Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan

Yun Damayanti - detikTravel
Rabu, 21 Mei 2014 15:50 WIB
loading...
Yun Damayanti
Tenda safari di Batu Mentas, Belitung
Fasilitas mandi dalam tenda safari di Belitung
Semua kamar hadap laut di Sumur 3, Sabang
Beranda rumah panggung ala Lombok
Akomodasi paling asyik di Cisolok, Pelabuhan Ratu
Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan
Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan
Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan
Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan
Ecolodge, Penginapan yang Ramah Lingkungan
Jakarta - Ecolodge adalah sebutan untuk penginapan yang ramah lingkungan dan menekankan pada alam. Sudah ada beberapa ecolodge di Indonesia, seperti di Belitung, Sabang, dan Lombok. Tertarik mencoba?Dalam industri akomodasi (hospitality), ada banyak jenis akomodasi. Mulai dari hotel berbintang 5 sampai 1, hotel non-bintang atau biasa disebut hotel melati termasuk di dalamnya wisma, guest house, home stay, hostel, pondok dan lain-lain. Semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.Meskipun budget relatif kecil, kadang-kadang saya menemukan akomodasi unik dan menarik di beberapa daerah. Tinggal di tempat-tempat seperti ini memberikan pengalaman sendiri yang tidak kalah menarik dengan pengalaman perjalanannya.Paling berkesan adalah saat menginap di tenda safari (safari tent) di kawasan buffer, hutan lindung di Badau, Belitung. Masih termasuk dalam kawasan Batu Mentas Tarsius Sanctuary.Tenda ini memang dirancang khusus. Di dalamnya tersedia fasilitas yang biasa kita temukan dalam kamar hotel, termasuk air panas!Berada di tengah-tengah pepohonan yang cukup rapat dan aliran sungai kecil yang bisa direnangi. Didepannya menghembuskan udara sejuk langsung ke dalam tenda, jadi memang tidak perlu pendingin udara.Aliran listrik dari mesin generator hanya ada mulai pukul 17.00-24.00 WIB, selebihnya hanya ada cahaya dari obor yang mengelilingi tenda dan sinar rembulan bila sedang waktunya.Hanya ada 1 operator seluler yang sinyalnya masih eksis di sini. Pengelola akan memberikan senter dan handy talkie kepada tamu sebagai pengganti telepon.Keterbatasan fasilitas tidak selalu menyusahkan dan menakutkan. Mendengarkan suara nafas sendiri bersama suara-suara hewan di tepi hutan dalam kesunyian dan cahaya terbatas, sempat membuat saya merasa takut dan khawatir.Selesai berdoa, saya menyadari perasaan itu sebagai pengingat, betapa saya tidak mengenali Bumi ini sebagai tempat tinggal. Malah itu justru lebih mendekatkan diri kepada alam.Embun yang menguap dari tanah dan rumput mengeluarkan bau yang khas. Itulah yang membangunkan saya keesokan paginya. Sungai kecil dengan air jernih kehijau-hijauan di depan tenda, seolah memanggil-manggil untuk segera menceburkan badan ke dalamnya. Sebelum meneruskan perjalanan, segelas teh manis dan mi goreng saya santap di tepian sungai di pinggir hutan.Bila menginap di safari tent di pinggir hutan terlalu ekstrem bagi traveler, bentuk ecolodge lain bisa dicoba. Saya suka sekali menginap di akomodasi yang dibangun dari material kayu atau bambu. Di sini kipas angin cukup, karena sirkulasi udara alami yang segar masuk melalui pori-pori kayu.Meskipun tidak menawarkan fasilitas di dalam dan luar kamar semutakhir yang ada di bentuk akomodasi lainnya, biasanya akomodasi semacam ini menekankan pada relaksasi, suasana kekeluargaan, dan pengalaman tamu menikmati alam. Semuanya ditunjukkan oleh pemilik penginapan dan stafnya.Lautan lepas sudah terbingkai dari balik kaca jendela kamar. Dari balkon kita bisa sepuasnya menikmati sunrise dan sunset. Mau jalan-jalan menyusuri pantai atau berenang tinggal turun. Biasanya pemilik akan menawarkan apabila kita mau memesan makanan.Benang merahnya, biasanya bangunan dirancang ramah lingkungan. Penggunaan energi dan air sangat efisien. Meskipun tidak semua, umumnya ecolodge berada tidak di tengah kota. Harganya pun tidak selalu mahal.Pengalaman yang dibawa tidak akan kalah dengan menginap di resor bintang lima sekali pun. Karena tidak ada yang bisa menandingi kemewahan yang diberikan dan disediakan oleh alam.Sayangnya, investor yang tertarik membangun ecolodge dan sejenisnya di negeri ini, serta tamu-tamu yang tertarik mengingap di sana lebih banyak berasal dari mancanegara, terutama dari Barat.Apakah traveler berani mencobanya dalam liburan panjang minggu depan ini?
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads