Seabad kemudian Banda menjadi tempat manuver strategis dan pertempuran sengit perusahaan perdagangan Inggris dan Belanda untuk mendapatkan Kontrol monopoli perdagangan pala dan rempah rempah.
Puncaknya pada tahun 1621 VOC di bawah komando Gubernur Jendral JP Coen melakukan pembantaian para orang orang berpengaruh di Banda dan merebut kepulauan Banda sehingga memaksa lebih dari 90% orang Banda melarikan diri dari Banda.
Siapa menyangka pada masa lalu Banda merupakan sebuah Ibu Kota Propinsi, kini kita bisa menyaksikan bangunan bangunan sisa kejayaan dan penderitaan Banda pada masa lalu.
Hari terakhir setelah mendaki puncak tertinggi di Banda kami memyempatkan berjalan jalan di kota tua Neira mengunjugi bangunan bangunan tua diantaranya Benteng Belgica yang dibangun pada tahun 1617, berbentuk persegi lima dimasing masing sudutnya terdapat menara dan ditengah tengah benteng terdapat pintu terowongan sepanjang 126 meter menuju benteng Nasau yang berada di tepi pantai, Benteng Belgica ini terawat dengan baik.
Kemudian Istana Mini yang merupakan tempat kediaman Gubernur jendral VOC, istana ini bentuknya mirip dengan Istana Bogor sehingga masyarakat menyebutnya istana mini, tahun pembuatanya tidak diketahui.
Selain Benteng Belgica disini juga terdapat Benteng Nasua yang dibangun tahun 1609 diatas reruntuhan benteng Portugis, didekat Benteng Nassau terdapat Monumen Perigi Rante untuk mengenang peristiwa pembantaian Orang Kaya Banda oleh Belanda.
Gereja Tua yang dibangun pada tanggal 20 April 1873 diatas pusara 30 orang serdadu Belanda yang gugur dalam perang menaklukan Banda, jadi pada lantai gereja terdapat batu nisan para serdadu ini lengkap dengan identitasnya.
Di Kota Tua Neira ini juga terdapat bangunan bangunan yang dipakai sebagai rumah pengasingan Bung Hatta, Bung Sjahrir, Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Mr. Iwa Kusuma Sumantri.
Banda tidak saja meninggalkan kenangan masa lalu kaum kolonial namun juga arsitektur bergaya Eropa, berjalan jalan di kota Tua Neira seolah kita sedang berjalan jalan dalam romantisme masa lalu, sayang esok kami harus meninggalkan Banda dalam hati saya berjanji suatu sat pasti kembali lagi ke Banda, kembali kedalam romantisme pelukan Banda yang eksotis.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!