Perjalanan Paling Berharga Mencapai Mahameru

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjalanan Paling Berharga Mencapai Mahameru

bayu adji prasetya - detikTravel
Sabtu, 25 Mei 2013 11:40 WIB
Jakarta - Siapa yang tak ingin menapakkan kaki di puncak gunung tertinggi di tanah Jawa, Mahameru? Namun untuk mencapainya tidaklah mudah. Ada banyak rintangan yang harus dilalui para pendaki.Terpikir dalam benak saya, sebuah angan-angan untuk menapakkan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Puncak Mahameru. Akhirnya, tanggal 12 Oktober 2012 kemarin, perjalanan saya menuju Mahameru dimulai.Sehabis pulang kerja saya langsung meluncur ke Pasar Tumpang dari Gresik. Tujuannya tak lain untuk melakukan pendakian pada keesokan harinya ke Gunung Semeru. Ini adalah perjalanan yang sudah lama saya nantikan. Berbagai perlengkapan pun sudah saya persiapkan jauh-jauh hari sebelum keberangnkatan. Akhirnya, waktu pendakian itu pun tiba.Pada 12 Oktober 2012, pukul 17.00 WIB saya berangkat dari Gresik menuju Pasar Loak Surabaya. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Terminal Bungur Surabaya.Setelah kurang lebih setengah jam menunggu, akhirnya bus P8 jurusan Terminal Yosowilangun Gresik-Bungurasih Surabaya. Meski terlihat penuh, tanpa pikir panjang saya langsung naik dan berdesakkan dengan para penumpang.Saya pun lantas mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk membayar ongkos perjalanan dan dikembalikan Rp 1.000. Ternyata ongkos per orang hanya Rp 4.000. Saya pun tiba di Terminal Bungurasih dengan selamat.Belum selesai, perjalanan masih terus berlanjut. Dari Terminal Bungurasih, saya masih harus melakukan perjalanan menuju Terminal Surabaya. Sesampainya di Terminal Surabaya, saya langsung mencari bus jurusan Malang. Tak sampai 10 menit, bus tersebut datang.Pukul 21.00 WIB, saya pun tiba di Terminal Arjosari Malang. Sesampainya di sana, saya langsung mencari mobil angkutan Jurusan Tumpang-Arjosari yang berwarna putih.Pukul 22.00 WIB, barulah angkot yang saya tumpangi berangkat ke Pasar Tumpang. Untuk mencapai Pasar Tumpang, waktu yang akan dihabiskan sekitar 1 jam.12 Oktober 2012 pukul 23.00 WIB, barulah angkot saya tiba di Pasar Tumpang. Sebelum melanjutkan perjalanan, saya pun mampir dulu di supermarket untuk membeli roti sebagai bekal. Setelah itu baru saya menuju rumah Pak Rus untuk beristirahat sebelum ke Ranu Pane.Oh iya, sebagai informasi, untuk menuju Ranu Panu, traveler bisa menggunakan jasa Pak Rus. Dia menerima carteran truk untuk membawa para pendaki. Jangan takut tak berangkat, karena kalau hari libur atau akhir pekan pasti ada orang yang mendaki. Entah mereka hanya sampai Ranu Kumbolo atau sampai puncak. Tarifnya antara Rp 30.000-50.000/orang.Keesokkan harinya, saya mendengar cerita tentang pendaki yang tersesat ketika turun dari puncak. Penasaran dengan ceritanya?Pendaki ini adalah rombongan dari Jakarta yang kurang lebih ada 10 orang. Singkat cerita, ketika mereka turun dari puncak, rombongan ini terpisah menjadi beberapa kelompok. Ada 1 kelompok yang beranggotakan 2 orang, inilah kelompok yang tersesat.Mereka turun ke Blank 75, menurut orang sekitar ini adalah jurang paling mematikan. Sudah ada banyak orang yang meninggal di sana. Banyak penyebabnya, mulai dari meninggal karena kehabisan makanan, dehidrasi, hingga kedinginan karena cuaca gunung yang ekstrem.Dua pendaki tersebut tersesat dan masuk ke Blank 75. Mereka berusaha mencari teman yang lain. 2 Hari 2 malam mereka berada di lokasi tersebut. Perlahan keduanya mulai kehabisan stok air hingga mereka meminum air seni mereka sendiri.Kemudian keajaiban muncul, mereka tiba-tiba ditemukan oleh beberapa orang yang entah sedang mencari mereka atau bukan. Akhirnya dua pendaki ini berhasil keluar dari Blank 75 ke jalur resmi. Pengalaman luar biasa yang pernah mereka dapatkan.Kembali ke cerita perjalanan saya, akhirnya saya dan rombongan lain berangkat menuju Ranu Pane pada 13 Oktober 2012 pukul 05.00 WIB. Sekitar pukul 07.00 WIB, kami pun tiba di Ranu Pane dan langsung mengambil formulir pendaftaran pendaki.Saat itu, rombongan saya terdiri dari 6 orang gabungan dengan anak Akademi Metereologi dan Geofisika Bintaro. Niatan awal ingin menggunakan jasa porter, tapi setelah ada teman mendaki, saya pun jadi bersama mereka.Setelah registrasi selesai dengan membayar iuran dan asuransi sekitar Rp. 7.500, kami mencari sarapan di warung dekat pos. Pukul 09.00 WIB, pendakian kami pun dimulai.Tak tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Pos 1, 2, 3 dan 4. Yang jelas, untuk mencapai pintu Ranu Kumbolo, kami menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Itu pun dilakukan dengan susah payah.Kemudian pukul 14.00 WIB setelah bersih-bersih di Ranu Kumbolo, salat dan mengurangi berat bawaan saya melanjutkan perjalanan. Saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Kalimati untuk membuat tenda dan bermalam.Di depan kami ada tanjakan yang terkenal dengan mitosnya, yaitu Tanjakan Cinta. Mitos yang beredar di masyarakat mengatakan barang siapa yang melewati Tanjakan Cinta dengan lancar tanpa menoleh ke belakang berarti akan langgeng dengan pasangan.Sayangnya, saya gagal. Baru menanjak 3 meter, napas sudah terasa tak kuat. Saya pun gagal melewati mitos tersebut, dan lebih parah lagi kebetulan saya juga belum punya pasangan.Pukul 18.00 WIB, saya dan rombongan tiba di Kalimati setelah melalui Oro-oro Ombo dan Cemoro Kandang. Akhirnya, kami bisa melihat Puncak Mahameru dari dekat. Alhamdulillah.Setelah mendirikan tenda , saya dan beberapa temen mengambil air di Sumber Mani. Ini adalah sumber air yang bisa ditempuh sekitar 30 menit dari Kalimati. Air ini digunakan untuk masak makan malam.Selesai makan, kami mulai bertukar pikiran untuk memutuskan apakah kita akan mendaki ke puncak malam ini atau besok? Karena teman-teman merasa kelelahan, akhirnya pendakian ke puncak dilakukan besok.14 Oktober 2012 pukul 08.00-23.30 hanya kami lakukan dengan hal-hal normal, yaitu berfoto, salat, makan dan tidur panjang.Barulah pada 14 Oktober 2012 jam 23.59 setelah makan dan berdo'a, kita melanjutkan perjalanan ke puncak melalui Arcopodo. Kami semua membawa bekal minuman buah, agar-agar dan susu, tak ketinggalan beberapa botol minuman. Ini semua adalah bekal kita selama perjalanan yang memakan kurang lebih waktu 5-7 jam.15 Oktober 2012 jam 01.00 WIB kita sampai di Arcopodo. Melihat jurang yang gelap, ditambah prasasti membuat suasana menjadi mencekam. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju batas vegetasi antara pohon cemara terakhir yang berbatasan dengan tanjakan berpasir.Tanjakan ini sangat berat. Sekali kita melangkah ke atas, setengah atau mungkin 3/4 dari langkah yang kita pijakkan ke batu berpasir ambles.Hal itulah yang paling memakan waktu dan tenaga. Sekitar pukul 04.30 WIB matahari mulai memunculkan sinar emas ke kuningan pertanda sebentar lagi akan terbit. Sedangkan saya masih di bawah kira-kira 2-3 jam lagi mencapai puncak.Sekitar pukul 05.00-06.00 WIB saya mulai bingung, rasanya ingin menangis karena kelelahan ditambah tidak bisa melihat matahari terbit di puncak. Padahal dalam rencana, saya ingin meghadiahkan video matahari terbit tersebut pada seseorang yang jauh di sana.Tapi saya tetap bersyukur masih bisa melihat matahari terbit di tempat yang indah. Sekitar pukul 06.00 WIB, satu jam sebelum puncak, kabut tebal dan angin kencang mulai turun. Dingin merasuk ke dalam tulang, putus asa dan sudah hampir nyerah pada saat itu.Saya pun berteriak 'Matahari', akhirnya matahari muncul tepat setelah saya sampai di puncak. Terharu, air mata terasa kering. Saya pun tak bisa berbicara. Bibir bergetar, bukan karena pemandangan, tapi karena perjuangan. Perjuangan yang penuh dengan tantangan. Akhirnya saya sampai di Puncak Mahameru 3.676 Mdpl. Tepat pukul 07.00 WIB saya sampai di puncak menyusul temen-temen yang sudah sampai terlebih dahulu.15 Oktober 2012 pukul 08.00 WIB, kami turun dari puncak, meskipun medannya agak ringan, tetapi pasir masih masuk ke dalam sepatu. Bagi kalian yang akan mendaki puncak, disarankan memakai guiter atau penutup sepatu. Rasanya lumayan sakit jika sampai pasir berbatu masuk ke dalam sepatu.Hampir 2 jam kami turun, saya dan kedua teman hampir saja masuk jalur Blank 75. Seharusnya kami berjalan serong ke kiri saat, tanpa terasa kami berjalan lurus ke arah jurang. Untung beberapa teman mengingatkan dengan teriakan yang masih teringat jelas "Woi, ambil kiri! Lo masuk jurang!"Sebisa mungkin saya memanggil 2 teman yang sudah jalan terlebih dahulu dan dapat. Akhirnya saya bisa mengejar mereka, dan mereka pun tanpa tersadar hampir turun jurang. Aungguh keajaiban dengan sisa tenaga yang sudah sedikit, kami naik lagi kira-kira 30 menit ke arah atas untuk kembali masuk jalur resmi.Sayangnya, 1 teman saya sudah duluan masuk ke Blank 75. Awalnya hanya mengira-ngira, kami berdiskusi sebentar dan akhirnya memutuskan mencarinya.Sekitar pukul 11.00 WIB, setelah kurang lebih 3 jam saya berjalan. sesampainya di kamp, ada kabar bahagia teman saya yang tersesat berhasil sampai kamp terlebih dulu dibanding kami. Ternyata dia sadar telah salah jalur, dan dia memotong arah.15 Oktober 2012 pukul 12.00 WIB kami meluncur ke Sumber Mani untuk mengambil air dan menjalankan salat di sana. Kurang lebih 1 jam di Sumber Mani, kami langsung bergegas ke kamp untuk masak dan packing. Sekitar pukul 14.00 kami harus segera turun.15 Oktober 2012 pukul 14.00 WIB makan selesai dan kami segera packing. Tapi di tengah-tengah proses packing, kabut mulai turun dengan pekat, menandakan akan turun hujan. Gemuruh guntur yang terdengar sangat menyeramkan terdengar.Akhirnya pukul 15.00 WIB hujan udah mulai reda, tenda sudah masuk ke dalam keril, dan kita siap untuk meluncur pulang. Kami menuju Ranu Kumbolo. Perjalanan pulang terasa cepat sekali.Jambangan-Kalimati kami lalui dengan cepat, Oro-oro Ombo dan akhirnya sampai di Ranu Kumbolo untuk istirahat sejenak dan melakukan salat. Setelah salat saya langsung masuk ke shelter Ranu Kumbolo untuk mengambil tenda dan beberapa perlengkapan yang saya tinggal saat berangkat.Setelah melalui perjalanan panjang, pukul 21.00 WIB akhirnya kami sampai di Ranu Pane. Saya bersyukur sekali sudah sampai di sini, Selama perjalanan malam saya ketakutan melihat jurang di sebelah. Seakan-akan jurang itu sudah menunggu saya untuk jatuh.Tapi lagi-lagi saya bersyukur, saya dan tim pulang dengan selamat. Setelah istirahat sejenak untuk mengembalikan sedikit tenaga yang tersisa, kami langsung menaikkan keril masing-masing kedalam bak truk, menata keril untuk tidur, dengan beralaskan matras, kami pun terlelap dalam dinginnya Ranu Pane.15 Oktober 2012 pukul 23.00 WIB, tanpa tersadar, kami tidur pulas di dalam bak truk, sampai-sampai kami dibangunkan oleh supir truk untuk turun. Setelah kami menurunkan keril, teman-teman mulai mandi dan membersihkan badan. Sedangkan saya tidak karena air yang dingin sekali ditambah badan yang sudah lemas.Kami pun mencari makan di sekitar pasar. Kami pun menikmati nasi goreng yang dijual Rp 9.000/porsi. Pada 16 Oktober 2012 pukul 00.00 WIB, kami tertidur nyenyak karena keesokan harinya saya beserta 3 teman harus pulang. Sedangkan 2 teman lainnya akan melanjutkan pendakian ke Gunung Rinjani.16 Oktober 2012 pukul 05.00 WIB, kami bangun salat dan packing untuk persiapan pulang. Setelah packing, saya membayar Rp 50.000 untuk biaya patungan truk perjalanan pulang.Setelah itu saya dan 2 orang teman yang akan menuju Kediri masuk ke dalam angkot putih jurusan Tumpang-Arjosari. 2 Teman saya ini adalah wanita loh. Mereka juga kuliah di AMG beserta 3 teman lelakinya.Sesampainya di Arjosari, kami berpamitan satu sama lain. Saya naik bis, dan mereka memilih untuk menuju ke stasiun. Alhamdulillah, pengalaman yang luar biasa dan mahal harganya. (travel/travel)

Hide Ads