Pesona Liar Puncak Merapi Pasca Erupsi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesona Liar Puncak Merapi Pasca Erupsi

Aymara Apache - detikTravel
Kamis, 02 Feb 2012 07:00 WIB
Jakarta - Merapi, dengan puncak garudanya sebelum erupsi tahun 2010 berada di ketinggian 2.968 mdpl, persis di depannya gunung Merbabu dengan anggunnya namun terlihat angkuh menunjukkan kecantikannya dengan malu-malu, karena seringnya tertutupi kabut. Kisah-kisah atau Mitologimu yang begitu kuat dan erupsimu di tahun 2010 lalu, Β membuat sebagian orang ingin mengetahui lebih dekat pesonamu. Aku menyebutnya β€œPesona Liar”, karena memang begitu eksotis pemandangannya namun juga terlihat jelas keangkuhannya. Jejak-jejak letusanmu begitu extrem dan liar, batu-batuanmu laksana ikan dilautan menggerombol, banyak dan beraturan. itu semua akan terlihat jelas Ketika kita akan menuju puncak maupun ketika kita tiba di Pasar Bubrah.Sebenarnya aku ingin mengunjunginya pada tanggal 26 November 2011 lalu, karena bertepatan dengan satu suroan dan biasanya masyarakata setempat mengadakan suatu acara adat, namun aku ketika aku mendapati informasi mengenai keadaan Merapi bahwa lahar dinginmu selalu menjadi headline media elektonik sehingga aku batalkan dan kemudian di undur untuk kemudian berangkat tgl 30 Januari 2011 untuk merayakan pesta pergantian tahun disana.Hunting Tiket Kereta EkonomiPerburuan tiket kereta dimulai, Kang Sobar sudah mengantri untuk mendapatkan tiket sejak seminggu sebelum keberangkatan, ngantri dari jam 5 subuh, sementara tiket di buka jam 7.00 dan jam 7.20 tiket sudah dinyatakan habis. Hahahahahaha. Inilah ironisnya sementara banyak orang mengantri tiket namun tiket dinyatakan habis, nasib..nasib..Akhirnya kita putuskan untuk membeli tiket di calo dan kebetulan juga kang sobar mempunyai kenalan seorang calo senen dan inilah awal mulanya kang sobar kita sebut sebagai Β korlap calo, (intermezo). dengan segera kita menghubungi calo tersebut dan sangat berharap agar bisa berangkat ke jogja, kenapa? yup karena kita sudah pegang tiket untuk kembali ke Jakarta pada tanggal 010112. hmmmm pertaruhan yang membuat kami sangat ketar ketir, dag dig dug seeer dan perasaan tak karuan.Saya masih menunggu kabar dari Kang Sob untuk mendapatkan informasi tiket itu, namun kawan, ketika tiket belum di tangan ada lagi masalah bahwa Kang Sobar kehilangan motornya, persis setelah menelpon calonya. Hadeuh..tambah crowdit lah fikiran ku sama Kang Tege. Setelah berfikir sejenak ku putuskan untuk biar aku saja yang menghandle mengenai pertiketan ini. aku langsung menghubungi calo itu dan aku dapat informasi bahwa ada sekira 7 tiket, segera aku ke Stasiun Senen dan menemuinya untuk kemudian menunggu sisanya. Menunggu dan terus menunggu dengan ketidak pastian membuatku tak karuan. Waktu terus berjalan. Bergulir dan tak bisa di mundurkan lagi. Aku mendapatkan tiket 4 lagi. Sedikit tenang, walaupun masih kurang. Ku hisap rokokku dalam-dalam. Menungu dan masih terus menunggu sampai tiket keretaku lengkap. Β Setelah lama menunggu akhirnya aku dapatkan tiket 4 lagi. Sip dalam hatiku. Tinggal satu tiket lagi. Dan itu aku sudah yakin bahwa pasti akan mendapatkan tiket. Benar saja jam 19.00 kami mendapatkan tiket yang satunya. Sempurna….Mangkaaaaaaat..Jogja..Jogja.Pagi Β hari jam 07.30 tgl 31 des 11 kami tiba di stasiun Lempuyangan, Stasiun yang juga membawa kenanganku sendiri ketika menghabiskan waktu setelah turun dari Gunung Sumbing. Aku senyum sedikit mengingat apa yang terekam jelas dalam memori otakku. Untuk selanjutkan kami kembali berencana untuk melanjutkan perjalanan menuju klaten dengan naik Kereta Prameks, karena kami akan mengunjungi kawan kami, Kawan pendakian kami ini berawal dari Klaten-Ketep Pas-Wonolelo baru New Selo. Hewan piaraan kami sudah menagih sedari tadi. dan sebagai tuan yang baik kami sangat memanjakan piaraan kami itu dengan cara Mampirlah kami di warung nasi Angkringan yang memang banyak berjejer stasiun itu. Tepat pukul 09.25 kereta Prameks hadir dan kami segera menaikinya dan kawan. jalur kereta itu terentang panjang menuju klaten dimana tempat kami akan memulai pendakian..Kami tiba dan memasuki stasiun Klaten. Kawan kami Kang Toha dan satu lagi nama yang aneh..Kakek Jahat. Demikian nama yang tersemat di dalam dirinya…Ckckckck..Mobil elf yang akan kami tumpangipun sudah siap mengangkut kami ke tujuan,,,Ketep Pas kami hadir.Elf siap. Carier lengkap dan kami segera meluncur menikmati kota Klaten menuju Boyolali. Setelah mengitari jalan yang berkelok di temani kabut tebal dan kadang menghilang, serta jurang-jurang curam, kami tiba di Ketep Pas. Ya dimana terdapat museum gunung merapi dan sejauh mata memandang keangkuhan gunung merapai yang diapit gunung merbabu begitu memanjakan mata kami. Kami berputar, berpose dan menghabiskan suasana sejuk yang meggigiti kulit kami. Sesi poto-poto dan jalan menikmati ketep pas selesai. Dan sekarang waktunya untuk siap bertempur untuk menghadapi tujuan utama kami, Menikmati letupan kembang api dari gunung merapi.Awal PendakianSabtu 31 Desember 2011, menjelang sore, kami tiba di pos pendakian merapai, namun tepatnya kami menginap di rumah seorang penduduk dari kenalannya kang Agus. Kami istirahat sejenak untuk mengisi perut kami repacking dan melemaskan otot…hujan turun dengan tanpa malu-malu. Kabut tipis menghadirkan suasana lembut namun khawatir. Kami terus menunggu hujan reda dan sepertinya tidak reda-reda. Kami putuskan untuk naik walaupun masih hujan.Malam jam 19.00 kami siap untuk menikmati suasana Merapi, menikmati pesta kembang api di ketinggian dan dari dinginya udara Merapi karena memang malam nanti adalah malam pergantian tahun. Aku sisipkan kata-kata kawanku (Rian). Menjejakkan kaki di tempat-tampat tinggi itu berawal dari mimpi. Dan dari bermimpi itu merupakan awal dari kenyataan, Bermimpilah karena tuhan akan memeluk impianmu dan akan merealisasikannya.Β Kami semua berjalan ditemani Β rinai hujan dan angin serta kabut yang seakan enggan jauh-jauh dari kami. Tahukah kawan, hewan kunang-kunang. yup Begitu banyak, bertebaran dan bergerombol. rupanya itu merupakan nyala head lamp dari pendaki lain yang mungkin mempunyai tujuan sama dengan kami. head lamp head lamp itu laksana kunang-kunang yang berterbangan menghampiri kami dan kemudian menjauh dan menghilang. lau samar terlihat lagi. begitu terus pola yang aku lihat. Kami kemudian berkumpul di New Selo, yang merupakan batas akhir untuk melakukan pendakian. disini kita masih bisa kita temukan warung-warung makan dan narkopian untuk penghangat tubuh. setelah itu kosong dan yang ada hanya tanjakan, ilalang dan bebatuan.Rombongan kami mengular karena memang kami ber 18. canda tawa dan ngobrol menjadi penghangat malam itu, karena memang pada saat itu hujan terus menyertai kami dan kabut juga menemani kami yang mulai melangkah dengan semangat juang tinggi. Namun kawan lama kelamaan rombongan mulai tercerai berai, jauh dan bahkan sudah tak terlihat lagi. hanya kata-kata "NARKOPI" yang membuat kami kembali mengenali satu sama lain. memang karena pada saat iu banyak sekali merapi di jenguk oleh para pendaki yang ingin mengenalnya lebih dekat. YAng aku ingat Β aku berjalan bersama dengan kakek jahat, kang tege, tutu, rian, dian, sementara kang sobar dan paisal sepertinya di belakang ku. Adi gemboks sama Febita dan Kang Toha sementara Cak Mo, Kang Agus dll juga di paling belakang.Aku terus berjalan menyusuri jalan setapak dengan anganku yang melayang jauh, membayangkan keangkuhannya namun nampak cantik. Angin dan kabut semakin membuatku semangat, karena memang suasana seperti inilah yang bisa mendamaikan semua perasaan, kedamaian dan extase yang luar biasa bagi diriku. kami terus berjalan dan berjalan tanpa pernah mengeluh, pelh tidak keluar karena memang kami terus di temani oleh hujan sedari bawah tadi. kami terus berjalan dan kami tahu bahwa tim kami ada yang ada dibelakang mungkin sangat menikmati alam Merapi yang begtu indah atau dengkulnya terkena. Ku lihat jam, sudah menunjukkan waktu kurang dari 3 menit lagi tahun akan berganti, galau berganti ceria (colek dian), yang lelah menjadi semangat, yang tidak mempunyai mimpi akan bermimpi menjejakkan kaki di tempat yang lebih tinggi lagi dan apapun resolusinya. Kembang api terlihat kecil dan tak bersuara, kilatan-killatan menyambar-nyambar. di dalam dadaku, sepertinya ada letupan bom nuklir yang keluar, berpencar, berpendar dan menggelegar serta menggengam erat dan kuat mengingat arti sebuah persahabatan kami. tahun lalu, ya tahun lalu juga kami merayakan tahun baru bersama, sekarang pun masih bersama, jabar erat tanganku kawan, peluk erat tubuhku kawan jika kau lelah (SO7).Β KAmi memberikan ucapan selamat tahun baru, berangkulan dan aku yakin mempunyai resolusi masing-masing di tahun 2012 nanti, yang pastinya jauh lebih baik dari tahun 2011. setelah puas meikmati pesta kembang api tanpa suara, perjalanan pun Β kami lanjutkan, Watu Belah, mungkin ini nama posnya medan semakin terjal dan berat. Kabut tebal didepan mata, tebing dikiri-kanan, kerikil-kerikil dijalur bekas lahar bikin langkah kaki semakin sulit, jarak pandang hanya 3 meter. Di Kejauhan aku lihat beberapa pendaki yang hanya terlihat cahaya head lampnya saja sepertinya sudah ngecamp, dalam hatiku mungkin itu pasar bubrah, namun kawan sangkaan ku salah, itu bukan pasar bubrah, entah apa namanya, namun di pos itu tidak ada tempat untuk kita buka membuka tenda, dengan langkah gontai kami terus melangkah untuk mencari tempat ngecamp yang memungkinkan, dan itu adalah Pasar Bubrah dan bahkan kang sobar sepertinya sudah tidak mau lagi berjalan, namun dengan semangat juang yg tinggi akhirnya Kang Sobar melanjutkan perjalanan untuk sampai di pos Pasar Bubrah.Β Aku, Kang Tege, Rian, Tutu dan Dian Kakek jahat terus berjalan, langkahku mulai gontai, lambat, pelan dan tak berdaya. saktinya kawanku bidadari-bidari mungil itu (Dian, Rian dan Tutu) mereka begitu gigih, pantang mengeluh dan kuat sekali. (applaus) dengan tersenyum kecil aku ingat gaya Dian di depan Tutu (gaya-gaya girl band ketika break sebentar dibawah tadi) membuat aku terus semangat. hahahha. akhirnya jam 01.30 kami tiba di pos Pasar Bubrah. langsung mencari lapak untuk mendirikan tenda, namun kawan tidak ada lapak yang datar, semaunya sudah di taburi batu-batu mungkin muntahan dari kawah merapi setelah eruspsi, dengan apa adanya kami dirikin tenda itu walaupun pada sakit-sakit. Kang Ttege dengan sigap mendirikan tenda, Aku pun demikian dibantu dengan Tutu dan Dian.tak lama Kang Sobar dan P(f) tiba juga dan langusng mendirikan tenda teletabies kesayangnnya (catet). Tenda beres dan kamipun siap untuk istirahat, namun kawan tidak berapa lama kami istirahat hujan kembali turun dan malah membuat tendaku banjir...ada yang teriak teriak banjiirrr.banjiiiir...banjirrr...hahahahah, sungguh aku hanya bisa hmmmmm zzzzzzzzzzzzzzzzz lagi....Kang Tege kaget dan langsung keluar unutk mendirikan tenda bareng Gemboks. aku sudah terkulai lemah tak berdaya dan tetap di tenda kesayanganku. dalam hatiku biarlah banjir yang pasti aku mau istirahat didalam tenda kesayanganku ini...huuufth....Β MuncakΒ Pagi jam 6 kami semua bangun. dengan membawa mimpi kami masing-masing. aku terbelalak, pagi itu, ya pagi itu tampak merapi di depan ku persis di depanku kokoh, tegar dan nampak jelas aliran lahar-laharnya. aku terkesima, takjub dan speechless. Merapi yang tahun lalu membuat begitu banyak korban baik materi maupun immateri, yang juga memakan korban juru kuncinya, kini tepat di depanku, gunung berapi paling aktif di dunia, gunung yang begitu banyak mitosnya gunung yang begitu erat dengan letusannya. tak lama-lama aku termangu. kawan ku langsung membuat sarapan pagi, Narkopian pastinya, sebenarnya kau tak berniat muncak, lelah, tepar dan lunglai, namun entah apa yang membuat ku mampu mengalahkan aral dalam diriku, dan tiba-tiba saja aku ikut rombonganuntuk muncak dan melihat puncak Merapi setelah erupsi tahun lalu.kami memutuskan untuk muncak, (kakek jahat, kang toha,kang tege, aku, p(f), Dian, dan rian. sisanya tidak muncak,mungkin sama seperti niat awalku. Hati mereka begitu mulia karena mereka mencoba untuk memasak dan menjadi chef untuk kami yang muncak. Jadi setelah kami turun dari puncak masakan sudah siap mari kita bersantap,,hahahahah, tengkyu Gemboks, Kang Sob, Tutu n dll. Oh ya di Pasar Bubrah ini juga kami bertemu kawan tim cikuray, Ompreng. mereka rupanya juga naik Merapi namun Ompreng bareng dengan anak-anak jogja.Batu-batuan adalah aral kami pertama kali untuk mencapai puncak Merapi. lautan batu begitu Aku menyebutnya karena memang hanya batuan yang terhampar tidak ada tumbuhan atau jenis benda lainnya. yang ada hanya batuan. kerikil, cadas dan kemudian berganti dengan pasir. yiiiiiiihaaaa.....pasir itu mengingatkanku akan pendakian Semeru. Begitu dramatis dan melelahkan. Kemiringan yang tajam, trek berpasir di hiais kanan kiri kami jurang serta tebing yang masih mengeluarkan kabut membuat pemandangan bersatu padu menciptakan harmoni yang liar namun indah. belum lagi kabut-kabutnya yang menutupi pandangan kami. terus kembali terang dengan puncak merapi yang begitu gagah..namun sebentar kemudian kabut kembali menutupi pandangan kami. Kami terus berjalan Dian dan kakek Jahat mendaki menuju puncak berbeda jalur dengan kami (Kang Toha, Kang Tege, Aku, P(f) dan Rian.Kepulan belerang mulai terlihat jelas, orang-orang di puncak mulai terlihat jelas. "Aku mau sampai puncak Merapi". begitu gumamku dalam hati. Aku tiba di Puncak Merapi tepat tanggal 1 januari 2012 pagi hari. Sungguh pemandangan yang luar bisa, puncak garuda hilang, yang ada adalah hanya bibir kawah, sekira 1-2 meter langsung kawah. kami berpose. Merah Putih kembali berkibar di ketinggin Merapi. Kami berangkulan mengucapkan selamat. Akhirnya cita-cita lamaku untuk ke puncak Merapi kesampaian juga. thanks kawan. langsung aku teringat tulisannnya Andrea Hirata."Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat kusangka. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan. Aku ingin merasakan sari pati hidup (Linda Christanty). (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads