Akhir Pekan Tiba! Waktu yang Pas Menyusuri Komplek Candi Ratu Boko
Jumat, 12 Jul 2013 15:16 WIB

Aris W
Jakarta - Traveling menyusuri komplek Candi Ratu Boko di Yogya mungkin sangat pas saat menghabiskan waktu akhir pekan ini. Candi ini juga tergolong situs peninggalan nenek moyang yang sudah mendunia.Perjalanan saya kali ini tidak bisa dibilang dekat rumah karena harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama. Saya berangkat tepat pukul 23.30 WIB dari Surabaya. Saya menggunakan bus ekonomi jurusan Surabaya-Yogya.Perjalanan yang ditempuh kurang lebih hampir 8 jam dengan sopir yang sedikit kebut-kebutan. Tepat pukul 06.00 WIB saya tiba di depan Candi Pramabanan.Bangunan candi Hindu ini masih berada di dalam komplek Candi Prambanan yang memiliki nilai sejarah tentang kisah cinta Rara Jonggrang yang konon mengajukan persyaratan untuk dibuatkan 1.000 candi kepada Raden Bandung Bondowoso yang ingin meminangnya menjadi istri.Rara Jonggrang yang berarti 'gadis langsing' merupakan sebuah legenda atau cerita rakyat populer yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Cerita ini mengisahkan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukan.Tapi kali ini saya tidak menceritakan soal Candi Prambanan yang dikagumi banyak orang. Candi Ratu Boko menyimpan keeksotisan tersendiri. Sebuah komplek candi yang luas di atas bukit dengan udara yang sejuk. Tempat ini yang sangat nyaman untuk jalan-jalan dan menambah wawasan tentang situs-situs bersejarah yang ada di tanah air tercinta kita.Situs Ratu Boko adalah situs purbakala yang merupakan komplek sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek Candi Prambanan. Komplek candi ini dulunya istana dari sebuah kerajaan, mengingat dari kontur dan arsitektur bangunan yang berbenteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan.Tepat di depan candi, terdapat sebuah pasar tradisional yang masih ramai dengan segala aktivitas. Dari Pasar Prambanan, sayaΒ bergegas untuk langsung menuju ke komplek Candi Ratu Boko dan saya berharap masih mendapat momen sunrise di sekitaran candi yang indah.Setelah bertanya-tanya tentang lokasi komplek Ratu Boko, perjalanan pun berlanjut. Jalan masih sepi dari hilir mudik kendaraan motor yang berpolusi bisa saya nikmati dengan santai. Kurang lebih berjalan sekitar 2 km melewati rumah penduduk dan area persawahan.Akhirnya saya pun sampai pada sebuah bukit yang menjulang tinggi dengan papan penunjuk bertuliskan 'Komplek Situs Ratu Boko'. Suasana masih sepi dan hanya ada satu orang penjaga yang menanyai saya.Tiket masuknya lumayan mahal sebesar Rp 25.000. Saya masuk ke arah komplek situs Ratu Boko dengan menyusuri anak tangga yang berjumlah puluhan. Sampai pada sebuah altar dari sebuah restoran dan pusat informasi. Di sana kita bisa melihat komplek Candi Prambanan dari ketinggian yang juga terlihat pemandangan Gunung Merapi. Sayangnya, cuaca kabut tidak mendukung sehingga mengurangi keindahan pagi itu.Setelah berjalan dengan cukup menguras tenaga, akhirnya saya sampai pada areal komplek candi yang sangat bersih. Saya berhasil menjadi pengunjung pertama pada hari itu.Hamparan taman berbunga dan pepohonan yang cukup rindang dengan beberapa gazebo tempat beristirahat. Udara yang begitu sejuk menyambut kedatangan saya pagi itu.Tak lama berjalan, akhirnya nampak dari kejauhan sebuah pintu gerbang candi yang begitu menawan yang terlihat seperti di film-film kerajaan Jawa. Namun berbeda dengan di film, pintu gerbang ini tak ada prajurit kerajaan yang berjaga.Setelah masuk gapura, seolah-olah kita akan terbawa suasana akan kehidupan di zaman kerajaan. Traveler akan langsung dihadapkan pada tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan hijau yang begitu rapi dan bersih. Tepat di samping gapura terdapat sebuah candi pembakaran yang konon sebagai tempat pembakaran jenazah.Tepat di samping candi pembakaran terdapat sebuah kolam sumur suci. Tempat di mana biasa untuk mengambil air suci keperluan upacara adat. Saya pun menyusuri lebih dalam di area komplek candi. Ada 2 buah pendopo, di sana juga terdapat kolam entah pemandian atau hanya sekedar taman keraton yang berjumlah 7 buah.Di sisi sekitaran taman juga masih ada beberapa pemukiman penduduk sekitar yang menjual beberapa cindera mata dan makanan ringan. Jadi tak perlu khawatir apabila kita ke candi ini tanpa membawa makanan ringan. Kita bisa membeli di sekitaran rumah penduduk yang ada di sana.Setelah puas jalan-jalan di areal candi, perut saya sudah mulai keroncongan. Akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan komplek candi dan kembali melanjutkan perjalanan saya selanjutnya.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!