Di tengah persawahan yang semilir ini ku buka lembaran halaman-halaman netbookku, ku sipkan jiwa raga ini untuk menciptakan sebuah sejarah baru bagi diriku, yang akan mengubah seluruh hidupku selamanya. Aku buka internetku, aku ingin melacak awal perjalananku. Oks ... Aku memulainya dengan membuat jalur melalui Google Maps. Aku memulainya dengan Ungaran-Semarang s.d Kajen-Pekalongan.
Sesaat aku bimbang, motor bebekku ini, apa mampu mengikuti jejak langkahku melewati medan-medan yang berat dan penuh resiko, plus kamera hp murahan ini, mana mungkin bisa merekam gambar-gambar elok yang akan aku temui. Tapi tak apalah dengan modal pas-pasan apa boleh buat. Aku starter motorku dengan bekal makanan ringan seadanya di ranselku, aku memulai perjalananku. First, aku mulai melewati daerah-daerah penduduk yang sepi di daerah Gunungpati Semarang, sesaat aku melewati hiruk pikuknya kesibukan penduduk di pasar gunungpati, walaupun tak seramai di mall-mall, aku yakin pasar ini adalah jantung kehidupan bagi warga setempat, kulihat begitu antusias warga menjajakan barang dagangannya. Ada alat-alat dapur, jajanan pasar, buah-buahan penduduk, toko bangunan, bakso kaki lima, plus tukang cukur rambut juga tersedia, tentunya bukan penata rambut di salon mewah yang penuh dengan fasilitas-fasilitas modern dengan harga mahal. Tukang cukur ini cukup menempel di sebuah pohon rindang, tapi senyum tukang cukur ini membuat aku lupa dengan dunia.Β
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersambung ...
Β












































Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina