Kacau, Tidung Mulai Tercemar Sampah!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kacau, Tidung Mulai Tercemar Sampah!

Ira Jayanti - detikTravel
Jumat, 30 Mar 2012 16:17 WIB
Jakarta - Saat belum banyak yang mendatanginya, Tidung bak pulau yang serba tertata rapih. Mulai dari rumah-rumahnya, tempat penyewaan sepeda, warung makan, sampai jalan-jalan yang terbuat dari batu-batuan. Kini, sampah terlihat di mana-mana dan mencemarkan alam tidung nan indah. Saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Tidung, sesaat seperti melihat pulau yang serba tertata rapi komunitasnya. Sehingga muncul satu kesimpulan yang terlintas di kepala bahwa pulau ini benar-benar masih original dan jauh dari modernisasi. Populasi penduduk yang tinggal di pulau Tidung tidak terlalu banyak. Hanya terdiri dari beberapa RT dan RW, serta satu sama lain memiliki kekerabatan yang dekat. Rumah-rumah berjajar dengan rapi di sepanjang jalan yang menghubungkan antara rumah satu dengan yang lain sangat terawat kebersihannya. Ketika menyusuri pantai-pantai yang ada di sepanjang pulau ini, Anda akan menemukan gugusan pantai di Pulau Tidung Besar. Bila sampai di ujung Pulau Tidung Besar maka Anda akan melalui jembatan panjang menuju Pulau Tidung Kecil. Airnya cantik, bening, sangat tenang, dan hampir tidak ada ombak yang menggulung ke pesisir pantai. Jika melihat ke jauhan, tampak seperti melihat kolam renang yang sangat luas tanpa batas dengan air yang berwana biru dan lantai dasar pasir di dalam laut masih sangat terlihat jelas. Pemandangan seperti ini menandakan laut yang dangkal dan aman untuk bermain kano ataupun berenang. Tidak ada resort, bungalow, ataupun pengelolaan hotel secara khusus di pulau ini. Semua memang dibiarkan tampak secara alami dan tanpa buatan. Saat akhir minggu ataupun long weekend, terjadi tumpahan wisatawan yang datang ke Pulau Tidung. Acara keluarga, acara kantor, gathering, family outing, dan masih banyak lagi kegiatan yang diadakan para pelancong di daerah ini. Bahkan, jika sedang ramai-ramainya, jalan setapak yang hanya bisa dilalui satu orang dan satu sepeda bisa terjadi kemacetan bak Jakarta. Secara positif, pulau ini semakin terkenal ke mancanegara dan makin banyak pelancong yang berminat mengunjungi Tidung. Mereka rela bersusah payah menaiki kapal mesin dari Muara Angke untuk menyeberangi lautan. Pulau ini memang wisata bahari yang sangat potensial. Namun, ada dampak lain yang terjadi. Semakin banyak pelancong yang datang maka sampah dan puntung rokok bertebaran dimana-mana. Di sebagian pasir pantai yang sepi, masih cukup terjaga kebersihannya. Namun, bila Anda melihat ke pusat keramaiannya, sampah bekas bungkus makanan, plastik, puntung rokok, kardus bekas, dan sampah lainnya banyak tersebar di pelataran pantai. Ehm... sungguh sangat disayangkan! Pulau Tidung yang cantik dan alami, sudah mulai tercemar oleh sampah dan kotoran dari orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Kalau sudah begini, tanggung jawab siapa lagi kalau bukan wisatawan sendiri sebagai pendatang dan penikmat pulau ini. Seiring berjalannya waktu, pencemaran yang tidak terkendali akan berdampak buruk bagi habitat pulau dan air laut Pulau Tidung. Tentunya kita tidak mengharapkan hal yang buruk terjadi pada alam negeri yang indah ini kan? (travel/travel)

Hide Ads