Memberi Makan Makhluk Halus & Perang Ketupat
Selasa, 13 Nov 2012 13:40 WIB

Zulaikha
Jakarta - Tradisi Perang Ketupat bukanlah perang sembarangan di Tempilang, Kab Bangka Barat, Bangka Belitung. Uniknya, upacara ini digelar sebagai ritual untuk memberi makan makhluk halus yang ada di desa itu. Hiii!Pernah punya keinginan untuk ikutan perang? Salah satu keinginan terpendam saya adalah melihat perang. Bukan perang sembarang perang, tapi perang ketupat.Nah, akhirnya kesempatan itu datang juga ketika salah seorang teman mengajak saya berkunjung ke rumah keluarganya di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung. Di mana upacara adat ini diadakan setiap tahunnya di Pantai Pasir Kuning, Tempilang.Perang Ketupat merupakan tradisi unik, salah satu ritual upacara yang berasal Β dari peninggalan nenek moyang Urang Lom. Pada waktu itu, masih belum mengenal agama.Upacara ini dimaksudkan untuk memberi makanan pada makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di daratan. Menurut kepercayaan tetua dan para dukun, makhluk-makhluk halus ini dapat menjaga desa dari roh-roh jahat. Sebagai timbal balik, agar mereka tetap bersikap baik maka harus diberi makan. Seram juga ya.Penyelenggaraan Perang Ketupat saat ini, bukan lagi bertujuan sama seperti awal upacara ini diadakan. Kini Perang ketupat menjadi bagian dari pelestarian budaya dan menjadi atraksi wisata.Akses menuju Kecamatan Tempilang terbilang lumayan susah. Saya dan beberapa teman pun menuju ke sana. Kondisi jalanan terbilang agak nge-rock, bahkan bisa bikin disko di sepanjang perjalanan.Upacara adat Perang Ketupat, biasanya diselenggarakan pada bulan Ruwah dalam kalender Islam. Pada saat itu, seluruh penduduk desa akan ikut berpesta layaknya hari-hari besar keagamaan. Keramahtamahan mereka memang mencerminkan Indonesia yang sangat bersahabat.Siapapun bisa bertamu serta mencicipi makanan dan minuman yang tersedia. Tak heran banyak wisatawan yang memenuhi Desa Tempilang ketika perayaan ini dilaksanakan.Β Pagi pun menjelang siang, ketika kami menuju tempat pelaksanaan upacara. Banyak pedagang yang berjualan di sepanjang jalan, beberapa pengunjung pun terlihat memenuhi area pantai. Upacara ini memang sangat menarik untuk dilihat, rasa penasaran saya membuncah. Tak sabar untuk melihat seberapa mistis acara ini.Menurut beberapa penduduk, ketupat yang digunakan sebagai senjata perang adalah ketupat asli yang benar-benar berisi nasi. Sayang ya, padahal kalau dimakan bisa kenyang.Upacara dimulai dengan tari-tarian yang dipersembahkan oleh gadis-gadis cantik Tempilang. Kemudian sesuatu yang saya tunggu pun dimulai. Sang dukun membaca mantra-mantra dikelilingi oleh beberapa murid-muridnya. Tiba-tiba saja, salah satu muridnya terjatuh dan tak sadarkan diri.Komunikasi mulai terjadi dengan arwah yang merasuki si murid. Beberapa sesajen mulai diberikan disertai dengan pembakaran menyan. Suasana mistis semakin menyelimuti lapangan.Beberapa pesilat maju ke tengah lapangan dan memperagakan beberapa gerak silat tradisional dengan tangguhnya. Setelah beberapa saat, kelompok itu terpecah menjadi dua dengan dipisahkan tumpukan ketupat di tengah mereka. Bersiap untuk perang, sang dukun kembali membaca mantra dan tak lama ketupat-ketupat berdesingan di udara.Perang ketupat dimulai! Dengan semangat, kedua kubu mulai berperang dan saling melemparkan ketupat. Bahkan tanpa menyadari apa yang terjadi di sekeliling masing-masing.Upacara berlangsung seru dan meriah, yang kemudian diakhiri dengan menghanyutkan sesajen ke laut. Sebagai tanda bahwa upacara telah selesai.Kami pun berbaur dengan masyarakat setempat. Sehabis menikmati atraksi Upacara Perang Ketupat yang seru, kami pun ikut menikmati makanan yang tersedia. Budaya Indonesia memang unik dan beragam. Inilah salah satunya yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke pelosok Nusantara.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol