Jakarta - Pepohonan tinggi dan rindang, kesejukan, bau tanah basah, serta suara serangga hutan di atara gemercik air membuat saya merasa seakan bukan sedang berada di Pulau Timor yang alamnya berbatu dan kering karena sinar matahari yang terik.Menurut masyarakat sekitar, dahulu hidup seorang nenek bernama Luan. Di lahan tempat tinggal nenek ini terdapat beberapa sumber mata air. Sumber air ini tidak pernah kering walau pada saat kemarau panjang sekali pun. Masyarakat sekitar dapat memanfaatkan sumber air yang ada di lahan Nenek Luan ini untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari maka dari itulah daerah ini disebut Oeluan. Dalam bahasa bahasa Timor "Oe" berarti air, jadi Oeluan bisa diartikan air dari nenek Luan.Tempat wisata Oeluan ini berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, tepat di sisi jalan trans Kupang-Atambua. Oleh karena itu, tempat wisata ini sangat mudah dicapai.Β Dari Kota Kefamenanu dapat menggunakan ojek dengan ongkos Rp10.000,00 atau kalau mau lebih irit lagi dapat menggunakan bemo (istilah masyarakat setempat untuk menyebut mikrolet) dengan ongkos Rp3.000,00 per orang. Tiket masuk kedalam tempat wisata ini Rp3.000,00 per orang.Β Biaya masuk kendaraan sekaligus biaya parkir untuk sepeda motor Rp3.000,00 mobil pribadi atau angkutan umum kecil Rp20.000,00 sedangkan bus Rp30.000,00.Selain terdapat beberapa sumber mata air yang alirannya membentuk air terjun kecil, terdapat juga kolam renang serta wahana mainan anak-anak. Sayangnya wahana mainan anak-anak sudah tidak terawat, bahkan ada beberapa yang sudah tidak berfungsi. Air kolam renang senagaja tidak dicampur kaporit karena air dari kolam renang tersebut masih dimanfaatkan untuk mengairi area persawahan penduduk yang luasnya sekitar 70 hektar.Sebenarnya lahan tempat wisata Oeluan ini milik Dinas Kehutanan Kabupaten TTU, pengelolaannya sekarang dipegang oleh Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur yang sebelumnya pernah beberapa kali dikelola oleh swasta.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah