Setibanya disana kami langusng menemui kepala desa (ondofolo) yaitu Bapak Jack Wally. Kami disambut dan dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya yang sederhana. Terlihat beberapa orang anak dan cucu bapak Jack ada di rumah itu, mereka santai saja sambil terus menonton televise saat kami datang dan duduk di ruang tamu.
Ayos memulai percakapan dengan pertanyaan. Meluncurlah cerita demi cerita dari mulut sang Ondofolo, dari mulai mitos keturunan buaya hingga nama salah satu grup band ibukota kesukaannya, Wali. Ondofolo suka karena persamaan pengucapan dengan fam dari Pak Jack, yaitu Wally.
Pak Jack mulai bertutur mengenai sejarah mengapa desa ini dinamakan Babrongko. Konon, ketika orang Portugis masuk pertama kali ke desa tersebut mereka melihat banyak orang-orang yang terluka sekembalinya dari medan perang yang ditempatkan di suatu balai. Melihat orang-orang terluka tersebut orang Portugis bertanya,βKenapa kalian terluka?β dan penduduk lokal pun menjawab,βBabelo!β yang berarti perang dalam bahasa setempat. Sedangkan balai adat yang sering digunakan untuk melakukan rituan sebelum perang disebut βonngoβ. βKarena dua kata tadi, maka orang Purtugis menyebutnya dengan βbabrongkoββ, kata Pak Jack.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pak Jack bercerita bahwa ia dulu bertugas di Jayapura sebagai tenaga medis, membantu dokter-dokter yang datang dari Jawa dan Sumatera. Karena minimnya tenaga pengobatam, maka ia sering ditugaskan untuk membawa obat-obatan bagi penduduk suku-suku yang berada di pedalaman. Namun tak jarang, dalam melaksanakan tugas tersebut dia menghadapi perlakuan kasar dari anggota gerakan pengacau keamanan, ujar Pak Jack sambil menunjukkan bekas luka diperutnya.βIni saya dapatkan ketika saya di sekap dan disiksa oleh Gerakan Pengacau Keamanan di hutan,β katanya.
βMereka tak perduli dan terus menyiksa, walaupun sudah dijelaskan bahwa saya hanya bertugas sebagai paramedis untuk kasih obat-obatan. Tapi tetap saja saya di tahan dan disiksa. Semua pengalaman itu dianggapnya sebagai cobaan kecil sebagai bahagian dari pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa di dunia ini.
Raut muka Jack Wally ini terlihat sudah banyak mengalami berbagai pengalaman dalam hidupnya. Sebagai penerus ondofolo terdahulu dia hanya mencoba untuk menjaga semua tradisi yang pernah didapatkan dari ayahnya dan ini juga yang akan diturunkan kepada anaknya sebagai sebagai ondofolo berikutnya.
Terima kasih, Pak Jack yang sudah bercerita kepada kami. Salam hormat kami padanya, yang menghantarkan kami hingga tempat perahu yang akan membawa kami pulang ke seberang danau.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina