Jakarta - Traveling tidak harus beramai-ramai, solo traveling juga bisa. Selain lebih simpel, juga bisa bertemu teman lama maupun baru dalam perjalanan. Kota Malang di Jawa Timur juga seru untuk solo traveling.Matahari pagi itu belum terlalu tinggi, kuningnya masih memantul di jendela kereta yang mulai masuk ke stasiun Kota Malang. Sekarang kereta tidak hanya dipenuhi koper dan ransel saja, perbincangan hangat mulai memenuhi setiap gerbong. Udara dingin pun perlahan pergi dari baju abu-abu tangan panjang yang saya pakai.Peron kereta kembali bertemu gerbong, masinis menarik tuas rem perlahan, membuat penumpang KA Matarmaja menahan rasa ingin turun. Saya? Selain menahan rasa ingin turun, saya juga menahan rasa lapar.Biskuit gandum masih tersisa beberapa, masih cukup untuk hari ini. Kalau pun nggak cukup saya masih bisa cukup-cukupkan. Maklum saya pergi sendiri dari Bogor dengan uang terbatas, nggak lebih dari Rp 500 ribu.Udara sejuk Kota Malang mulai menyapa badan saya yang bau apek, apek setelah menggembel dari Bogor, luntang-lantung di Stasiun Pasar Senen, dan meratakan pantat kurang lebih 17 jam di kursi 6E gerbong 2.Di depan Stasiun Malang saya kebingungan. Kebanyakan rencana yang dibuat, jadinya nggak ada rencana yang benar. Mau ke Bromo, Batu, Pulau Sempu, Pantai Gua Cina, atau balik lagi ke Bogor terus tidur di kost? Akhirnya memilih balik ke kostan dan tidur saja? Nggak lah!Dari stasiun, saya jalan kaki ke Alun-alun Tugu, jaraknya cuma beberapa ratus meter. Di tempat yang juga disebut bundaran ini, saya sedikit meluruskan kaki dan bersantai.Suasana pukul 9.00 WIB pagi di sana sangat tenang. Air mancur yang mengelilingi tugu, tanaman hijau dan bunga dengan embun yang hampir menetes di ujung daun, keluarga yang difoto oleh ayahnya, sekelompok anak muda yang bergantian di foto, dan beberapa pasangan yang sedang 'memiliki dunia' berdua saja pagi itu.Semakin terasa kalau lagi solo traveling, harus biasa ngobrol dengan lampu taman atau foto ransel tanpa orang. Perjalanan pagi itu dilanjutkan ke Alun-alun Merdeka, jalan kaki lagi walau agak jauh.Berbeda dengan Alun-alun Tugu, suasana di Alun-alun Merdeka lebih ramai, banyak pedagang dan orang yang beraktivitas. Setelah berkeliling dan melihat sekitar, saya duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati kopi hangat dan biskuit gandum yang tersisa.Sial, tiba-tiba seorang wanita tua datang dan maki-maki saya dengan bahasa Jawa. Yah, mana ngerti! Yang saya inget dia pertama bilang, "Sampean nganu nganu manten nganu nganu sore". Habis itu dia bilang, "Nganu duit nganu nganu duit mu!"Saya bingung, kenapa dia marah-marahnya pakai bahasa Jawa. Akhirnya saya kasih dia uang dan ampas kopi sesuai permintaan dia. Saya tinggal dia sambil mengutuk dalam hati, "Ngaanuuu!!"Bayangan pohon mulai memendek, saya menunggu waktu salat Jumat sambil mengobrol dengan seorang bapak tua dari Kota Pasuruan. Ternyata dia sedang kembali menikmati indahnya lensa mata setelah operasi, karena sebelumnya dia tidak bisa melihat karena katarak.Saya jadi menyesal, kadang mata ini tidak dijaga. Lupa betapa nikmatnya bisa melihat dunia, sedangkan ada orang lain yang tidak seberuntung ini.Tiba-tiba muncul SMS dari Erma, temen kampus. Sempat bercanda di Twitter kalau lagi di Malang. Dia bilang Nana dan Thony juga lagi di Malang. Erma, Thony, dan Nana ini teman di Kampus. Langsung saya hubungi mereka berdua.Awalnya mereka nggak mengaku lagi di mana, dan nggak percaya kalau saya lagi di Malang. Mereka menantang buat bertemu di Stasiun Malang. Sial! Terpaksa harus balik lagi ke sana, buru-buru saya naik angkot.Untung skill naik angkot saya sudah terlatih di Bogor, Kota Seribu Angkot. Bertemulah dengan dua makhluk yang dekil sekali, seperti wanita tua tadi. Bedanya mereka berdua gendong ransel.Nggak kuat menahan tawa waktu bertemu mereka. Jauh-jauh kabur dari Bogor, eh bertemu mereka juga. Mereka 2 bulan lebih dulu kabur dari Bogor. Mereka sudah selesai dengan Malang dan siap-siap pergi ke kota berikutnya. Setelah berkisah, kita berpisah.Mereka pergi ke antah berantah, saya pun memutuskan pergi juga. Dengan menggendong ransel hitam butut, saya naik angkot menuju Terminal Gadang. Tujuan berikutnya adalah Pulau Sempu!
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol