Jakarta - Sabtu,22 Oktober 2011Setelah selesai makan, perjalanan pun kami lanjutkan menuju Wonosobo via Purbalingga dan Banjarnegara. Setelah 50 menit pejalanan tepatnya pukul 01.30 WIB, kami semua merasa ngantuk dan tidak ada yang kuat untuk menyetir (mungkin efek dari kenyang enaknya tidur). Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat disebuah pom bensin yang berada di Banjarnegara. Dan, tidak lama kemudian kami semua terlelap di dalam mobil. Tidak terasa sudah 2 jam kami tertidur. Kemudian kami pun memulai kembali perjalanan, 30 menit kemudian kami sampai di Wonosobo dan mampir kesebuah minimarket untuk membeli cemilan. Perjalanan pun dilanjutkan menuju Dieng dan akhirnya kami sampai pukul 04.40 WIB.Kami mencari tempat penginapan yang pas dan akhirnya menemukan sebuah homestay bernama Dieng Pass. Jam 5 subuh kami sudah chek-in. Setelah medapat kamar yang pas dengan fasilitas double bed untuk berempat, kami langsung tertidur lelap tapi tidak lupa saya untuk shalat subuh dahulu dan bersyukur telah sampai dengan selamat. Kami tertidur sampai pukul 10.30 WIB. Suhu pada siang itu sekitar 18 derajat Celcius. Begitu sejuk bagi kami yang biasa tinggal di daerah dataran rendah. Setelah tertidur kami pun bergantian mandi, begitu segarnya udara ini membuat kami merasa kembali mengantuk dan tidur lagi.Waktu sudah menujukan jam 2 siang, kami pun bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan. Lokasi pertama yang akan kami kunjungi adalah Telaga Warna Dieng. Untuk memasuki tempat ini, wisatawan perlu membayar karcis masuk seharga Rp5.000,00. Di dalam tempat wisata ini terdapat sebuah telaga berwarna biru tua, muda, dan hijau tapi sayang, pada saat ini kondisi airnya sedang surut mungkin pengaruh kemarau panjang akhir-akhir ini. Selain telaga, lokasi wisata ini juga terdapat gua-gua peninggalan zaman dulu dan tempat-tempat yang berbukit. Kami pun menikmati wisata alam ini dengan ditemani udara yang sangat sejuk, walau terkadang tercium seperti bau kentut dari sisa-sisa belerang yang berada dekat dengan telaga dan pemandangan yang asri dan menyejukan hati. Tidak lupa sesi narsis pun sudah dimulai, bermodalkan kamera Odoy dan tripodnya kami pun narsis dengan alam.Dari telaga warna kami melanjutkan wisata sejarah ke kawasan komplek Candi Arjuna yang sangat bersejarah. Saya kurang begitu hafal dengan sejarah candi ini, jadi saya hanya menikmati pemandangan alamnya yang berupa hamparan gunung karena candi ini terletak di lembah dan udaranya sangat sejuk. Subhanallah sekalilah pemandangannya.Waktu sudah menujukan pukul 17.30 WIB dan langit pun sudah mulai gelap, saatnya kita beranjak dari candi. Selanjutnya adalah wisata kuliner karena perut sudah keroncongan. Tidak jauh dari homestay kami, ada sebuah warung sate. Dan, kami pun membeli sate kambing dan ayam serta gule kambing. Istimewanya daging yang digunakan di warung sate ini sangat gurih dan tidak tercium bau kambing (mungkin kambing muda) dan bumbu gulenya lengkap dengan rempah-rempah khas Indonesia. Keistimewaannya ini membuat masakannya sangat enak. Recomended bangetlah kalau kalian ke Dieng harus mampir ke sini.Perut kenyang damailah kita dengan segala kenikmatan yang Allah berikan. Ketika menuju homestay hujan rintik-rintik perlahan turun dan membuat suasana semakin dingin saja. Menurut cerita kalau hujan terus menerus suhu udara bakal sampai 4 derajat Celcius, waw, bakal dingin sekali karena saya belum pernah merasakan suhu sampai segitu. Untunglah hujan hanya sekitar satu jam saja, jadi suhu pada saat itu hanya berkisar 14 derajat Celcius. Meskipun begitu tetap saja kami merasa dingin dan selalu ingin meringkuk di balik selimut .
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?