Setelah bermalam di Perkampungan Tapin Bini, Tim Kalteng dan Kalsel melanjutkan petualangan pada tanggal 13 Oktober 2010 untuk kembali mencari kekayaan alam Kalimantan yang belum pernah kami temui. Untuk itu kami harus kembali melintasi Sungai Lamandau kurang lebih 90 menit untuk sampai di Desa Nangabulik, sebelum nantinya akan menggunakan jalur darat selama kurang lebih 2 jam bila ingin sampai di Pangkalanbun.
'Seperti ingin memeluk bulan apalah daya tangan tak sampai'.Berharap dapat melihat hal-hal yang indah dari tepian Sungai Lamandau sambil mengucapkan salam perpisahan dengan alam sungai ini, kami malah tersentak sedih ketika melihat pemandangan yang 'tak sedap di mata'. Bagaimana tidak tersentak, jika ratusan gelondongan kayu berukuran besar dari hasil penebangan pohon, sengaja di hanyutkan sambil digiring oleh tiga kapal besi menuju dermaga. Tragis!
Sungguh tragis karena informasi yang kami terima dari pemilik speedboat yang kami tumpangi menyebutkan walaupun penebangan tersebut legal karena telah mendapat izin dari pemerintah, tetapi penanaman ulang yang dilakukan sebagai pengganti pohon yang ditebang justru tidak sesuai dengan yang diinginkan. Karena hutan yang telah di 'gunduli' dengan alasan kebutuhan industri sandang untuk masyarakat Indonesia itu tidak lagi dikembalikan menjadi hutan lagi, tetapi malah seketika disulap menjadi perkebunan sawit yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, tetapi menjadi kerugian besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!