Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gilang Adhipratama|4994|SULUT & MALUT|49

Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik

Gilang Adhipratama - detikTravel
Senin, 28 Feb 2011 12:40 WIB
loading...
Gilang Adhipratama
Sudah tidak jaman perang dengan senjata. Mari berperang dengan kamera.
Badan kapal karam yang masih tersisa di pulau Zum-Zum
Air Kaca, tempat beristirahat dan mandi jenderal Mc. Arthur
plang penunjuk arah ke Landasan Pitu
Menjelajah pulau di perairan Morotai
ugc
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Morotai, Antara Keindahan dan Sejarah di Bibir Pasifik
Jakarta - Membayangkan Morotai pikiran saya langsung tertuju pada masa Perang Dunia II. Dimana kendaraan perang dengan berbagai jenis berseliweran di jalanan Morotai, membayangkan pula deru pesawat tempur membelah langit Morotai.

Lusinan kendaraan perang yang berjajar di tepi jalan hanya ada dalam bayangan saya. Saat tiba di Daruba, Morotai, suasana tidak berbeda jauh dengan Tobelo atau kota-kota kecil lainnya di Halmahera. Rongsok kendaraan perang pun sudah tidak ada. Karena sudah berlalu puluhan tahun juga mungkin. Menurut informasi Morotai lebih ramai saat pulau ini dijadikan basis tempur oleh Jepang pada saat Perang Dunia II daripada sekarang.

Lalu kemana pesawat perang, kapal perang, tank, dan mobil jeep yang dulu berseliweran di Morotai? Ternyata sudah ditenggelamkan oleh Jepang agar kendaraan tersebut tidak dapat dipakai lagi. Kalau mau melihat bekas-bekasnya kita bisa diving di beberapa titik sekitar Morotai dengan kedalam hingga 40 meter.Β 

Pulau-pulau kecil sekitar Morotai sangat indah, diantaranya pulau Zum-Zum dan pulauΒ  Dodola. Pulau yang berpasir putih dan airnya bening. Namun diantara putihnya pasir ada tampak lempengan besi, seperti sisa-sisa perang. Tidak menyangka juga ternyata pulau-pulau kecil yang indah ini pernah menjadi saksi Perang Dunia II.

Selama di Morotai kami berkesempatan berkunjung ke Air Kaca. Mata air tempat beristirahatnya Mc. Arthur yang saat itu menjabat sebagai Jenderal sekutu. Kami juga menyempatkan berkunjung ke Landasan Pitu. Bandara legendaris ini mempunyai 7 buah runway namun kini hanya dipakai 1 runway. 6 lainnya tidak terawat.Β 

Di Morotai kami juga berkunjung ke makam pahlawan dimana pada tugu di makam tersebut ada kalimat yang sangat menggetarkan hati;

TELAH KAMI COBA KOBARKAN KEBERANIAN UNTUK MEREBUT KEMERDEKAAN. KIDUNG PROKLAMASI BERGEMA MENAMBAH SEMANGAT KAMI. KAMI KINI HANYA TULANG-TULANG BERSERAKAN TIADA DAYA. DENGAN SEMANGAT PERJUANGAN KAMI TITIPKAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KEPADA KALIAN GENERASI MUDA.

Morotai memang banyak menyimpan pesona. Pesona bawah laut, pesona kepulauan, dan pesona sejarahnya yang kuat. Sehingga pemerintah setempat yakin untuk mengadakan Sail Morotai 2012.

Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan kapal cepat dari Tobelo ke Daruba. Ada beberapa maskapai penerbangan juga yang mendarat di Morotai, tapi jadwal dan maskapai yang melayani masih tidak tentu.

Morotai adalah pulau yang sederhana. Pulau yang patut untuk dikunjungi. Walaupun jauh tapi akan terbayar dengan kekayaan alam dan kekuatan sejarah masa lalunya.

Hide Ads