Harta Karun Kokas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nadine Chandrawinata|59559|PAPUA BARAT|51

Harta Karun Kokas

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Jumat, 11 Mar 2011 10:55 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
Pelabuhan Kokas
Telapak Tangan Dinding Batu
Masyarakat setempat mempercayai tempat ini sebagai rumah putri laut
Harta Karun Kokas
Harta Karun Kokas
Harta Karun Kokas
Jakarta -

Kokas, Fakfak

Pagi ini, 3 petualang Aku Cinta Indonesia (ACI) mencari β€˜ harta karun’ alias obyek wisata yang menarik. Di pasar Tamburuni yang bersih dan tertata rapih , kita sempat mampir untuk membeli nasi kuning yang seharga 10 ribu. Kata Irfan sang pedamping, saat kita sudah menyeberang akan kesulitan untuk membeli makanan.

Β 

β€œSelamat Datang Kota Pala Perjuanganβ€œ.
Dengan menggunakan johnson atau longboat, kita menelusuri laut berlumpur tepat jam 12 siang. Harga tawar menawar 1.1 juta, membutuhkan bahan bakar 30 liter. Objek pertama adalah mesjid Wertuer, bangunan ini merupakan mesjid tertua yang konstruksinya perpaduan bentuk gereja dan mesjid dengan ukuran persegi empatnya sama. Sudah dibangun sejak 1870 masehi pada masa penjajahan jepang, pernah dibom namun tidak runtuh. Setelah bercakap dengan masyarakat kampung Patimburak, sampai saat ini tempat ibadah ini masih digunakan. Kesederhaan menyatu dengan moto hidup β€œSatu Tungku Tiga Batu”,Β  kerukunan hidup beragama sangat kuat, walaupun penghuni rumah adat tak lebih dari 35 kepala keluarga.

Selanjutnya kita memburu objek wisata ”Telapak Tangan Dinding Batu” yang berlokasi dikampung Fior. Kampung Andamata, memakan 1 jam lebih, kita berpanas-panas ria demi melihat dengan mata kepala sendiri. Menyebrang diantara gugusan pulau karang, membuat kita lebih aktif memotret keindahan ” Pulau Wayag kecil β€œ. Telapak tangan berdarah menjadi salah satu target objek wisata yang harus dikunjungi. Jujur saja, ayah dan tim Papua Barat, sangat penasaran. Memang unik dan butuh perjuangan untuk melihat secara dekat, karena lukisan itu tercoret ditebing yang tinggi. Konon, lukisan ini sudah ada sejak zaman prasejarah. Selain telapak tangan, saya juga melihat lukisan matahari, ikan, kapal, dan beberapa coretan tidak jelas. Orang kapal bertopi menjelaskan bahwa warna bisa awet karna menggunakan pewarna merah dari bahan alami.Β  Melanjutkan ceritanya, ”Tapi dari mulut ke mulut, tangan darah ini adalah orang yang terkutuk oleh nenek /setan Kaborbor”. Wow,memang seru setiap kali kita membahas yang berbau mistis.

Satu lagi cerita mistis, tidak jauh dari lukisan dibatu, sekitar 20 menit, saya melihat kuburan putri laut. Tapi masyarakat percaya itu adalah rumah putri laut. Disekitar kuburan, ada beberapa tengkorak, meja untuk sesajen, serta papan kayu β€˜ Dilarang naik disini tanpa izin lazim’.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari semakin sore, waktunya untuk pulang. Sambil mengarah pulang, kita sempat masuk bangsal bentuk gua Jepang sisa Perang Dunia II. Didalamnya sejuk dan tidak lembab, tapi dengan adanya suara tetesan air terkesan menegangkan dan sedikit menyeramkan.

Selanjutnya, kita memutuskan untuk melihat air terjun Ubadari, distrik Kramongmongga kawasan mesjid Raudatul Jannah.Derasnya air kali serta pecahan tetesan air dari batu kali mengundang untuk bermain air.

Sesampainya di hotel, Pak Umar selaku pemilik Mini Hotel memanggil temannya, Pak Marthin yang bekerja di bidang pariwisata untuk berbagi cerita tentang seluk beluk dari kabupaten FakFak. Kita semua sangat bersemangat, tak terasa sudah jam 3 pagi.

Hari yang melelahkan, segudang cerita akan harta karun Kokas menjadi penuh akan isi obyek wisata, sama seperti arti Kokas sendiri, yaitu ada sesuatu.


Adventure,
Nadine Chandrawinata.

Hide Ads