Menjamah Pesona Gunung Api Purba Nglanggeran
Rabu, 08 Feb 2012 15:09 WIB

Ardi Rimbawan
Jakarta - Mendengar kata purba, sudah pasti berpikir sesuatu dari zaman dahulu dan jauh dari peradaban modern. Tapi, kalau mendengar gunung api purba, berarti gunung api yang sudah ada sejak ratusan, puluhan, jutaan, atau bahkan puluhan juta tahun silam. Ya, Gunung Nglanggeran yang sudah ada sejak 60 tahun lalu.Melansir dari www.gudeg.net, berdasarkan hasil sejumlah penelitian dan referensi, Gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba yang keberadaannya jauh sebelum terbentuknya Gunung merapi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Gunung yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini berbentuk bongkahan batu raksasa yang terlihat sangat besar dan gagah.Memiliki ketinggian antara 200-700 mdpl, membuat Gunung Nglanggeran bersuhu kurang lebih sekitar 230 - 270 Celicius sehingga tidak terlalu panas ataupun dingin. Gunung api purba ini memang memiliki nilai tersendiri. Gunung Nglanggeran menyuguhkan keindahan yang sangat beragam, mulai dari susunan bongkahan batu besar yang membentuk gunung ini, sunset yang indah pada sore hari, sampai kerlap-kerlip lampu kota saat malam hari, latar belakang batuan yang tinggi menjulang, dan pemandangan hamparan pegunungan Gunungkidul yang hijau siap membuat para wisatawan tak henti-hentinya membidikkan lensa kamera menjiplak potret alam ciptaan Tuhan.Selama perjalanan menuju Gunung Nglanggaran banyak hal menarik yang bisa dilihat. Kurang lebih 25 km jalan yang harus ditempuh dari Kota Jogja, melalui jalan Wonosari kemudian naik ke arah Bukit Patuk dan berbelok ke arah Timur melewati Desa Ngoro-oro. Desa Ngoro-oro identik dengan tower-tower stasiun pemancar televisi. namun, jika mengawali perjalanan dari arah Wonosari maka lokasi Gunung Nglanggeran dapat diakses melalui jalan pintas yang ada di persimpangan Sambipitu dengan mengambil jalan ke arah Dusun Bobung yang terkenal dengan kerajinan topengnya.Untuk mencapai puncak gunung purba ini kita harus menempuh dan melakukan pendakian kurang lebih selama 1 jam. Beberapa alat bantu seperti tali dan tangga sederhana telah disediakan oleh pengelola guna mempermudah para pendaki melewati medan yang bisa dibilang "a little bit tricky".Kalau ingin menikmati hal yang berbeda dan lebih menantang, pendaki bisa melakukan pendakian malam. Lama pendakian bisa menjadi sekitar 2 jam. Akan tetapi, indahnya kerlap-kerlip lampu Kota Jogja-Klaten-Solo yang terlihat dari puncak telah menunggu dan siap membuat kita takjub. Bila tertarik melakukan pendakian malam, sebaikmua kita juga mengajak pemandu dari karang taruna setempat demi keamanan dan kenyamanan selama pendakian.Satu hal yang pasti, selain pengelolaan dari pemerintah dan juga warga yang senantiasa meningkatkan kenyamanan pengunjung. Para pengunjung juga dihimbau untuk tidak mengotori dan merusak segala fasilitas dan apapun yang ada di wilayah Gunung Nglanggeran. Namu, namanya juga manusia yang iseng dan tak tahu rasa menghargai alam, beberapa coretan tangan-tangan jahil sudah terlihat di beberapa tempat. Oleh sebab itu, sebaiknya pemerintah, pengelola setempat, dan pengunjung Gunung Nglanggeran sendiri harus meminimalisirkan keadaan seperti ini demi menjaga pesona Gunung Api Purba Nglanggeran.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!