Perjalanan Bali, Banyuwangi, dan G-Land

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjalanan Bali, Banyuwangi, dan G-Land

Lousje Huwae - detikTravel
Kamis, 29 Sep 2011 12:15 WIB
Jakarta - Memulai perjalanan dari Bali, saya mengikuti trip surfing yang disediakan oleh pihak manajemen G-Land Joyo Adventure & Surf Camp, tepat pukul 23.00 WIT saya meninggalkan Legian menuju Banyuwangi yang memakan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan.Tepat pukul 03.00 WIB saya sampai di kantor G-Land di Karetan, istirahat sampai pukul 05.00 WIB, dikarenakan saya ikut mengantar rombongan sampai ke desa nelayan yang bernama Grajakan. Saya memutuskan untuk bermalam di Jajag, hotel tempat saya menginap adalah hotel yang nyaman, bersih, serta berlokasi di "surga kuliner" khas Banyuwangi.Pukul 05.30 WIB, rombongan dari PT Plengkung Indah Wisata datang bergabung dengan saya untuk masuk ke G-Land melalui jalan darat. Tepat pukul 06.30 WIB saya memulai perjalan untuk menyusuri Jalan Raya Grajakan, melewati Karetan, dan G-Land's Transit Office. Kemudian berbelok ke kiri di Banyuwangi lebih awam dengan arah mata angin untuk menuju konservasi hutan mangrove. Sampai di sana saya disuguhkan oleh pemandangan hutan bakau yang belum terpolusi apapun. Aneka jenis unggas bertebaran di pinggir rawa, nelayan mencari kepiting, udang, maupun simping.Kemudian saya menyusuri muara sungai Segara Anakan. Suasana ngeri yang saya dapatkan saat masuk ke dalam hutan bakau.Β Dari hutan bakau, saya, dan rombongan Surabaya makan pagi di desa yang ada di sekitar hutan bakau. Masakan yang disiapkan adalah soto ayam kampung yang nikmatnya tiada tara ditambah dengan teh manis hangat yang menghangatkan suasan pagi yang dingin ini.Sehabis makan, saya melanjutkan perjalanan menuju konservasi penyu. Perjalanan kali ini saya melewati hutan jati milik Perhutani. Di sanalah masyarakat sekitar ikut menjaga hutan serta menikmati hasil hutan, dan tercengang dengan apa yang saya temukan. Pantai yang luar biasa indah meskipun panas matahari yang menyengat tidak menyurutkan keinginan untuk melakukan foto session. Tapi, sayangnya penyu sedang tidak available alias bukan musimnya.Pihak Plengkung mengajak saya ke konservasi banteng. Savana yang sedang diselamatkan oleh pihak Taman Nasional Alas Purwo, ternyata banteng itu besar dan senang leyeh-leyeh.Dan, perjalanan saya untuk masuk ke G-Land berawal dari pintu gerbang Pancur yang terdapat gua-gua untuk wisata batin serta sumber air awet muda (nah ini yang saya cari, biar tidak ke dokter kulit untuk perawatan wajah).Setelah meregangkan badan akibat jalan yang semi off road. Sayapun mulai masuk ke dalam Taman Nasional Alas Purwo yang terkenal. Pertama kali kesannya memang mistik dan angker, ternyata hutan yang beragam aneka tanaman tropis, didominasi oleh rumpun bambu, menyimpan banyak sekali binatang yang kita "hanya" melihat di Taman Safari atau di Ragunan.Merak yang sedang memekarkan ekornya, beraneka ragam burung, tupai, dan segerombolan monyet iseng duduk-duduk di pinggir jalan. Pukul 16.30 WIB saya tiba di G-land. Melewati alas rumpun bambu, serta pohon-pohon besar di kanan-kiri jalan. Jalan yang berliku-liku semua terbayar dengan suara gemuruh ombak besar yang digilai para surfer.Pihak G-Land Joyo Adventure & Surf Camp menyambut saya dengan ramah, Mr. Subo atau Mr. Bobo mengantarkan saya mengelilingi camp yang terkesan hommy dan unik. Bangunan bungalownya terbuat dari bilik atau gedhek, dan bisa disebut juga sesek. Saya pikir udara pantai di G-Land panas seperti yang saya rasakan saat menginap di pantai. Ternyata airnya dingin yang pasti bisa bikin saya nggak kepingin mandi. Jangan salah, kalau malam tempat ini bisa sangat dingin.Pagi berikutnya saya ikut staff G-Land naik mobil gerandong yang tidak ada STNKnya. Bagimana tidak, mesinya terbuat dari mesin traktor untuk membajak sawah. Dan, akhirnya saya harus mengakhiri perjalanan untuk kembali ke Jakarta.Menggunakan speed boat setelah makan pagi, saya menginjakan kaki di Grajakan di mana perahu nelayan yang berwarna-warni bersandar. Biarpun badan serasa rontok tapi terbayar dengan yang saya dapat selama perjalanan dari Bali--Banyuwangi--G-Land--Bali. Saya akan kembali bertemu dengan camp crew yang lugu dengan bahasa inggris yang berantakan. Bertemu dengan "Kampret" monyet iseng yang sering nangkring di pohon dekat dapur atau sekadar mengingat ombak yang besar dan tinggi. (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads