Menatap Gunung Kerinci dalam kedinginan udara pagi hari membuat hasrat untuk mendaki gunung tersebut semakin mengebu-gebu. Menapaki gunung tertinggi di Pulau Sumatra dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut (m dpl), puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua, dan gunung berapi tertinggi di Indonesia menjadi salah satu agenda besar dalam hidup saya. Gunung ini masih aktif, tercatat terakhir kali meletus pada tahun 2009.
Mecapai Gunung Kerinci dapat ditempuh melalui dua rute perjalanan. Pertama, rute Padang, dari Padang naik bus umum jurusan Padang-Sungai Penuh kemudian turun di desa Kersik Tuo. Kedua, Rute Jambi, dari Jambi naik bus ke kota Muara Bungo lalu dilanjutkan dengan mini bus sampai ke sungai penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Jika ingin mencari rute yang cepat, disarankan berangkat dari Padang. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Namun, rute Kersik Tua lebih umum dipakai oleh para pendaki.
Jalur pendakian Gunung Kerinci sangatlah menantang, berdasarkan informasi dari balai Taman Nasional Kerinci Seblat, karakteristik jalur pendakian sangat lengkap, mulai dari jalan beraspal dan landai, jalur bekas aliran air, dan tanjakan terjal dengan kemiringan 60 derajat. Jalur menuju puncak setelah batas vegetasi berupa jalur pasir dan batu cadas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai puncak, pendaki harus melewati shelter 4 (3351 m dpl) yang merupakan batas terakhir vegetasi. Pemandangan dari puncak Kerinci sangat indah akan membayar lunas keletihan pendakian. Kita bisa melihat hamparan Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh yang berada diatas puncak Gunung Tujuh.Di bagian selatan terlihat Lubuk Gadang dan Muara Labuh dan di arah barat terlihat Samudera Hindia.
Dalam hati saya berjanji. Gunung Kerinci harus saya tapaki.Β
Komentar Terbanyak
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom
Tanduk Raksasa Ditemukan Warga Blora, Usianya Diperkirakan 200 Ribu Tahun