Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dream Destination Papua

Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika

Keken_Hamzah - detikTravel
Senin, 26 Nov 2012 13:20 WIB
loading...
Keken_Hamzah
Spanduk acara Pelepasan Satwa Endemik Papua yang digelar di Rimba Golf Kuala Kencana, Timika (foto:keken/detikTravel)
Kuskus tutul bernama nelson yang akan dilepas-liarkan hari itu (foto:keken/detikTravel)
Dua ekor green tree phyton atau morelia viridis sedang dipersiapkan sebelum waktu pelepasan (foto:keken/detikTravel)
Kadal Panana atau Kadal Lidah Biru yang juga akan dibebaskan ke habitat aslinya (foto:keken/detikTravel)
Sepasang nuri kepala hitan sedang menunggu giliran untuk dilepaskan (foto:keken/detikTravel)
Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika
Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika
Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika
Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika
Wah, 6 Hewan Langka Lepas di Timika
Jakarta - Kali ini, ada beberapa jenis hewan langka yang lepas di Timika. Mereka tidak kabur, melainkan sengaja dilepaskan oleh pemerintah Kabupaten Mimika dan PT Freeport Indonesia untuk dikembalikan ke habitat aslinya.Dalam rangka memperingati bulan Cinta Puspa dan Satwa yang jatuh pada bulan November, Pemerintah Kabupaten Mimika didukung oleh PT Freeport Indonesia membuat acara yang bertajuk "Pelepasliaran Satwa Endemik Papua", yang digelar di Rimba Golf Kuala Kencana, 21 November 2012.Beberapa hewan tersebut di antaranya adalah seekor kuskus tutul bernama Nelson, dua ekor burung nuri kepala hitam, dua ekor ular piton hijau, serta seekor kadal Panana atau kadal lidah biru. Semuanya adalah hewan endemik Papua yang telah langka dan perlu dilindungi.Hewan-hewan ini didapatkan dari warga masyarakat yang menemukannya dalam keadaan sakit atau terluka. "Saya itu nemu Nelson (kuskus tutul) sejak dia kecil. Waktu itu dia tersesat karena ibunya menghilang," ujar Hans Eleuyan, warga yang membawa kuskus tutul untuk dilepas-liarkan hari itu.Agak berbeda dengan Hans, Yukas dari Reptile Timika Community justru mendapatkan dua ular phyton hijau dari warga yang menjualnya."Kami beli mereka dari warga dalam keadaan luka parah akibat sabetan parang. Setelah itu kami perban, kami obati sampai sembuh seperti sekarang" ujar Yukas. Selain ular, Yukas juga menyerahkan kadal panana atau kadal lidah biru untuk dilepas-liarkan hari itu. Bagi Yukas, kadal Panana harus dilindungi karena banyak dibunuh oleh warga yang mengira kadal itu beracun, padahal tidak. Lain halnya dengan burung nuri kepala hitam yang harus dilindungi karena banyak diburu masyarakat untuk dijual. "Burung nuri itu bisa diajari bicara, jadi banyak diburu untuk dilatih dan dijual" ujar salah satu panitia dalam acara tersebut.Masih di kesempatan yang sama, ada acara pengukuhan Bird Coaching Club atau kelompok pengawasan burung di Papua. Anggota kelompok ini adalah siswa-siswi tingkat SMP yang memiliki minat untuk meneliti spesies burung yang ada di Timika kemudian mencari cara untuk melindungi habitatnya. Bird Coaching Club awalnya digagas oleh Yayasan Pendidikan Jayawijaya di bawah PT Freeport Indonesia. Namun melihat kuantitas satwa yang kian habis, program ini meluas ke sekolah-sekolah negeri yang ada di Papua. Program ini diharapkan mampu menanamkan pemahaman sejak dini kepada anak-anak Papua untuk menyayangi dan tidak merusak habitat satwa-satwa liar di sana.Wah, adik-adik kita di SMP saja bisa berbuat sesuatu untuk satwa langka ya, kalau begitu kita juga harus bisa!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads