Sauna di Ujung Pendakian Gunung Sinabung
Rabu, 02 Mei 2012 11:31 WIB

Fitraya Ramadhanny
Jakarta - Puncak Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, tak melulu diisi batu vulkanik dan kawah menghitam. Ada sauna alami yang bisa menghalau udara dingin pegunungan. Semua menyatu dalam latar panorama Bukit Barisan. Sauna alam itu bersumber dari panas bumi yang merembes keluar dari celah-celah batu besar. Jika mendaki sampai puncak Gunung Sinabung, Anda bisa melihat tiga tempat di sekitar puncak yang menebarkan asap sauna itu. Ketiganya berada dalam jarak yang berdekatan. Pada satu tempat, ada dua lokasi sauna yang berada berdampingan. Sementara yang satu lagi, terpaut sekitar 15 meter.Walaupun ampuh untuk menghalau dingin, lokasi di sekitar sauna ini tak banyak digunakan untuk berkemah kecuali di hari-hari biasa yang memang tidak banyak pendaki. Tempat ini lebih digunakan sebagai tempat menghangatkan diri bagi para pendaki.Uap yang keluar dari bebatuan itu cukup panas. Tak bisa terlalu dekat dan tak bisa juga berlama-lama, mungkin hanya satu atau dua menit saja. Jika terlalu lama, kulit bisa dibuat melepuh oleh uap panasnya.Tak banyak yang tahu kapan sauna ini mulai muncul. Menurut Darta, salah seorang pegiat alam bebas asal Medan, ketika dia mulai aktif mendaki gunung ini tahun 1990-an uap panas itu memang sudah ada."Sejak dulu memang sauna itu jadi tempat untuk menghangatkan badan, mengatasi rasa dingin," ujar Darta kepada detikTravel.Letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada 29 Agustus 2010 lalu, tak mengubah kualitas maupun volume uap panas itu. Letusan itu hanya menyebabkan kawah yang semakin lebar, dan terbentuknya kawah baru di bagian samping gunung yang terlihat jelas dari Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung, Karo.Untuk menuju ke Gunung Sinabung, dari Medan bisa menggunakan bus umum Sutra atau Sinabung Jaya dari Terminal Terpadu Pinang Baris. Bus selalu berangkat saban jam hingga malam dan ongkosnya sekitar Rp 8000. Perjalanannya sekitar satu setengah jam hingga Anda tiba di Berastagi.Selanjutnya dari Stasiun Bus Berastagi, Anda menumpang angkutan pedesaan Takasima atau Rio menuju Danau Kawar yang jaraknya sekitar 22 km. Perjalanan memakan waktu sekitar satu jam karena angkutan pedesaan itu singgah ke beberapa desa. Ongkosnya rata-rata Rp 6.000, namun pada malam hari ongkos bisa naik jadi Rp 8.000 karena penumpang yang sedikit.Satu hal soal Danau Kawar, warga setempat punya hikayat tentang asal muasal Gunung Sinabung dan tetangganya Gunung Sibayak. Konon dahulu, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung masing-masing dijaga seekor naga penjaga keseimbangan Tanah Karo.Kedua naga ini bertikai. Naga penjaga Sibayak terluka di bagian kepala yang kemudian dicocokkan dengan kondisi bagian puncak Gunung Sibayak yang terbuka lebar kawahnya. Sementara naga penjaga Sinabung terluka di bagian ekor, sehingga terciptalah Danau Kawar yang berasal dari aliran darahnya. Lalu keduanya berdamai dan berjanji tidak akan saling menyerang lagi.Khairul Ikhwan Damanik - detikNews
Komentar Terbanyak
Pariwisata Indonesia Kalah Pamor dari Malaysia, Masalahnya Bukan di Angka tapi...
Turis Lebih Tertarik ke Malaysia, Indonesia Tidak Kalah Indah tapi...
Perang Dagang Jilid Dua: AS Larang Maskapai China Lewat Langit Rusia!