Selamat Datang di Jantung Sulawesi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Adhadi Praja|5224|SULTENG|33

Selamat Datang di Jantung Sulawesi

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Rabu, 13 Jul 2011 13:40 WIB
Jakarta -

Perjalanan pertama menuju tanah sulawesi dimulai ketika pesawat garuda Indonesia terbang meninggalkan bandara internasional Soekarno-Hatta. Saya dan Inka (tim 17 petualang ACI) akan memulai petualangan kami di Sulawesi tengah. Setelah hampir kurang lebih 2 jam mengudara, akhirnya kami tiba di bandara internasional Hasanudin makassar untuk transit dan juga untuk menaikkan penumpang yang hendak menuju kota palu.

Setelah 20 menit beristirahat, pesawat meninggalkan bandara Hasanudin Makassar yang kemudian menuju Kota Palu. Satu jam mengudara, pesawat perlahan lahan bergerak turun dari ketinggiannya. Perlahan- lahan bukit dan gunung yang membentengi kota Palu mulai tampak, begitupun Teluk Palu yang menjorok ke arah ibu kota sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan pesonanya.

Pukul 17.15 Waktu Indonesia bagian tengah, roda si burung besipun menyentuh landasan terbang dan mendarat dengan sempurna di Bandara Mutiara, Palu. Kedatangan kami di Kota Palu disambut dengan lembayung senja di ufuk barat. Kota Palu bukanlah kota metropolitan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya ataupun ibu kota propinsi tetangga, Makassar. Kota ini begitu lengang, tak ada kemacetan dan tak ada kebisingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kota ini begitu damai dan bersahaja.Belum sempat kami mengeksplor kota Palu kami harus melanjutkan perjalanan menuju Donggala. Donggala merupakan sebuah kabupaten yang berada di barat laut KOta Palu, jarak kota ini relatif dkat hanya dibutuhkan waktu 1 jam saja untuk bisa sampai di kota yang terkenal akan kerajinan tenunnya ini. Perjalanan menuju Donggala adalah perjalanan menyusuri Teluk Palu, karena jalan raya yang menghubungkan KOta Palu dengan Donggala berada di bibir Teluk Palu. Namun sayang karena perjalanan kami dilakukan pada saat matahaari telah tenggelam maka tidak banyak hal yang dapat kami lakukan.

Suasana di daerah ini juga sangat sepi ketika malam tiba sehingga tidak banyak momen-momen yang bisa diabadikan. Selain sepi, fasilitas penerangan di sepanjang jalan yang juga merupakan jalur trans-sulawesi ini cukup minim sehingga cukup rawan untuk dilintasi kendaraan pada malam hari. Pukul 20.00 waktu setempat kami tiba di Donggala dan bermalam di salah satu penginapan sederhana namun nyaman yang ada di pesisir pantai Tanjung Karang.

Kami sudah tidak sabar ingin menikmati 14 hari petualangan di Sulawesi Tengah

(travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads