Berdua Keliling Malaysia Selama Seminggu, Rp 2 Juta Saja!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berdua Keliling Malaysia Selama Seminggu, Rp 2 Juta Saja!

SN Ardilla - detikTravel
Senin, 18 Mar 2013 11:16 WIB
Jakarta - Traveling tidak selalu mahal. Buktinya selama 1 minggu di Malaysia, perjalanan ini hanya membutuhkan Rp 2 juta untuk berdua. Ini sudah termasuk transportasi dan perjalanan ke 3 kota di Malaysia!Sekitar bulan November 2012 lalu, saya nekat mem-booking tiket pesawat Pekanbaru-Kuala Lumpur-Pekanbaru maskapai Airasia. Tiket tersebut didapatkan seharga Rp 633 ribu untuk dua orang. Sebenarnya bisa lebih murah lagi kalau waktu itu saya sudah tahu cara pembatalan biaya asuransi saat mem-booking tiket. Oh ya, ditambah dengan airportax dari Pekanbaru-Kuala Lumpur Rp 150 ribu berdua.Setelah diatur, jadilah saya berangkat tanggal 23-30 Januari 2013. Keuangan mulai dipersiapkan dan dikumpulkan selama dua bulan. Karena tidak punya tabungan khusus, alternatif terakhir adalah menghubungi sebanyak mungkin keluarga. Lumayan untuk uang jajan!Sehari sebelum berangkat kami menukarkan uang di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau. Di sini termasuk yang paling murah setelah kami menyurvei beberapa tempat sekitar. Beda 50-100 sen juga berharga kalau uang yang kami tukar Rp 1 juta.Petugas tempat kami menukar uang, awalnya tak habis pikir kalau Rp 1 juta bisa untuk berdua selama satu minggu. Saya juga sempat ragu, tapi berpikir lagi dari pada tiketnya hangus cuma karena takut hidup susah waktu liburan. 1 ringgit saat itu sama dengan Rp 3.275. Namun, saat kami menukarkan uang di Malaka tiga hari setelahnya hanya Rp 3.225. Sekarang, 1 ringgit sama dengan Rp 3.095.Rencananya, kami akan berkunjung ke Penang, Melaka, dan Kuala Lumpur. Dua malam di perjalanan lumayan untuk menghemat uang, walaupun boros tenaga. Yang penting kami tetap bisa tidur.Pukul 05.00 waktu setempat, kami mendarat dan langsung naik Aerobush seharga 8 ringgit (Rp 24.800) menuju Kuala Lumpur central. Sampai di sana ternyata kereta api malam yang tersisa tinggal Firstclass dengan harga 64 ringgit (Rp 198.200). Sedangkan awalnya, kami mau mem-booking tiket seharga 34 ringgit (Rp 105.300).Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Terminal Pudu Raya dengan kartu mahasiswa seharga 2 ringgit (Rp 6.200). Sampai di sana banyak pilihan bus, kami pun naik bus Transnasional dengan tiket seharga 35,40 ringgit (Rp 109.600).Β Berangkat pukul 11.30 waktu setempat. Sesampainya di Terminal Sungai Nibong, naik Rapidpenang nomor 17 ke Georgetown dan sampai pukul 07.00 pagi. Satu malam tidur di perjalanan.Mungkin karena terlalu pagi, penjaga guesthouse belum ada yang muncul. Kami memilih sarapan dengan roti canai, dua porsi roti seharga 4 ringgit (Rp 12.400) di Lebuh Chulia. Setelah sebelumnya, kami sempat berkeliling mencari hostel. Sayang semua penuh dan beberapa yang tersedia, harganya tidak sesuai dengan yang dibujetkan.Β Kami sudah setuju untuk bermalam di guesthouse dengan harga 10 ringgit (Rp 31 ribu). Tapi sayang, kamar penuh dan yang lain menaikan harga karenaweekend. Akhirnya kami memutuskan untuk keliling Penang, khususnya seharian di GeorgeTown seharian. Malamnya langsung meluncur ke Melaka.Harga tiket ke Melaka 42 ringgit (Rp 130 ribu) untuk kelas satu, sialnya mereka bilang sudah tidak ada selain kelas dua yang kalau saya baca hanya 32 ringgit (Rp 100 ribu).Di Melaka kami menginap di hostel. Pertama Dorm di Discovery Guesthouse, seharga 17 ringgit (Rp 53 ribu) sudah menggunakan AC. Untuk penginapan yang kedua di L'Armada, di sini Dorm seharga 12 ringgit (Rp 37.200) menggunakan kipas angin.Kami pun berjalan kaki untuk menikmati Melaka, lagi pula kalau dilihat dari interval kemunculan bus Rapid di Melaka lumayan lama. Untuk urusan makanan, di sini tidak begitu mahal dan porsinya banyak. Sampai-sampai kami lupa kalau harus hemat. Satu porsi nasi goreng saja seharga 3 ringgit (Rp 9.300), nasi campur tergantung lauk, saya bisa makan dengan harga 4-5 ringgit (Rp 12-15 ribu).Malam selanjutnya, karena naik bus pagi dari Melaka Central, kami pun tidur di terminal. Di sini ada ruang tunggu yang disediakan untuk traveler beristirahat. Tapi, nyamuk di sini sama sekali tak bersahabat. Sehingga sangat disarankan Anda yang mau bermalam di sini harus membawa lotion anti nyamuk kalau tak mau senasib dengan saya yang akhirnya melek sampai pagi. Anehnya, teman seperjalanan saya justru bisa tidur nyenyak. Satu Β malam lagi tidur gratis!Pagi harinya kami sampai di Terminal Pudu Raya dan langsung jalan ke Petaling street. Rencana mau cari penginapan, tapi keuangan semakin menipis, kami pun memilih untuk jalan-jalan saja dan tidur di Teminal Puduraya. Di sini kmi sarapan nasi lemak seharga 2,5 ringgit (Rp 7.800) yang menurut saya bukan pilihan tepat. Saya hanya bisa menyuap satu suapan dan menatap nanar terhadap uang yang akhirnya terbuang sia-sia.Menara Kuala Lumpur, beberapa museum, Pagelaran Topeng, Twin Tower adalah beberapa tempat yang kami kunjungi dengan berjalan kaki. Belum lagi di sepanjang jalan banyak hal yang bisa dilihat. Pulang menuju terminal, kami harus naik bus gratis tujuan Berjaya Times Square, dan terus jalan melewati Bukit Bintang. Pukul 12.00 ternyata kami tidak diberi izin untuk menginap di terminal, dan akhirnya memilih tidur di restoran cepat saji yang buka selama 24 jam dengan modal satu buah eskrim seharga 1,05 ringgit (Rp 4.700).Tapi jangan bayangkan bisa tidur nyenyak, AC-nya sangat dingin dan kami dilarang untuk tidur menelungkup kemeja. Jadi harus tidur sambil duduk. Menjelang subuh kami harus tergusur karena pengunjung mulai ramai dan balik lagi ke Terminal Pudu Raya untuk sejenak melanjutkan tidur. Setelah siang, kami makan di Medan Seleranya, nasi goreng seharga 6 ringgit (Rp 18.600). Lumayan banyak porsinya, kami saja hanya memesan satu untuk berdua.Menjelang siang, kami melanjutkan jalan-jalan dan berhenti di Masjid Jamek lalu lanjut mengunjungi kawasan alun-alun Kuala Lumpur. Sepanjang jalan bangunan lama yang tampak terawat, cukup memanjakan mata. Ada juga bangunan luas yang ternyata adalah kantor pemerintah bagian penerangan. Akhirnya, pada sore hari kami sampai di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) untuk bersiap pulang ke Pekanbaru.Kami tidak naik pesawat pagi karena uang sudah habis. Jadilah kami menginap di bandara. Lumayan nyaman kalau dibandingkan terminal dan restoran cepat saji. Spot kedatangan domestik pun jadi pilihan kami. Kalau yang mau tiduran sambil bersandar di bahu teman seperjalanan dan ber-AC bisa pilih di dalam. Tapi kalau mau selonjoran dan lebih hangat bisa pilih di luar. Tempatnya aman. Saya sudah coba dan tidak ada nyamuk. Saya pun bisa tidur nyenyak.Untuk tiket kembali ke Pekanbaru bebas airport tax, karena sudah termasuk dalam tiket. Pukul 15.00 waktu setempat kami akhirnya take off setelah delay 20 menit dan menahan lapar dan haus karena uang habis sama sekali. Total selama perjalanan, kami menghabiskan Rp 2 juta termasuk ongkos. Ini untuk dua orang selama satu minggu di 3 kota di Malaysia. (travel/travel)

Hide Ads