Menelusuri Jejak Nazi di Auschwitz, Polandia
Kamis, 01 Mar 2012 10:25 WIB

Florence Tuhumury
Jakarta - Penasaran dengan kekejaman Nazi di era 40-an? Auschwitz, Polandia merupakan saksi bisu kekejaman Nazi terhadap jutaan tawanan yang mati secara tragis dan sia-sia.Auschwitz merupakan nama yang digunakan untuk mengidentifikasi tiga kamp konsentrasi utama Nazi dan 40-50 sub-kamp. Pada tahun 1979 kamp ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Hal ini ditujukkan untuk menghormati para tawanan yang telah meninggal dan jumlahnya tak terhitung sekaligus menjadi salah satu bukti kejahatan tak termaafkan yang pernah dilakukan oleh rezim Nazi Jerman.Bahkan sampai saat ini jumlah korban Nazi masih mengalami perdebatan. Namun, diperkirakan sekitar 1-1,5 juta orang telah tewas mengenaskan. Selain itu, sempat ada wacana ekstrim yang mengatakan bahwa jumlah korban sesungguhnya adalah 6 juta jiwa. Wow, sungguh tragis jutaan orang meninggal sia-sia.Saya tidak pernah berpikir akan bersinggungan langsung dengan Kamp konsentrasi Auschwitz Birkenau yang terletak di Polandia, lebih tepatnya kurang lebih sekitar 50 km ke luar Kota Krakow. Inilah saksi bisu kekejaman manusia sepanjang sejarah dunia yang masih terjaga hingga saat ini.Ketika memijakan kaki di parkirannya, mata ini hanya melihat keindahan bangunan tua yang tetap terpelihara. Tidak ada firasat kalau perjalananku kali ini akan menelusuri kilas balik sejarah terpenting dari bangsa Yahudi. Ketika hendak memasuki area open air museums ini, wisatawan harus melewati loket untuk membeli tiket serta menyewa jasa tour guide, mengingat bahasa lokal yang digunakan adalah bahasa Polandia.Setelah urusan tiket dan jasa tour guide selesai, tiba saatnya untuk melangkah mantap menyusuri bangunan yang hingga saat ini masih dikelilingi oleh tembok-tembok yang berkawat listrik. Hal pertama yang menarik perhatian adalah pintu masuk Auschwitz. Mengapa menarik? Hingga saat ini pada bagian atas pintu masih terpampang tulisan bernada sinis yaitu "Arbeit macht frei" yang artinya "Kerja (akan) membuat (engkau) merdeka" atau "kerja itu membebaskan".Ehm... sungguh sindiran yang menusuk qolbu karena faktanya para tawanan menjalani sistem Romusha (kerja paksa) yang berujung pada kematian bukan kebebasan. Tour guide yang mendampingi perjalanan ini mengatakan bahwa tampilan Auschwitz yang dapat dinikmati hingga saat ini masih sama persis dengan kondisi tahun 40-an, ketika Hitler berkuasa. Tidak ada yang berubah, semuanya tetap sama bahkan seluruh inventaris bangsa Yahudi pada masa itu seperti koper, sepatu, pakaian, bahkan sikat gigi pun masih tersimpan rapih di dalam lemari kaca pada barak-barak tertentu.Berjalan menyusuri barak-barak yang kurang lebih berjumlah 20-an, membuat hati ini terkesan. Aroma kekejian sangat kental terasa ditambah desiran angin musim semi yang membuat bulu kuduk terus berdiri. Dari semua barak yang ada, barak nomor 10 dan 11 lah yang paling mengerikan sehingga kedua barak tersebut tidak dibuka untuk umum. Pada kedua barak inilah banyak dilakukan percobaan mengerikan, salah satunya adalah menyatukan anak kembar biasa menjadi kembar siam. Selain itu di kedua barak inilah sebelum tawanan masuk ke kamar gas mereka akan ditelanjangi, kepalanya digunduli, dan khusus tawanan wanita diperkosa secara membabi buta oleh para tentara Nazi.Diantara kedua barak ini berkibar tiga bendera negara, yaitu Israel, Jerman, dan Polandia. Dan, tepat di bawah kibaran kitiga bendera inilah para wisatawan yang datang menaruh lilin-lilin dalam wadah kaca sebagai penghormatan terhadap para tawanan.Akan tetapi, tidak semua area di Auschwitz dapat diabadikan dengan kamera lho. Jadi jika berkunjung ke sini jangan lupa untuk membawa video recorder. Setelah puas mengelilingi serta memasuki barak satu per satu, kunjungan itu berakhir disebuah ruangan bawah tanah. Ya, ruangan bawah tanah ini adalah kamar gas yang pada zaman dahulu digunakan untuk melenyapkan nyawa para tahanan. Terdapat sebuah cerobong asap yang biasa digunakan tentara Nazi untuk menerbarkan gas beracun. Seketika saya terdiam dan meneteskan air mata mengingat salah satu scene dalam film "The Boy in The Striped Pyjamas' yang memperlihatkan adegan tentara Nazi menebar gas beracun kepada tawanan sebenarnya nyata adanya.Kamar gas ternyata menyatu dengan krematorium sehingga ketika asap telah berhembus di udara, ini menandakan para tawanan sudah meninggal. Selanjutnya, para tentara dengan siap mengkremasi jasad para tawanan. Sekali lagi apa yang tersaji di depan mata saya tetap sama dengan keadaan 70 tahun silam.Sungguh luar biasa, pelajaran sejarah yang saya saksikan waktu itu. Selain itu, terdapat juga mini home theatre yang menayangkan dokumentasi kekejaman tentara Nazi. Jika menyukai wisata sejarah maka tempat ini wajib muncul sebagai must visitted place dalam rencana perjalanan ke Polandia. Seru!
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba