Perjalanan ke Indramayu mengunjungi sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah memang penuh cerita. Meski nama sang Maestro sudah menggema sampai ke benua lain, jangan harap penduduk setempat langsung tahu di mana lokasi sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah. Akhirnya kami memilih untuk bertanya dengan menggunakan nama desa tempat sanggar tersebut terpetakan, desa Pekandangan. Yang lebih unik, kira-kira 3 km dari tempat tujuan kami itu, penduduknya justru lebih familiar dengan tari topeng Aerli Brandon, itupun baru populer belakangan akibat kolaborasi tari antara Aerli dan Brandon dalam acara pencarian bakat yang ditayangkan oleh salah satu stasiun tv swasta. Miris sungguh...
Papan nama sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah hampir terlewatkan oleh kami karena plang-nya yang sangat kecil dan sudah mengelupas. Letak sanggarnya sendiri hanya berjarak sekitar 10 meter dari plang tersebut. Suasana sanggar tampak sepi ketika kami datang dan menyerukan salam. Hanya Aerli, cucu mimi Rasinah, dan ibundanya, ibu Wacih, yang menyambut kedatangan kami. Tak berapa lama datang beberapa pengurus sanggar lainnya. Salah satunya Ade, suami Aerli.
Dalam beberapa saat kami sudah terlibat obrolan hangat. Sambil kami mengamati isi sanggar yang sederhana tetapi sejuk, Ibu Wacih, putri semata wayang Mimi, bergantian dengan Aerli mengisahkan perjuangan sanggar Mimi Rasinah dalam mempertahankan tradisi dan budaya. Ade menambahkan, bagi mereka tari topeng adalah warisan adiluhung yang harus dijaga kelestariannya. Namun mereka menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap usaha mereka ini. Setidaknya menghargai apa yang telah mereka lakukan adalah untuk mempertahankan identitas bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raga Mimi Rasinah boleh jadi sudah bersatu dengan tanah. Namun warisannya yang tak ternilai mengingatkan kita bahwa Indonesia pernah memiliki seorang Maestro Tari Topeng, Mimi Rasinah.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!