Yuk! Berwisata ke Kampung Laut Cilacap

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Yuk! Berwisata ke Kampung Laut Cilacap

Rasno - detikTravel
Kamis, 05 Jan 2012 11:11 WIB
Desa Ujungalang, Kampung Laut
Rasno Shobirin, Desa Ujungalang
Yuk! Berwisata ke Kampung Laut Cilacap
Yuk! Berwisata ke Kampung Laut Cilacap
Jakarta - Β Suka bertualang atau sekadar menghilangkan penat? Anda bisa mengunjungi tempat yang cukup eksotis pada salah satu laguna terbesar di Indonesia yang masih menyimpan rimbunan hutan mangrove dan merupakan satu-satunya hutan mangrove yang masih ada di kawasan Asia, yaitu Laguna Segara Anakan. Laguna ini terdapat di Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.Kampung Laut merupakan nama sebuah kecamatan yang berada di sebelah ujung Barat Pulau Nusakambangan, tepatnya di Desa Klaces. Kampung Laut terdiri dari empat kelurahan atau desa, masing-masing adalah Desa Ujungalang, Ujung Gagak, Panikel, dan Klaces yang menjadi Kecamatan Kampung Laut.Kampung Laut dapat ditempuh melalui perjalanan darat dan laut. Jika melalui darat, bisa menggunakan jalur dari pelabuhan penyeberangan Tanjung Intan atauΒ Pelabuhan BatreΒ yang menuju ke Pulau Nusakambangan. Waktu yang ditempuh sekitar 1 jam bila menggunakan sepeda motor. Adapun jalur laut yang dapat ditempuh menggunakanΒ comprengΒ atauΒ jungkung. Compreng merupakan kapal trayek yang bisa memuat lebih dari 20 penumpang. Jika hendak ke Kampung Laut, kita bisa menggunakanΒ comprengΒ tersebut dengan waktu perjalanan 1,5-2 jam dari Pelabuhan Seleko Cilacap.Dari Pelabuhan Seleko menuju ke Kampung Laut Anda akan melintas di sepanjang kaki bukit Pulau Nusakambangan serta perairan Laguna Segara Anakan. Di kapal Anda akan melihat pula eloknya hutan bakau yang tumbuh di kawasan Segara Anakan. Anda juga akan melewati sebuah desa sebelum sampai di Kampung Laut (Desa Klaces), nama desanya adalah Desa Ujungalang.Desa Ujungalang merupakan desa yang terbesar dari empat desa yang ada di Kampung Laut. Sekitar 1500 jiwa atau 375 kepala keluarga (KK) yang menemppati desa ini.Β Selain desa Ujungalang, ada juga Desa Ujung Gagak/Karanganyar. Desa Ujung Gagak bisa dicapai selama 45 menit dari Ujungalang bila menggunakan comprengΒ atau jungkung.Saat ini Desa Ujung Gagak sudah menyatu dengan Kota Cilacap denagan melalui daratan Bantarsari. Meski sudah menyatu dengan daratan Cilacap, Ujung Gagak tetap masih kesulitan air. Hal ini karena Ujung Gagak letaknya yang menjorok ke Utara dari Pulau Nusakambangan sehingga memiliki kesulitan untuk akses air bersih.Masyarakat yang menempati Kampung Laut merupakan warga asli yang konon merupakan keturunan dari prajurit Mataram Yogyakarta. Dari beberapa literatur yang ada, masyarakat setempat masih memiliki ikatan darah dengan Keraton Mataram. Sejarah ini berawal ketika zaman penjajahan Belanda, dimana prajurit Mataram yang berperang melawan Belanda di kawasan Pulau Nusakambangan.Sang Penjaga LautJangan heran apabila ketika kita sampai di Kampung Laut sering mendengar kata Mbah Jaga Laut. Nama ini memang sangat berpengaruh bagi masyarakat Kampung Laut dan sekitarnya karena memiliki histori yang sangat penting. Mbah Jaga Laut, dari namanya saja sudah bisa ditebak. Mbah itu diambil dari seorang yang sudah sepuh atau tua. Jaga Laut berarti Sang Penjaga Laut. Konon masyarakat percaya bahwa keberadaannya di kampung yang dikelilingi laut itu ada yang menjaganya, salah satunya ialah Mbah Jaga Laut. Sebagai bentuk syukur atas ketenangan laut di kawasan Segara Anakan maka pada setiap tanggal 1 Syuro atau 1 Muharam, masyarakat Kampung Laut melakukan upacara Sedekah Laut yang dilaksanakan pada Jumat Kliwon.Kampung Seafood dan Desa yang UnikDi antara keempat desa, Ujungalang merupakan desa yang memiliki sejarah unik dan penuh makna. Ujungalang berada tepat di tengah-tengan Laguna Segara Anakan Cilacap sebelah Utara Pulau Nusakambangan. Mata pencaharian masyarakat Ujungalang dan Kampung Laut pada umunya adalah nelayan dan sebagian lagi bertani.Menurut keterangan para sepuh di Ujungalang, masyarakat yang tinggal di Ujungalang selalu menggunakan istilah tempat tinggalnya dengan "turu kampilan banyu, selimutan barat" yang artinya "tidur bantalan air, selimutkan angin".Ya, secara historis memang Ujungalang berada di tengah-tengah laut yang pada awalnya adalah menempati rumah-rumah panggung di atas air. Namun, seiring perubahan waktu dan terjadinya proses sedimentasi yang teru-menerus dengan jumlah yang sangat tinggi mencapai puluhan kubik meter persegi setiap tahunnya menjadikan kawasan Segara Anakan mulai dangkal dan pada akhirnya masyarakat tidak lagi menepati rumah-rumah panggung, melainkan rumah-rumah permanen.Dinamakan Ujungalang karena letak desa ini berada dalam keadaanΒ malang-malangΒ (melintang). Desa Ujungalang sering disebut juga Mutean dan kata ini memiliki beberapa versi pengertian. Pertama,Β Mutean berasal dari kata Mutiara karena dulu memang di kawasan Kampung Laut memiliki banyakΒ simpingΒ dan kerang tempat dimana mutiara terdapat. Versi kedua adalah Mutean berasal dari kata Mutih. Dimana dulu ada sekelompok kiyai dari Jepara yang singgah di Ujungalang dan berakhir di Goa Masigit Sela Nusakambangan.Apabila bila berkunjung ke Ujungalang, kita bisa menikmatiΒ seafoodΒ yang kaya akan protein dan gizi yang sangat tinggi. Mulai dari kerang totok (jenis kerang lumpur), kepiting, udang, dan ikan belanak yang merupakan khas dari hasil tangkapan nelayan setempat.Ada juga ikan asin yang tanpa bahan pengawet sedikit pun karena memang pengasinannya 100% mengguankan garam. Wajar kalau ikan asin belanak yang ada di sana sangat asin, hal itu agar minyak ikan belanak yang terkandung tidak hilang. Serta menjaga gizi dan protein ikan agar tetap ada.Menyusuri Gua-GuaDi samping wisata kulinerΒ seafoodΒ dengan berbagai ikan, udang kerang dan kepiting, di Ujungalang juga kita bisa berjalan-jalan ke beberapa gua yang ada di Nusakambangan, di antaranya Gua Masigit Sela, Gua Semar, Gua Batu Lawang, Gua Maria, Gua Pintu Gerbang, dan lain-lain. Di sana kita bisa menikmati keindahan gua sambil meminum kelapa muda dengan harga Rp1.000,00 per buah. Menghilangkan dahaga dengan harga yang cukup murah, bukan? Sedangkan di Gua Masigit Sela, kita bisa melihat tempat-tempat yang pernah disinggahi oleh mantan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto serta melihat peninggalan kyai-kyai dari Jepara di Gua Masigit Sela.Gua Masigit Sela banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar Kampung Laut. Ada yang dari Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan sebagainya. Gua Masigit Sela begitu identik dengan 'pesugihan'. Tidak heran apabila pada hari-hari tertentu atau bulan-bulan tertentu, gua ini banyak dikunjungi masyarakat dari luar Kampung Laut.Keindahan Pulau Nusakambangan dapat dilihat dengan kasat mata. Dan, kita bisa menginjakkan kaki di sana untuk menghirup udara segar. Terlebih kawasan Nusakambangan dan sekitarnya masih sangat hijau dan alami.Saat berada di Ujungalang Anda tidak perlu khawatir barang-barang bawaannya hilang atau dicuri orang karena di Ujungalang tidak ada maling, copet, apa lagi perampok. Di sana, satu rumah dengan rumah lain, satu orang dengan orang lain sudah seperti keluarga sendiri. Tidak ada rasa saling curiga, tidak ada ancaman dan lain-lain. Sebagai tambahan informasi, apabila kita sampai di Ujungalang, seorang tamu tidak diperbolehkan langsung istirahat terutama tidur setelah perjalanan jauh. Hal itu dianggap sebagai pantangan bagi tamu. Konon, ada seorang tamu yang datang ke salah satu rumah di Ujungalang yang langsung istirahat kemudian meninggal dunia sehingga masyarakat menjadikannya sebagai sebuah 'peringatan'.Nah, mumpung lagi liburan, ayo berwisata ke Kampung Laut Pulau Nusakambangan. Bagi yang ingin jalan-jalan ke Kampung Laut, singgahlah ke Ujungalang, salah satu desa di Kampung Laut yang bisa ditempuh dengan menggunakan kapal trayek. Sampai di Desa Ujungalang, Anda bisa menghubungi Pak Sumarno Kadus (081548870355) atau datang langsung ke rumahnya.Β 
Hide Ads