain dengan air dan menikmati pasir putih yang sebelumnya sama sekali tidak aku lihat di kota asal saya yaitu Pekalongan.Setelah puas, kami istirahat di tenda. Kemudian saya membuat makanan untuk kawan-kawan. Setelah puas, kami langsung packing, bongkar tenda, mandi bilas. Sebenarnya ingin sekali untuk ngecamp 1 malam di sana. Namun karena esoknya kami harus menjalani kehidupan kuliah, akhirnya kami harus meninggalkan si mungil dari Wonogiri ini.Sekitar pukul 16.00 WIB kami langsung pulang. Perjalanan ditemani rintik-rintik hujan tak menyurutkan semangat untuk pulang karena sebelum kembali ke Semarang, kami ingin mengenali Kota Solo lebih dekat. Perjalanan sebelum sampai di Solo, kami melihat di pegunungan kapur tersebut di kala hujan. Terdapat air terjun yang begitu indah. Wah, ini bonus!Kemudian melihat Gunung Gandul yang menarik untuk dilihat. Sesampainya di Solo, kami langsung menuju Alun-alun Kidul, mengisi perut yang sudah sangat lapar.Kemudian kami mengelilingi sekitar Keraton Surakarta, melihat tata kota Solo teringat akan jasa Pak Jokowi. Di Pekalongan tidak ada yang seperti itu lho.Setelah itu, pukul 21.30 WIB kami berangkat menuju Semarang. Kala ini, perjalanan ditemani bis-bis malam. Indah memang perjalanan malam itu, banyak tantangan maupun pelajaran hidup yang didapat bila kita menikmati dan meresapinya. Pukul 23.30 WIB kami sampai di Semarang dan pulang ke kost masing-masing. Gunung Merbabu gagal naik, tak mengapa jika hasilnya seperti ini. Puas!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads