Β
Pulau Biak dan Pulau Supiori adalah dua dari sembilan puluh dua pulau terluar Indonesia. Di bagian utara kedua pulau ini, terpampang dengan gagah Samudra Pasifik. Negara Filipina, Palau dan Papua Nugini adalah tiga negara yang berbatasan langsung dengan ujung timur-laut Indonesia ini. Tapi, laut lepas yang bebas diarungi kapal-kapal internasional lah yang menjadi tantangan tersendiri.
Β
Dua hari menyusuri bagian utara kedua pulau ini, 14 - 15 Oktober 2010, kami menyempatkan diri ke setidaknya empat pantai yang kerap didatangi wisatawan. Teluk Wabudori di Supiori Utara, Pantai Warsa, Pantai Weri dan Pantai Korem di Biak Utara. Berita baiknya, keseluruh pantai ini bisa dikunjungi dalam satu hari kunjungan saja, apalagi jika Anda memulai perjalanan dari Pulau Supiori.
Β
Pagi hari, berkayak sambil menyaksikan matahari perlahan naik di ufuk timur Teluk Wabudori sungguh menyenangkan. Perairan teluk sangat tenang dengan kedalaman tak lebih dari dua meter. Cukup aman untuk dijelajahi bahkan tanpa pemandu sekalipun.
Β
Beranjak siang, pacu kendaraan ke Teluk Sorendiweri. Teluk ini sebenarnya adalah pertemuan Pulau Supiori dan Pulau Biak. Di bagian Pulau Supiori, ada sepotong pantai putih dengan air yang jernih: perpaduan sungai dan laut. Beli makan siang di rumah makan terdekat dan nikmati di pantai ini.
Β
Selepas makan siang, nikmati angin semilir Pantai Warsa. Pantai lebar ini sempat tergerus abrasi hingga akhirnya dijaga dinding beton. Walau begitu, keaslian pantai tetap terjaga dengan baik. Ombak Samudra Pasifik sudah mulai terasa, tapi nampaknya belum cukup kuat untuk memuaskan penggemar surfing. Satu lagi, di sini tidak ada fasilitas apapun. Jadi, bawa sendiri perlengkapan berenang Anda.
Β
Sebelum sore, sempatkan ke Pantai Weri yang sangat sepi. Pantai ini lebih terpelihara. Beberapa pondok berdiri untuk pengunjung yang ingin bersantai. Teluk kecil yang membentuk pantai sepanjang kurang lebih satu kilometer ini sungguh pas untuk bermalas-malasan.
Β
Pantai terakhir di bagian perjalanan di utara Pulau Biak ini adalah Pantai Korem. Tidak ada hubungannya dengan militer, pantai ini sayangnya tercemari penambangan pasir. Padahal, pasir berwarna putih kekuningan sungguh kontras dibandingkan pantai-pantai putih di sekeliling Pulau Biak. Bisa dibayangkan betapa indahnya menghabiskan sore di Pantai Korem, tanpa kehadiran truk dan aktifitas menambang pasir.
Β
Sore itu, Tim Unyu-Penyu Papua 1 menghabiskan sore di Pantai Korem. Kami berbincang dengan seorang ibu penjual kelapa muda yang sedari pagi tak juga mendapatkan pengunjung. "Tak banyak pengunjung yang datang. Saya malah takut penjajah Jepang datang lagi," katanya terkekeh.
Β
Alasan yang berlebihan, mungkin itu yang langsung kita pikirkan. Tapi, berdiri di Teluk Wabudori, Teluk Sorendiweri, Pantai Warsa, Pantai Weri dan Pantai Korem, membayangkan enam atau tujuh puluh tahun lalu, pantai-pantai ini menjadi saksi pertempuran empat bangsa mempertahankan ego-nya. Kini, wisata emosional menjual sensasi berada di garda depan pasukan penjaga negeri dijual dengan apik oleh keempat pantai utara Pulau Supiori dan Pulau Biak.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!