Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!

Berkatdo Saragih - detikTravel
Minggu, 22 Sep 2013 13:30 WIB
loading...
Berkatdo Saragih
Komplek Red Building Melaka
Rasa Eropa di Melaka
Gereja Tua yang dibangun tahun 1753
Galeri Laksamana Cheng Ho
Kedua orang tua saya didepan peninggalan Benteng Tua Portugis
Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!
Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!
Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!
Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!
Kota Tua Melaka: Wisata Sejarah Bisa, Wisata Kuliner Jagonya!
Jakarta - Traveler pasti ingin bisa menikmati beberapa jenis wisata sekaligus ketika liburan. Di Kota Tua Melaka, Malaysia, Anda dapat berwisata sejarah hingga kuliner.Melaka merupakan kota tua yang elok dipandang, apalagi untuk dikelilingi. Peninggalan bangunan bersejarah dengan arsitektur Eropa kuno yang indah menjadi saksi sejarah panjang kota ini.Β Kota Melaka dapat dicapai dengan perjalanan darat, sekitar 3 jam dari ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Saat pertama sampai di kota ini, kesan pertama yang muncul adalah bersihnya kotaKesan pertama ini membuat perasaan saya mengatakan, perjalanan ini pasti akan menyenangkan. Setelah check-in di hotel yang sangat terjangkau, 50 Ringgit (Rp 180.000) per malam, saya dan keluarga langsung menuju kawasan kota tua di Melaka.Sejujurnya, kami buta sama sekali dengan Kota Melaka. Namun, dengan berani kami kemudian berjalan kaki. Benar saja, tak lama kemudian kami sampai di sebuah komplek bangunan yang keseluruhannya berwarna merah.Orang lokal menyebutnya The Red Building. Sangat klasik, tua, dan menawan. Di sisi komplek bangunan terdapat sebuah gereja yang dibangun pada tahun 1753. Di sepanjang sisi kiri jalan terdapat kios-kios penjual pernak-pernik dengan harga terjangkau.Di sisi kanan komplek Red Building dilalui oleh Sungai Melaka. Pengunjung pastilah merasa sedang berada di sebuah negara Eropa saat melintas dan menikmati sisi sungai ini.Selain karena sungai ini sangat bersih, sepanjang sisi sungai dipenuhi kafe dan resto dengan gaya Eropa. Setelah puas memandang dan berfoto-foto, kami kemudian berjalan untuk menuju sebuah bukit yang bernama St Paul Hill.Sebelum sampai ke bukit ini, kami juga melihat Galeri Laksamana Cheng Ho yang terkenal. Sesampainya di bukit ini, kami dengan segera melihat sebuah komplek benteng peninggalan Portugis yang dibangun pada awal abad ke-16.Beberapa peninggalan dari benteng tua ini antara lain gereja dan beberapa meriam yang menghadap ke arah laut lepas. Setelah itu, kami menuju sebuah lokasi yang menurut penduduk setempat menjadi kawasan yang banyak dikunjungi.Kami memilih tetap berjalan kaki, karena menurut informasi yang kami terima dari orang lokal disini, hampir seluruh kawasan wisata terkenal di Melaka berada di tengah kota, dan dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki.Wisatawan pun tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk transportasi. Sehingga Anda lumayan berhemat. Jongker Street, atau disebut juga Jalan Hang Jebat adalah lokasi yang kemudian kami kunjungi.Inilah lokasi yang khusus bagi Anda yang gemar barang-barang antik dengan harga miring. Kami tak lupa untuk membeli barang-barang untuk menjadi buah tangan keluarga yang ada di tanah air.Yang pasti lokasi ini dapat memuaskan belanja barang antik Anda. Selain barang antik, lokasi ini pun menjadi salah satu lokasi kuliner yang lengkap, dan pilihan teh tarik dingin khas Melaka menjadi pas seraya menutup perjalanan hari ini.
Hide Ads