Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Selasa, 26 Jun 2012 09:35 WIB
loading...
Fitraya Ramadhanny
Tari Sintren yang bergaya mistis (Fitraya/detikTravel)
Penarinya diikat sekujur tubuh (Fitraya/detikTravel)
Penari Sintren dalam kondisi trance (Fitraya/detikTravel)
Penari Sintren masuk dalam kurungan ayam (Fitraya/detikTravel)
Ajaib! penari Sintren kembali berbaju biasa (Fitraya/detiTravel)
Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon
Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon
Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon
Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon
Mistis, Magis, dan Hipnosis dalam Tari Sintren Cirebon
Jakarta - Tarian yang ini harus Anda tonton saat traveling ke Cirebon. Sintren adalah tarian yang memadukan unsur mistis, magis dan hipnosis. Lewat prosesi penuh asap kemenyan, seorang gadis menari di alam bawah sadar.Suasana di teras Keraton Kacirebonan ramai, Sabtu (23/6/2012) siang itu. Sultan Abdul Gani Natadiningrat tengah menjamu rombongan wisatawan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) lewat suguhan kuliner khas Cirebon dan Tari Topeng Kelana.Tari Topeng usai sudah dan para wisatawan asyik bersantap siang. Tak lama, Bambang Sonjaya, kerabat Sultan yang memandu acara mengumumkan akan ada tarian yang kedua. Tari Sintren namanya."Kalau Banten punya debus, Cirebon punya Tari Sintren yang juga penuh magis," kata Bambang. Hati saya langsung tergelitik dan mendekat ke teras luas yang sering dipakai untuk pagelaran tari itu.Seorang gadis ABG, penampilannya biasa saja berdiri di depan para pemain gamelan, di hadapan kepulan asap kemenyan. Kemudian tiga orang berbaju hijau dan seorang berbaju hitam, tampaknya pemimpinnya, melilit gadis remaja ini dengan kain batik. Tali itu melilitnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.Sebuah kurungan ayam seukuran manusia sudah disiapkan dengan dibungkus kain batik hitam. Si gadis lantas dibaringkan di atas tikar, dibungkus lantas didorong masuk ke dalam kurungan ayam jumbo itu. Di sinilah prosesi Sintren dimulai. Dua sinden mendendangkan lagu dalam bahasa Cirebon."Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi turu, penontone buru-buru," nyanyi mereka berdua. Kira-kira artinya begini: "Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi tidur, penontonnya tidak sabar."Pria berbaju hitam terus membakar kemenyan, menghasilkan asap yang sangat tebal. Dia berkeliling sambil merapal doa. Asap kemenyan pun terbang kesana kemari tertiup angin. Empat penari menabur bunga. Seketika tempat itu dirundung suasana seram.Kurungan ayam tiba-tiba diangkat. Ajaib! Gadis yang dibungkus kain dan dililit tali berubah penampilan! Penonton terkesiap, dan sontak bertepuk tangan. Si gadis kini memakai baju penari berwarna merah, kain batik hitam dengan mahkota dan kacamata hitam. Pria berbaju hitam memegang kening si gadis, menghipnosis. Si gadis lantas menari dalam kondisi trance."Adik ini menari tapi tidak sadar, dia bergerak sendiri," kata Bambang berbicara lewat mikrofon.3 Pria berbaju hijau menjaga di kanan, kiri dan belakang sang penari Sintren. Unsur magis tidak berhenti di situ."Penari Sintren kalau dilempar uang koin atau uang kertas akan rubuh. Silakan dicoba," kata Bambang.Seorang penonton mencoba takut-takut. Dilemparnya gulungan uang kertas ke tubuh sang penari. Bruuk! Penari Sintren rubuh ke belakang. Sang penjaga sigap menangkap, lantas pria berbaju hitam meniup wajah penari Sintren. Dia pun menari lagi, bak wayang di tangan dalang.Sementara sinden terus bernyanyi dengan lirik yang membuat bulu kuduk saya berdiri. Duh, andai saya tidak mengerti bahasa Cirebon, tentu saya akan bertepuk tangan seperti penonton lain."Melati kembang putih, wadahe sukma. Ana sukma saking surga, widadari temurunan," kedua sinden terus bernyanyi. Artinya adalah "Melati bunga putih, tempatnya jiwa. Ada jiwa dari surga, bidadari sedang turun."Berulang kali penari Sintren dilempar uang, berulang kali juga sang penari rubuh dan harus ditangkap. Uang-uang yang berjatuhan dikumpulkan para penjaga Sintren. Sintren rupanya tidak bisa bergerak mundur, dia harus ditarik mundur oleh sang pawang. Benar-benar mirip boneka!Aksi pun semakin berbahaya. Sintren diminta menari di atas bahu si penjaga, jika jatuh posisinya tentu lebih tinggi dan berisiko. Para penjaga kewalahan menangkap Sintren saat uang koin mengenai tubuh si penari itu. Hup! Akhirnya tertangkap juga, nyaris si penari jatuh.Penari Sintren lantas diturunkan dan dimasukkan kembali ke dalam kurungan ayam. Sang pawang kembali memutarkan asap kemenyan berkeliling kurungan. Penari kembali menabur bunga ke kurungan ayam."Mau eling, sekiyen eling (Mau sadar, sekarang sadar-red)," nyanyi para sinden. Oh, ini dia akhir dari prosesi Tari Sintren, pikir saya.Kurungan pun diangkat. Lagi-lagi magis! Baju penarinya lenyap dan berganti dengan baju awal yang dipakai si gadis remaja ini. Dia tersadar, tampak sedikit pusing, namun langsung membungkuk memberi salam kepada penonton.Tepuk tangan pun membahana. Tarian ini menghibur, misterius, sekaligus menyeramkan. Tari Sintren dari Cirebon sungguh luar biasa!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads