Salah satu objek wisata sejarah yang ada di Banjarmasin adalah wisata ke makam seorang pendiri kota Banjarmasin yakni Sultan Suriansyah. Oleh karena itu kunjungan 20 Oktober 2010 ke kota seribu sungai ini juga tidak saya lewati begitu saja tanpa mengunjungi makam Sultan Suriansyah yang sewaktu kecil dikenal dengan nama Pangeran Samudera.
Pertama kali saya menginjakkan kaki di area pemakaman yang tidak jauh dari Sungai Barito ini, saya langsung disambut oleh banyaknya pengunjung yang datang guna berziarah sambil memohon keberuntungan , kesehatan atau niat khusus lainnya yang mereka panjatkan dalam do'a didepan Makam Sultan Suriansyah ini. Saya pun tertarik untuk mencari tahu tentang hal-hal yg bersangkutan dengan pemakaman yang dibangun di atas area yang dulunya adalah Kerajaan Banjarmasin itu sehingga menarik antusias pengunjung yang banyak.
Pangeran Samudera diangkat menjadi raja pada tahun 1526 usai meraih kemenangan setelah memerangi penjajah dari kota yang dulu bernama Bandarmasih, 'Bandar' berarti pelabuhan sedangkan 'Masih' diambil dari kata 'uluh masih' yang berarti orang melayu, sehingga Banjarmasin dapat diartikan pelabuhan orang melayu. Kemenangan yang diraih oleh Pangeran Samudera ternyata tidak diraih dengan begitu saja, tetapi juga dibantu oleh Kerajaan Demak yang sewaktu itu mengutus Syekh Maulana Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Khatib Dayan. Atas bantuan tersebut akhirnya Pangeran Samudera yang sebelumnya adalah Hindu memutuskan untuk masuk Islam dan mengubah namanya menjadi Sultan Suriansyah. Sedangkan tahun diangkatnya beliau menjadi raja dijadikan tahun berdirinya Kota Banjarmasin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal menarik yang saya temui ditempat tersebut adalah keberadaan 'sumur keramat' yang disebut menjadi tempat Sultan Suriansyah mengambil air wudhu. Dari sumur yang konon tidak pernah habis airnya tersebut pengunjung yang berziarah kemudian meminum air sumur tersebut atau juga membawanya pulang untuk dipakai ketika mandiΒ karena dianggap dapat membawa berkah dan juga keberuntungan. Saya pun tergugah untuk mencobanya ketika ditawarkan oleh penjaga makam, hasilnya saya sama sekali tidak merasakan pahit atau bau yang tidak sedap seperti air sumur pada umumnya. Yah, tentunya juga sambil berdoa kepada Allah, agar dapat terpilih sebagai petualang terbaik dan dapat 100 juta, hhee..
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!