Menikah dengan Kelapa?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Susan Stephanie|5147|SULBAR & SULSEL|50

Menikah dengan Kelapa?

Redaksi Detik Travel - detikTravel
Kamis, 24 Mar 2011 10:45 WIB
loading...
Redaksi Detik Travel
barisan pohon kelapa di tepi laut
Rosmiati, salah satu penduduk Selayar yang menggunakan pohon kelapa sebagai mahar dalam pernikahannya
pemandangan barisan pohon kelapa dapat kita temui di mana-mana di Pulau Selayar ini
barisan pohon kelapa di tepi laut
Menikah dengan Kelapa?
Menikah dengan Kelapa?
Menikah dengan Kelapa?
Menikah dengan Kelapa?
Jakarta -

Setelah mengunjungi Pantai Bira di Bulukumba, kami pun meneruskan perjalanan keΒ  Pulau Selayar dengan menggunakan kapal ferry dari Pelabuhan Pamatata.
Ternyata Pulau Selayar ini banyak sekali menyimpan cerita-cerita unik dan menarik. Salah satunya adalah peran Pohon Kelapa di dalam kehidupan masyarakat Selayar.

Apa yang unik dari pohon kelapa di Pulau Selayar ini?
Sejak SD kita belajar 1001 manfaat dari pohon kelapa, daging buahnya dimakan atau dibuat santan, airnya diminum atau dibuat nata de coco, daunnya bahan atap rumah dan masih banyak kegunaan lainnya. Tetapi di Pulau Selayar ini, pohon kelapa juga digunakan sebagai mahar dalam pernikahan.

Bagaimana caranya?
Rosmiati atau lebih sering dipanggil Ros saja, salah satu staf di Selayar Island Resort menceritakan pengalamannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menikah, pihak pengantin pria menawaran bentuk mahar yang akan diberikan berupa sebidang lahan yang di dalamnya terdapat sejumlah pohon kelapa. Berdasarkan adat istiadat setempat, 44 pohon kelapa merupakan jumlah minimum untuk dijadikan mahar.

Mahar ini kemudian diberikan kepada pengantin wanita dalam bentuk sertifikat.
Jumlah pohon kelapa ini juga yang akan disebutkan ketika membaca Ijab Kabul nantinya.

Keluarga mertua dari Ros sendiri memang memiliki sebidang lahan pohon kelapa, yang sebagian di dalamnya kini merupakan 44 pohon kelapa milik Ros sendiri.
Setiap hasil panen dari pohon-pohon kelapa tersebut, Ros juga mendapat hasilnya, sesuai dengan jumlah pohon yang ia miliki.

Walaupun banyak orang mulai beralih menggunakan emas, perhiasan, bahkan mobil sebagai mahar, banyak penduduk Selayar yang masih memilih pohon kelapa.
Secara nilai ekonomi pun, pohon kelapa menjadi mahar yang berkelanjutan, karena dapat terus menerus menghasilkan panen jika dikelola dengan baik.

Jadi untuk teman-teman yang mau menikah nanti, cerita ini mungkin bisa menjadi inspirasi. Kalau tidak ada pohon kelapa di wilayahnya, ganti saja dengan pohon mangga, jeruk atau bahkan durian, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Dan yang paling penting, jangan lupa ajak kami ketika panen nanti.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads