Kawah Gunung Ijen, Keindahan Alam dan Pabrik Belerang

- detikTravel
Selasa, 25 Okt 2011 12:07 WIB
Gunung Meranti
Jakarta - Letak Gunung Ijen diapit oleh tiga kota di Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo. Namun, kawah Gunung Ijen sendiri terletak di dua wilayah, yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung Ijen termasuk salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian 2.443 meter dpl. Perjalanan menuju cagar alam kawah Gunung Ijen dapat melalui 2 (dua) rute, yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Masing-masing rute tersebut menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Rute dari Banyuwangi misalnya akan melewati Desa Licin dan Jambu untuk bisa mencapai ke kawasan Gunung Ijen. Namun, ketika memasuki jalan di Gunung Meranti, Anda akan menemui jalan-jalan yang kondisinya rusak parah sepanjang kurang lebih 2 km sehingga dapat membuat kesulitan bagi pengendara sepeda motor yang kurang terbiasa dengan medan jalan yang rusak. Apabila melalui rute Bondowoso, Anda akan melewati daerah Tapen dan Sempol. Kondisi jalan yang melalui Bondowoso juga masih rusak tapi tidak separah yang dari arah Banyuwangi dan panjang jalan yang rusak kurang lebih 20 km. Rute dari Bondowoso ini dengan kondisi jalan yang rusak tidak diimbangi dengan tersedianya tukang tambal ban sehingga dapat merepotkan pengendara sepeda motor, lain halnya rute dari Banyuwangi yang masih lumayan banyak tukang tambal ban. Selain itu juga masih seringnya kendaraan baik sepeda motor dan truk yang melintasi daerah tersebut. Keindahan Alam Cagar alam kawah Gunung Ijen memang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik, selain karena wisata aktivitas penambang belarang, tetapi juga karena alamnya yang masih alami. Di kawasan cagar alam kawah Gunung Ijen akan ditemui tanaman-tanaman buah yang dapat dinikmati dan juga tanaman edelweis atau dikenal dengan bunga abadi, selain itu di sana juga akan menemui hewan-hewan liar, seperti ayam hutan, berbagai jenis burung-burung, dan juga apabila lebih beruntung akan dapat melihat leopard. Sebelum memulai perjalanan ke puncak kawah Gunung Ijen, para pengunjung diharuskan melapor ke pos pengawasan. Di sekitar pos pengawasan tersedia pondok-pondok penginapan yang diperuntukkan untuk para pengunjung yang ingin beristirahat. Para pengunjung yang ingin mendaki hingga ke puncak kawah Gunung Ijen yang berjarak 3 km, biasanya memilihi berangkat pada pukul 02.00 WIB. Mereka berharap dapat melihat indahnya matahari terbit dari puncak kawah. Selama perjalanan ke puncak kawah Gunung Ijen, medan yang harus dilalui oleh para pendaki adalah jalan berbatu (kerikil) dengan kecenderungan kemiringan jalan bervariasi ada yang hampir mencapai kemiringan 45º, sehingga membutuhkan fisik yang ekstra kuat untuk dapat mendaki hingga ke atas puncak. Namun, tidak perlu khawatir karena pada ketinggian 2.214 MDPL akan menemukan pondok yang sering digunakan oleh para penampang untuk beristirahat dan juga menimbang berat belerang yang dibawa. Sesuatu yang luar biasa apabila melihat aktivitas para penambang belerang yang harus memulai mengangkut belerangnya dari pagi buta hingga malam menjelang. Kawah Gunung Ijen memang terkenal dengan penghasil belerang, hal itulah yang membuat para turis mancanegara rela datang ke kawah Gunung Ijen untuk melihat aktivitas para penambang belerang. Para penambang silih bergantian mengangkut belerang dari kawah ke pondok penimbangan belerang lalu diangkut kembali ke pondok penimbangan akhir yang berada di bawah puncak (disekitar pos pengawasan) hingga akhirnya di bawah oleh truk untuk dikirim dan diolah. Pabrik Belerang Perjuangan yang begitu besar apabila melihat aktivitas para penambang belerang yang setiap hari harus mengangkut 2 (dua) bakul belerang yang beratnya dapat mencapai kurang lebih 90 kg. Dan, setiap kilogramnya hanya dihargai Rp620,00 setiap kilogram belerang yang dibawa oleh para penambang akan dipotong sekitar 5 kg. Perhitungan matematisnya, misalnya satu penambang membawa 90 kg, akan dipotong 5 kg, sehingga yang didapat sekitar 95 kg, lalu dikalikan dengan Rp620,00, (95 kg x 620) akan didapat Rp58.900,00 untuk sekali angkut. Aktivitas penambangan di kawah Gunung Ijen memang sudah dimulai sejak tahun 1960-an, dalam kurun waktu tersebut hingga sekarang telah berpuluh-puluh kilogram bahkan mungkin mencapai puluhan ton belerang yang telah diangkut dari kawah. Tidak salah kalau kawah Gunung Ijen dapat disebut dengan pabrik belerang. Kebutuhan industri (kimia, kosmetik, pabrik gula, dan lain-lain) yang besar akan manfaat dan fungsi belerang menjadi daya tarik penambangan belerang di kawah Ijen. Satu hal yang menarik dan mungkin juga menyedihkan adalah para penambang tersebut telah melakukan penambang dari mereka usia remaja (14-16 tahun) dan biasanya usaha ini dilakukan turun menurun dalam satu keluarga. Risiko yang dihadapi oleh para penambang juga sangat besar mulai dari semburan asap belerang yang beracun hingga terjatuh ke dalam jurang gunung, mereka pertaruhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.


(travel/travel)
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork